Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2023/2024 memasuki masa-masa krusial. Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu sudah bergulir 28 pekan. Artinya, tinggal enam pertandingan lagi yang akan dijalani setiap klub.
Borneo FC kini masih kukuh menempati peringkat pertama klasemen sementara dengan perolehan 66 poin. Mereka jadi tim pertama yang memastikan diri lolos ke Championship Series. Tiga slot sisanya bakal diperebutkan sejumlah tim.
Baca Juga
Advertisement
Persaingan di papan bawah juga tidak kalah menarik. Dengan enam laga tersisa setelah akhir pekan ini, peta persaingan akan makin terlihat jelas. Pelatih sepak bola nasional, Erwan Hendarwanto memberikan prediksi tim-tim yang kemungkinan terdegradasi dari BRI Liga 1 2023/2024.
"Dengan jadwal yang cukup padat serta menyisakan enam pertandingan akan menjadikan persaingan bertambah ketat. Tidak hanya tim-tim papan atas untuk mengejar babak championship tapi juga tim-tim di papan bawah untuk menghindari degradasi," ujar Erwan Hendarwanto kepada Bola.com, Jumat (8/3/2024).
"Menurut saya ada empat tim yang harus waspada dan segera bangkit untuk meraih hasil positif agar terhindar dari degradasi," sambungnya.
Lantas, siapa saja empat tim yang diprediksi bakal turun kasta pada musim ini? Berikut ulasan yang diberikan mantan pelatih PSIM Yogyakarta itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persikabo 1973
"Dari awal kompetisi tim ini sudah kesulitan untuk bersaing dengan tim-tim lain, sehingga berimbas dengan pergantian pelatih. Namun pergantian pelatih belum bisa memberikan dampak positif terutama dalam hal meraih kemenangan dan saat ini Persikabo ada di dasar klasemen," kata Erwan Hendarwanto.
"Saya lihat kendala utamanya kurang tajamnya lini depan dan rapuhnya lini pertahanan Persikabo yang membuat sulit untuk menang. Skuad yang menurut saya minim jam terbang di Liga 1 menjadikan pelatih sulit untuk membentuk tim yang kuat," lanjutnya.
Â
Advertisement
RANS Nusantara
Tim kedua yang diprediksi kembali bermain di kasta kedua sepak bola Indonesia musim depan yakni RANS Nusantara. Hasil jeblok yang didapat di 11 pertandingan terakhir jadi alasan Erwan Hendarwanto memasukkan tim milik Raffi Ahmad tersebut ke daftar zona merah.
The Prestige Phoenix saat ini menempati urutan 13 klasemen sementara dengan 33 poin. Mereka hanya terpaut dua poin saja dari Arema FC dan PSS Sleman yang duduk di posisi 14 dan 15.
"Sempat memberikan kejutan dengan berada di papan atas di putaran pertama, kemudian terjun bebas di putaran kedua dengan mengalami 11 kekalahan beruntun menjadikan posisi dengan zona degradasi semakin dekat menjadi PR besar tim pelatih untuk segera bangkit," ulasnya.
"Pemecatan pelatih semakin membuat RANS harus kerja keras supaya bisa bertahan, mengingat adaptasi pelatih baru dengan menyisakan enam match bukan pekerjaan yang mudah. Yang terberat adalah membangkitkan mentalitas dan kepercayaan diri setelah rentetan hasil buruk," tambah dia.
Â
Persita Tangerang
Performa yang tak kunjung stabil membuat Persita Tangerang terjerembab di jurang degradasi. Pendekar Cisadane kini berada tepat di zona merah atau peringkat 16 klasemen sementara. Mereka juga gagal memetik kemenangan dari enam laga terakhir yang dijalani.
"Kurang konsistennya permainan dan ketergantungan kepada Ramiro Fergonzi di lini depan menjadi kendala tersendiri bagi Persita dalam meraih kemenangan," paparnya.
"Baru meraih tujuh kemenangan dari 27 pertandingan yang sudah dijalani harus benar-benar memanfaatkan sisa laga dengan baik kalau tidak mau degradasi," ucap pelatih asal Magelang, Jawa Tengah itu.
Â
Advertisement
Bhayangkara FC
Sama seperti Persikabo 1973, Bhayangkara FC juga tidak mengawali kompetisi dengan mulus. Jawara Liga 1 musim 2017 itu bahkan sudah terpuruk sejak awal musim dengan menghuni papan bawah klasemen. The Guardian kini masih terpaku di peringkat 17 dengan tabungan 19 angka.
"Skuad yang tidak buruk dan sempat menjadi tim yang konsisten meraih kemenangan di akhir kompetisi musim lalu, namun tahun ini begitu tersendat-sendat dalam mengawali kompetisi," sebutnya.
"Di tinggal beberapa pilar terutama di lini depan dan tidak mendapatkan pengganti yang sepadan menjadi problem tersendiri dalam urusan mencetak gol, terlihat sangat tergantung dengan Matias Mier sehingga mudah dibaca oleh lawan,".
"Pergantian pelatih dan menambah pemain top Eropa namun hasil belum sesuai dengan harapan. Baru meraih sekali kemenangan setelah penambahan pemain di putaran kedua menjadikan tim ini benar-benar harus ekstra waspada dan ekstra kerja keras supaya bisa bertahan di Liga 1," pungkas Erwan.