Bola.com, Solo - Pelatih Persis Solo, Milomir Seslija, mengungkapkan alasan di balik absennya Muhammad Riyandi setelah kembali dari masa tugasnya memperkuat Timnas Indonesia di Piala Asia 2023.
Sebelum Milomir Seslija ditunjuk sebagai pelatih Persis Solo, Muhammad Riyandi menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang. Dia bahkan bermain penuh dari pekan ke-12 hingga pekan ke-23.
Baca Juga
Advertisement
Namun, setelah kembali dari tugas negara, kiper berusia 24 tahun ini justru kehilangan tempat. Dari tiga laga di bawah asuhan Milomir Seslija, Gianluca Pandeynuwu selalu menjadi pilihan pertama.
Saat memperkuat Timnas Indonesia, Riyandi juga tak pernah mendapatkan kesempatan bermain dari Shin Tae-yong. Juru taktik asal Korea Selatan itu selalu mempercayakan gawang skuad Garuda di Piala Asia 2023 kepada Ernando Ari.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lama Tidak Bermain
Milomir Seslija pun sebetulnya mengakui kualitas yang dimiliki Riyandi. Sayangnya, kiper asal Bogor itu sudah lama tak mengenyam pertandingan kompetitif, terutama selama bergabung bersama Timnas Indonesia.
“Riyandi penjaga gawang yang bagus. Namun, pada saat ini, Riyandi tidak bermain cukup lama untuk game kompetitif di klub dalam waktu satu hingga dua bulan,” kata pelatih yang akrab disapa Milo itu.
“Dia juga tidak mendapatkan pertandingan yang kompetitif saat memperkuat Timnas Indonesia. Dan sekarang ini, saya rasa Gianluca sudah bermain dengan cukup baik,” lanjutnya.
Advertisement
Status Timnas
Juru taktik asal Bosnia-Herzegovina itu juga menegaskan, status pemain sebagai penggawa tim nasional bukanlah patokan utama. Sebab, keputusan pelatih memilih pemain didasarkan pada performanya di atas lapangan.
“Kami tidak bisa serta merta mengganti pemain hanya karena dia adalah pemain tim nasional. Menurut saya, tidak adil jika seorang pemain saya tempatkan di bangku cadangan saat dia bermain baik,” ujarnya.
“Saya tahu, dua penjaga gawang kami mungkin salah satu kiper terbaik di Indonesia. Namun, saya hanya akan melihat tentang adaptasi dan berapa lama dia sudah bermain di pertandingan,” imbuhnya.
Persaingan Ketat
Milo mengakui bahwa persaingan ketat di sektor kiper ini menghadirkan sisi positif. Sebab, pemain bisa berlomba-lomba menunjukkan kemampuan terbaiknya agar bisa mendapatkan kesempatan bermain.
“Itu berarti para pemain ini memiliki potensi dan menghadapi persaingan besar. Bagi saya ini sangat penting. Namun, tidak ada kecemburuan di tim karena hal tersebut,” ujarnya.
“Saya rasa, hal semacam ini bisa memberi kami motivasi ekstra untuk bisa bermain lebih baik dalam setiap pertandingan,” juru taktik berusia 59 tahun itu melanjutkan.
Advertisement