Bola.com, Kediri - BRI Liga 1 2023/2024 menyisakan sembilan pertandingan lagi. Perebutan tiket fase Championship Series makin ketat. Dari empat jatah babak lanjutan nanti, satu slot hampir dipastikan jadi milik Borneo FC.
Perolehan poin Pesut Etam sebanyak 57 tampaknya sulit direbut kontestan lainnya. Pesaing terdekat adalah PSIS dengan jarak 14 angka. Disusul Persib dan Bali United yang mengoleksi 42 poin atau selisih 15 angka.
Baca Juga
Musim Hujan, Begini Siasat Pelatih Persik Agar Para Pemainnya Tidak Sakit Jelang Laga Melawan PSIS
Berstatus Raja Tandang, tapi Jeblok di Kandang: Pelatih Persik Bertekad Jadikan PSIS Tumbal Kebangkitan di BRI Liga 1
Dua Legiuner Asing Dapat Panggilan Negaranya di FIFA Matchday, Kapan Persik Sumbang Pemain ke Timnas Indonesia Lagi?
Advertisement
Namun pada sisa laga mendatang peta persaingan masih sengit dan sangat terbuka antartim akan saling tindih. Khusus Persik yang saat ini masih mengumpulkan 37 angka, rasanya cukup berat untuk bersaing di posisi empat besar.
Persik masih punya lima jatah laga kandang dan empat tandang. Yusuf Meilana dkk. bakal menjamu tim-tim papan bawah macam Persikabo 1973, Persita, dan PSS, serta pesaing papan atas seperti Barito Putera serta RANS Nusantara FC.
Tapi mereka harus menghadapi klub-klub kuat saat melawat ke markas PSIS, Persija, dan Persebaya. Cuma Bhayangkara FC yang terlemah. Berikut tantangan terberat yang bisa membebani langkah Macan Putih.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Permainan Terbaca Lawan
Di awal putaran kedua Persik tampil impresif. Mereka pun mencatat rekor tak terkalahkan beruntun sebanyak enam pertandingan. Tapi rapor bagus ini akhirnya dipatahkan Persis dengan skor 2-1 pada pekan ke-25 di Solo.
Keberhasilan Persis itu karena mereka telah membaca skema dan cara bermain yang diterapkan pelatih Persik, Marcelo Rospide. Milomir Seslija sukses mematikan duet gelandang, Renan Silva dan Ze Valente, sebagai ruh permainan Persik.
Pada dua laga kandang sebelumnya di Kediri, sebenarnya Bernardo Tavares dan Stefano Cugurra juga memahami cara mematahkan permainan Persik. Makanya Persik kesulitan menundukkan PSM dan Bali United yang berakhir dengan 1-1 dan 1-0.
Sembilan partai berikutnya, para jurutaktik lawan pasti tahu cara menjegal laju Persik. Apalagi Rospide akan menjamu pelatih papan atas macam Rahmad Darmawan, Aji Santoso, eks Persik di Persita Divaldo Alves, Risto Vidakovic dan Eduardo Almeida.
Arsitek Persik asal Brasil itu harus adu taktik di luar kandang dengan Gilbert Agius, Thomas Doll, Mario Gomes dan Paul Munster.
Â
Advertisement
2. Miskin Kreasi Lini Depan
Sejak sukses menggebuk Madura United 4-0 di Kediri, produktifitas gol Persik menurun. Jumlah gol terbaik baru terjadi saat mempermalukan Persib 0-2 di Bandung. Setelah itu keran bola ke gawang lawan mulai seret.
Penurunan kesuburan ini tak lepas miskinnya kreasi dalam proses serangan. Sejak pemutusan kontrak Jefinho, praktis Persik hanya mengandalkan Flavio Silva sebagai striker asing murni.
Apalagi peran penyerang asal Portugal itu bukan sebagai goalgetter murni. Dia lebih cenderung sebagai striker liar. Bahkan Flavio harus banyak berlari mengejar bola.
Sementara dua penyerang sayap muda yakni Jeam Kelly Sroyer dan M. Supriadi kurang memiliki naluri gol. Sebenarnya ada sayap-sayap bagus. Namun Feri Pahabol, Irfan Bachdim, dan Faris Aditama telah termakan usia. Sementara Miftahul Hamdi jarang diturunkan.
3. Duet Renan Silva-Ze Valente Patah
Pada tiga pertandingan terakhir PSM, Bali United, dan Persis sukses mematikan duet Renan Silva dan Ze Valente. Ketika dua pemain bergaya kidal ini dimatikan, maka putuslah alur serangan berbahaya dari Persik.
Padahal Persik masih memiliki Arthur Irawan di pos tengah. Dengan kalibernya pernah bermain di Espanyol B La Liga dan bermain di Persebaya serta Persija, dia bisa mengangkat performa lini tengah. Tapi kita tak tahu, kenapa Arthur Irawan malah lebih sering memberi motivasi rekan setimnya dari bangku cadangan.
Sebenarnya Persik telah mengantisipasi kelemahan serangan ini dengan memanfaatkan bola-bola mati. Selama ini cukup efektif, karena bek Anderson do Nascimento siap duel di pertahanan lawan.
Namun skenario ini tak selalu bisa diandalkan. Solusinya, Flavio Silva harus diplot sebagai murni. Sementara para sayap dan gelandang lebih aktif menembus zona rawan musuh.
Jika Flavio masih berlari dan menggocek bola jauh dari gawang bakal jadi sasaran tebasan lawan. Jika Flavio mengalami cedera, maka Persik akan kehilangan tukang gedor terbaiknya.
Advertisement