Sukses


Cerita Maman Suryaman: Kurang Sreg dengan Naturalisasi, Berikan Saran untuk Gelandang Timnas Indonesia

Bola.com, Malang - Label pemain serbabisa atau versatile sempat melekat kepada mantan Timnas Indonesia era 1990-an, Maman Suryaman. Mantan pesepak bola yang kini sudah berusia 60 tahun itu pernah bermain di tiga posisi berbeda saat masih aktif berkarier.

Maman Suryaman memulai karier di Warna Agung sebagai bek kanan. Kemudian di masa jayanya bersama Pelita Jaya dan Timnas Indonesia menjadi gelandang. Ketika memasuki usia senja di Persija Jakarta, dia menjadi stoper.

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Bicara Bola, Maman teringat pernah memainkan tiga posisi berbeda dalam satu pertandingan.

"Ketika bermain di Warna Agung, saya pernah berubah posisi tiga kali dalam satu laga. Awalnya jadi bek kanan, kemudian jadi gelandang, dan kemudian menjadi stoper," kenang Maman.

Menurut Maman Suryaman, pemain versatile selalu punya nilai lebih di mata pelatih, sehingga kesempatan bermain akan lebih besar. Namun, ada satu hal yang jadi nilai lebih Maman semasa bermain, yakni kondisi fisik, terutama ketika menjadi gelandang.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Masukan untuk Gelandang Timnas Indonesia Hari Ini

Maman Suryaman pun memberikan masukan kepada penerusnya di lini tengah Timnas Indonesia saat ini. Menurutnya, hanya ada kondisi fisik 100 persen dan 150 persen kemampuan yang harus diberikan seorang gelandang saat bertanding.

"Kalau bermain di posisi belakang atau depan, fisiknya 100 persen. Namun, kalau bermain di tengah, harus 150 persen. Ada tugas membantu pertahanan dan menyerang," ujarnya.

Fisik tentu tidak bisa datang dengan sendirinya. Harus ditempa dengan latihan keras. Maman berharap ke depan Timnas Indonesia punya barisan gelandang dengan stamina ekstra.

"Jika melihat komposisi lini tengah Timnas Indonesia, saat ini yang terlihat baru Marselino Ferdinan, selebihnya masih belum, termasuk pemain naturalisasi," ujar Maman.

"Namun, prospek ke depan sepertinya tim ini akan bagus. Mungkin tinggal mengganti Marc Klok yang sudah mulai berumur," lanjutnya.

3 dari 5 halaman

Kurang Sepakat Naturalisasi

Setelah gantung sepatu dan jadi pelatih, Maman Suryaman termasuk peduli dengan pembinaan pemain muda. Dia sempat jadi pelatih Timnas Indonesia U-16.

Maman juga mengelola SSB Bina Taruna. Itu sebabnya, dia kurang setuju dengan kebijakan naturalisasi pemain yang dilakukan PSSI.

Apalagi saat ini jumlahnya terus bertambah. Pada Piala Asia 2023 yang digelar Januari 2024, ada 7 pemain naturalisasi dan 1 keturunan yang masuk dalam skuat. Padahal dia melihat Indonesia punya banyak pemain berbakat, tinggal bagaimana memoles para pemain tersebut.

“Saat ini, regulasi pemain asing di Indonesia makin banyak. Liga 1 ada total 6 pemain asing. Liga 2 juga ada. Kesempatan main untuk pemain lokal sedikit. Sementara di Timnas Indonesia, ada pemain naturalisasi. Padahal jam terbang itu penting,” katanya.

Lebih lanjut, dia melihat kualitas pemain asing dan naturalisasi Indonesia belum istimewa. Dia setuju jika pemain asing yang didatangkan kualitasnya dua kali lebih bagus dari pada pemain lokal.

“Kalau naturalisasi atau pemain asing di Liga 1 kualitasnya sama saja, buat apa?” tegasnya.

4 dari 5 halaman

Sepak Bola Indonesia Berkembang

 

Namun demikian, Maman Suryaman melihat jika sepak bola Indonesia saat ini sudah berkembang. Meski belakangan ada jalan pintas yang dipakai dengan naturalisasi pemain.

Setidaknya dari segi permainan Timnas Indonesia sedikit lebih baik. Terbukti dari hasil yang dicapai di Piala Asia 2023. Mereka lolos sampai 16 besar.

Dia berharap pembenahan regulasi tentang pemain asing musim depan agar ditinjau ulang. Sehingga pemain lokal bisa lebih berkembang di Liga 1. Hanya saja, sampai saat ini, Indonesia masih tertinggal dari Vietnam dan Thailand.

“Indonesia memang berkembang. Namun, Vietnam dan Thailand saya rasa perkembangannya lebih pesat. Jadi, harus segera dikejar. Perbaikan dari kompetisi, tim pelatihan dan banyak hal lainnya,” tegasnya.

5 dari 5 halaman

Persaingan di BRI Liga 1

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer