Bola.com, Jakarta - Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares merasa senang akhirnya Video Asisstant Referee (VAR) diterapkan di sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, teknologi tersebut diuji coba secara resmi dalam pertandingan final Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-20 2023/2024.
Baca Juga
Advertisement
Partai final EPA Liga 1 U-20 musim ini mempertemukan antara Persis Solo U-20 kontra Persita Tangerang U-20 di Stadion Manahan, Solo, Kamis (7/3/2024). Laga ini dimenangkan oleh tuan rumah dengan skor 3-1.
"Saya senang bahwa pengaplikasian VAR akhirnya dilakukan di pertandingan final EPA U-20, saya senang terhadap hal tersebut," ujar Bernardo Tavares.
"Namun saya tekankan kembali siapapun wasit-wasit yang berada dibelakang VAR harus juga membuat keputusan yang benar," sambungnya.
Juru taktik asal Portugal itu mengaku lega dalam waktu dekat VAR bakal hadir di BRI Liga 1 2023/2024. Teknologi tersebut rencananya digunakan di babak championship series pada Mei 2024.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Â
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejak Lama Inginkan VAR
Kehadiran VAR memang sudah dinantikan pelatih berusia 43 itu sejak lama. Menurut Tavares teknologi tersebut bagus untuk meminimalisir kesalahan wasit dalam mengambil keputusan, termasuk laga-laga yang dimainkan PSM Makassar.
Arsitek berlisensi UEFA Pro itu menyebut, Tim Juku Eja terlalu sering dirugikan. Kritik tajam kepada pengadil lapangan pun kerap dilontarkan pelatih berkepala plontos itu.
Bernardo Tavares menilai wasit yang bertugas di Liga 1 tidak begitu baik. Tak hanya sekali dua kali, ada beberapa pertandingan yang membuat Tavares begitu marah dan kecewa terhadap kinerja wasit.
Yang terbaru, ketika timnya keok 0-1 dari Persis Solo pada pekan ke-27 BRI Liga 1. Seusai pertandingan yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Senin (4/3/2024), Bernardo Tavares mengeluhkan keputusan wasit yang tak memberikan PSM penalti.
"Yang membuat saya terkadang tidak habis pikir bahwa wasit tidak melakukan aturan yang sama kepada semua tim karena di Indonesia ini ada tim yang memang suka mendelay pertandingan dan ini beda sekali perlakuannya dengan yang sebelumnya dengan tim lawan," katanya.
"Saya berharap wasit-wasit bisa berbicara satu sama lain untuk bisa mengikuti aturan yang sama tidak ada double standart kepada tim-tim tertentu," tambah dia.
Â
Â
Â
Advertisement
Ikuti Aturan yang Sama
Nah, sementara pada pertandingan kontra PSS Sleman di pekan ke-28, Tavares menilai wasit mampu memimpin jalannya laga dengan cukup baik. Hal itu berbanding terbalik ketika timnya bersua Persis Solo. Oleh karena itu, dia berharap pengadil lapangan dapat mengikuti aturan yang sama.
"Pertandingan lawan PSS saya tidak terlalu melihat banyak hal dilakukan oleh wasit yang memang memengaruhi pertandingan dengan tidak baik. Namun lihat di beberapa bedanya dengan wasit yang kami dapat di pertandingan sebelumnya," keluhnya.
"Misalnya Ardiansyah kiper kita mendelay pertandingan wasit langsung menindak Ardiansyah, namun jika kalian lihat di pertandingan sebelumnya wasit terhadap penjaga gawang Persis Solo kalian bisa lihat berapa lama waktu yang terbuang yang dinilai oleh pemain tersebut," lanjut Tavares.
Â
Â
VAR Hadir di Piala Dunia U-17 Indonesia
Di Indonesia, VAR kali pertama hadir pada Piala Dunia U-17 2023 yang digelar November-Desember lalu. Saat itu VAR terpasang di empat stadion penyelenggara: Jakarta International Stadium (Jakarta), Si Jalak Harupat (Bandung), Manahan (Solo), dan Gelora Bung Tomo (Surabaya).
Jauh sebelum itu VAR sebetulnya sudah mulai diterapkan pada Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia. Beberapa kompetisi Eropa juga menerapkannya, termasuk Liga Champions.
Advertisement