Bola.com, Jakarta - Kiprah Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia yang berlangsung cukup lama memang terhitung istimewa. Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak juru taktik yang kariernya berumur pendek saat menjadi arsitek skuad Garuda.
Sejak ditunjuk menakhodai Timnas Indonesia pada Desember 2019, Shin Tae-yong bahkan mendapatkan perpanjangan kontrak dari PSSI setelah masa tugasnya yang berdurasi empat tahun berakhir.
Baca Juga
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025
3 Fakta Seretnya Gol Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Lini Depan Tumpul, STY Nggak Punya Solusi!
Pelatih Persija Sedih Timnas Indonesia Tersingkir dari Piala AFF 2024, Berharap Dony Tri dan Muhammad Ferarri Ikut Away ke Malut United
Advertisement
Federasi menilai bahwa juru taktik asal Korea Selatan itu sukses membawa perkembangan pesat bagi Timnas Indonesia, sekali pun tak ada trofi membanggakan yang berhasil dipersembahkan.
Padahal, sebelumnya PSSI sudah cukup sering mendepak pelatih yang gagal membawa prestasi untuk Timnas Indonesia. Bahkan, masa tugas pelatih tersebut umurnya terhitung pendek. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Nilmaizar
Nasib yang dialami Nilmaizar saat mengemban amanah menjadi nakhoda Timnas Indonesia memang memprihatinkan. Sebab, ketika itu dia tunjuk pada 13 April 2012 untuk mempersiapkan tim menghadapi Piala AFF 2012.
Pada saat itu, dualisme kepengurusan PSSI sedang tajam-tajamnya. Nilmaizar tak diperbolehkan memanggil pemain-pemain langganan Timnas Indonesia yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL).
Hasilnya pun berdampak pada prestasi skuad Garuda. Mereka gagal lolos ke semifinal karena hanya bisa meraih satu kali kemenangan di fase grup.
Setelah prestasinya tak kunjung membaik di Kualifikasi Piala Asia 2015, Nil diberhentikan PSSI pada 27 Februari 2013.
Advertisement
Jacksen F Tiago
Prestasi mentereng yang sukses diraih Jacksen F Tiago selama menangani Persipura Jayapura tak lantas membuatnya mengukir prestasi yang membanggakan saat ditunjuk PSSI menakhodai Timnas Indonesia.
Bisa dibilang, karier Jacksen bersama skuad Garuda berumur pendek. Ketika itu, dia mulai menjadi arsitek Timnas Indonesia pada 18 April 2013. Tugasnya ialah meloloskan timnya dari Kualifikasi Piala Asia 2015.
Di tangan pelatih asal Brasil itu, Timnas Indonesia meraih dua kekalahan dan satu imbang dan gagal lolos ke Piala Asia 2015. Jacksen akhirnya memutuskan meletakkan jabatan tersebut pada 19 November 2013.
Wim Rijsbergen
Pelatih berikutnya yang memiliki masa kerja singkat bersama Timnas Indonesia ialah Wim Rijsbergen. Pekerjaan ini mulai dilakoni pelatih asal Belanda itu pada 13 Juni 2011. Misinya ialah membawa skuad Garuda lolos ke Piala Dunia 2014.
Setelah sempat mengukir catatan positif pada dua laga melawan Turkmenistan, masing-masing 4-3 dan 1-1, prestasi Indonesia justru amblas saat menghadapi Putaran Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia.
Timnas Indonesia menelan lima kekalahan beruntun, yaitu 0-3 melawan Iran, 0-2 saat bertemu Bahrain, 2-3 kala bersua Qatar, kembali kalah dari Qatar dengan skor 0-4, dan kalah lagi dari Iran dengan skor 1-4. Bekas pelatih PSM Makassar itu akhirnya dipecat PSSI pada 11 Januari 2012.
Advertisement
Bima Sakti
Keputusan PSSI menunjuk Bima Sakti untuk menjadi pelatih interim Timnas Indonesia pada 21 Oktober 2018 sempat membuat geger. Ketika itu, skuad Garuda memang baru saja ditinggal Luis Milla. Kebijakan ini dinilai terlalu dini.
Bima Sakti pun mendapat tugas untuk mempersiapkan timnya menghadapi Piala AFF 2018. Hasilnya, skuad Merah Putih meraih hasil minor di fase grup. Mereka dua kali kalah melawan Thailand (2-4) dan Singapura (0-1).
Dua laga lainnya berakhir dengan kemenangan atas Timor Leste (3-1) dan hasil imbang menghadapi Filipina (0-0). Indonesia pun gagal lolos ke babak semifinal, sekaligus mengakhiri tugas Bima sebagai pelatih sementara.
Pieter Huistra
Pieter Huistra tampaknya menjadi sosok pelatih Timnas Indonesia yang umurnya paling pendek. Pada awalnya, juru taktik berpaspor Belanda ini direkrut PSSI untuk menduduki jabatan Direktur Teknik.
Namun, pada 7 Mei 2015, dia ditunjuk menjadi pelatih interim skuad Garuda. Ada beberapa kejuaraan yang sudah menanti Pieter Huistra saat itu, termasuk Kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Kualifikasi Piala Asia 2019.
Sayangnya, pelatih yang kini mengasuh Borneo FC itu tak bisa berbuat banyak. Sebab, sepak bola Indonesia ketika itu mengalami guncangan yang dahsyat karena sanksi yang dijatuhkan FIFA untuk PSSI. Huistra belum sempat bekerja di lapangan pertandingan bersama Tim Garuda.
Advertisement
Simon McMenemy
Pergerakan PSSI mencari pelatih baru setelah ditinggalkan Luis Milla dan gagal diteruskan oleh Bima Sakti, akhirnya jatuh kepada Simon McMenemy.
Pelatih asal Skotlandia ini memang punya CV yang mentereng karena pernah membawa Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017.
Simon akhirnya resmi ditunjuk pada 20 Desember 2018. Saat itu, tugasnya ialah mempersiapkan skuad Merah-Putih menghadapi fase Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.
Selama masa persiapan, hasilnya memang cukup oke. Timnas Indonesia meraih dua kemenangan dan satu kekalahan. Sayangnya, saat memasuki medan tempur yang sesungguhnya, Indonesia justru menelan empat kekalahan beruntun.
Timnas Indonesia kalah 2-3 saat melawan Malaysia, dibungkam 0-3 oleh Thailand (0-3), hancur 0-5 di tangan Uni Emirat Arab, dan kalah 1-3 dari Vietnam. Hasil itu membuat Simon resmi didepak pada 6 November 2019.