Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia belakangan banyak diperkuat pemain naturalisasi. Di Piala Asia 2023 pada Januari 2024, ada tujuh pemain keturunan dan satu pemain naturalisasi.
Beberapa di antaranya adalah Jordi Amat, Justin Hubner, Shayne Pattynama, Elkan Baggott, dan Marc Klok. Kedepan masih ada beberapa pemain keturunan lainnya yang akan disumpah untuk mendapatkan paspor Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Kebijakan tersebut terbilang cukup ironis. Padahal ada beberapa bakat besar yang kini berada di usia emas. Namun mereka tak punya kesempatan membela Timnas Indonesia di era kepelatihan Shin Tae-yong.
Bola.com merangkum ada 4 nama yang kini ada di usia emas, tetapi belum dilirik pelatih asal Korea Selatan tersebut. Dari empat pemain tersebut, dua di antaranya sempat menjadi andalan Tim Garuda di kelompok usia. Selain itu, dua nama lainnya moncer di Liga 1.
Berikut ini empat pemain yang dilupakan Shin Tae-yong untuk membela Timnas Indonesia, meski masih berada di usia emas.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Septian David Maulana (PSIS Semarang/27 tahun)
Septian sempat digadang-gadang sebagai calon playmaker masa depan Timnas Indonesia. Dia merupakan produk dari SAD, program yang memberangkatkan pemain muda di Tanah Air untuk berguru ke Uruguay.
Sejak 2014 hingga 2022, dia menjadi langganan Timnas Indonesia. Sejak dari U-19 hingga level senior. Permainannya sebagai gelandang serang semakin matang. Apalagi dia menjadi pilihan utama ketika bermain untuk Mitra Kukar di usia muda.
Sejak pindah ke PSIS Semarang musim 2019, sebenarnya permainannya makin matang. Bahkan pada musim ini, dia menjabat sebagai kapten tim. Septian tak pernah absen dalam 24 pertandingan Liga 1.
Namun, sejak Timnas Indonesia punya pemain naturalisasi dan pelatih Shin Tae-yong mengorbitkan pemain muda, dia mulai terlupakan. Septian sempat dipanggil STY mengikuti pemusatan latihan pada 2021.
Waktu itu pemusatan latihan ditujukan untuk persipan Kualifikasi Piala Asia 2023. Sayang, Septian gagal masuk daftar pemain Tim Garuda.
Shin Tae-yong lebih memilih gelandang muda, Marselino Ferdinan dan Ricky Kambuaya untuk mengatur serangan tim. Sejak itu, Septian tak pernah lagi berseragam Merah Putih.
Laga terakhirnya bersama Timnas Indonesia terjadi di Kualifikasi Piala Dunia 2022, yakni saat menghadapi Malaysia pada 2019 silam. Ketika itu Indonesia masih ditangani Simon McMenemy.
Â
Advertisement
Ilham Udin Armaiyn (Malut United/27 tahun)
Winger yang satu ini merupakan alumni generasi emas Timnas Indonesia U-19 yang dibentuk pelatih Indra Sjafri. Terakhir, dia bermain untuk Timnas Indonesia saat uji coba melawan Mauritius pada 2018 silam.
Ilham hanya tampil dalam 12 menit dalam uji coba tersebut. Timnas Indonesia waktu itu ditangani pelatih kawakan Danurwindo. Sejak itu, dia tak lagi jadi bagian Tim Merah Putih. Bertepatan juga dengan kepulangannya dari perantauan di Liga Malaysia bersama Selangor FA.
Sepulang dari Malaysia, performanya sedikit menurun. Dia tidak selalu jadi pilihan utama di Bhayangkara FC. Namun, dia menemukan kembali performa terbaik saat bermain bersama PSM Makassar pada musim 2022. Dia tampil dalam 28 pertandingan dan mencetak tiga gol waktu itu.
Namun, Shin Tae-yong tak meliriknya. Termasuk saat Ilham gabung dengan Arema FC musim 2023. Meski mencetak tiga gol dan tampil apik, dia belum dapat panggilan dari Timnas Indonesia.
Kini, Ilham memasuki usia 27 tahun. Sayangnya, di usia emas dia memilih berkarier di kasta kedua bersama Malut United.
Namun, bukan berarti permainannya sudah habis. Dia bermain di Liga 2 demi membela tim daerahnya. Ilham juga lebih dekat dengan keluarga. Bersama Malut United, dia dapat jabatan sebagai kapten tim dan tampil apik.
Jika melihat persaingan di sektor sayap Timnas Indonesia, memang tergolong ketat. Ada Witan Sulaeman, Egy Maulana dan lainnya. Namun, dia masih bisa bersaing dengan para juniornya tersebut, karena Ilham lebih berpengalaman.
Â
Frets Butuan (Malut United/27 tahun)
Nama yang satu ini melejit pada 2018. Pemain yang berposisi sebagai winger itu membela PSMS Medan dan dianggap punya potensi besar kedepan. Tak butuh waktu lama, musim 2019, Persib Bandung merekrutnya.
Membela tim sekelas Persib sebenarnya bisa membuka pintu untuk Timnas Indonesia. Sayang, selama lima musim, dia tak bisa menarik perhatian pelatih Tim Garuda, termasuk Shin Tae-yong. Maklum, Frets tidak selalu jadi pilihan utama di Persib Bandung.
Itu membuat performanya naik turun. Namun saat berada pada level permainan terbaiknya, Frets dianggap sebagai salah satu winger yang paling merepotkan bagi pertahanan lawan.
Dia punya kecepatan dan akselerasi bagus. Musim terbaik Frets di Persib terjadi pada 2021/2022. Dia turun dalam 19 pertandingan dan mencetak tiga gol. Musim ini sebenarnya dia juga tampil apik. Namun, pada paruh musim, Frets harus meninggalkan Persib.
Dia bergabung dengan Malut United di kasta kedua. Lantaran Frets juga pindah tugas di kesatuan TNI. Pada usia 27 tahun, masih ada peluang bagi Frets untuk ke Timnas Indonesia.
Hanya saja, dia harus lebih dulu kembali ke kasta tertinggi, karena peluang mengenakan seragam Merah Putih akan lebih terbuka.
Â
Advertisement
Ricky Cawor (PSS Sleman/26 tahun)
Talenta asal Papua tersebut mulai diperhitungkan sejak muncul bersama Persipura Jayapura musim 2021/2022. Meski baru gabung dari tim PON pada putaran kedua, dia jadi supersub dan mencetak tiga gol.
Ketika Persipura terdegradasi, dia dipinang klub besar Persija Jakarta. Namun, kariernya seperti mandek, lantaran kesempatan bermain baginya sangat kecil.
Pindah ke PSS Sleman saat paruh musim 2022/2023 jadi keputusan tepat. Pada musim ini, dia jadi andalan lini depan PSS, dan sudah mengemas tujuh gol.
Namun, itu tak cukup menarik perhatian Shin Tae-yong. Pada usia 26 tahun, dia belum pernah merasakan seragam Timnas Indonesia.
Kecepatan dan skill individunya belum bisa memikat pelatih asal Korea Selatan tersebut. Meski posturnya kecil, pemain yang satu ini bisa membuat bek lawan dengan postur jangkung kewalahan mengejaranya.