Sukses


5 Fakta Keterpurukan Persebaya di BRI Liga 1 Musim Ini: Dari Gol Bunuh Diri sampai Tanpa Gelandang Asing

Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya sedang menghadapi berbagai masalah di BRI Liga 1 2023/2024. Mereka masih tertahan di papan tengah dan kesulitan merangsek ke papan atas.

Tim berjulukan Bajul Ijo itu menghuni di peringkat ke-12 klasemen sementara BRI Liga 1 2023/2024 dengan 36 poin dari 29 pertandingan. Jika ditarik ke belakang, Persebaya hanya mampu meraih satu kemenangan saja dalam lima pertandingan terakhir.

Paul Munster sudah menangani Persebaya dalam tujuh pertandingan. Hasilnya, dia mempersembahkan dua menang, empat seri, dan satu kalah.

Selama 29 pekan musim ini, Persebaya hanya sekali masuk empat besar, yakni pada pekan pertama. Itu pun karena berhasil menang 3-2 di kandang Persis Solo pada 1 Juli 2023.

Setelah itu, prestasi mereka merosot. Persebaya bahkan lebih banyak menghuni peringkat di bawah 10 besar. Padahal, tim asal Kota Pahlawan itu sempat sesumbar ingin meraih gelar juara BRI Liga 1 2023/2024.

Saat ini, Persebaya tertinggal jauh dari Madura United di posisi keempat dengan 46 angka. Secara matematis, Persebaya memang masih sangat mungkin mengungguli Madura United karena masih menyisakan lima pertandingan.

Artinya, Persebaya Surabaya berpeluang mendapat poin maksimal sebesar 53 angka. Jumlah itu memang mengungguli apa yang dicapai Madura United saat ini. Namun, Laskar Sape Kerap tentu tidak tinggal diam dan berusaha mempertahankan posisi empat besar.

--

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

Masalah Lain

Masalah lainnya, ada enam klub lain yang menghuni posisi klasemen di bawah Madura United dan di atas Persebaya. Enam klub itu tentu juga masih berjuang untuk menembus championship series karena masih punya peluang besar.

Posisi Persebaya malah lebih dekat dengan zona degradasi. Persita Tangerang yang berada di posisi ke-16 atau peringkat teratas zona merah tercatat mengoleksi 31 poin. Hanya selisih lima angka saja dengan Persebaya.

Persebaya masih belum konsisten mendulang kemenangan. Dalam 10 laga terakhir, mereka tercatat hanya dua kali menang dan tujuh seri, satu sisanya berakhir kekalahan. Angka kemenangan ini tentu punya rasio yang kecil.

Jika ditotal musim ini, Bajul Ijo membukukan delapan menang, 12 seri, dan sembilan kalah. Dari susunan hasil pertandingan itu sudah terlihat bahwa Persebaya mengalami situasi yang sulit tidak seperti musim-musim sebelumnya.

Kini, tersisa lima pertandingan saja yang harus dilewati oleh tim asal Kota Pahlawan itu untuk bisa mendekat ke papan atas. Masing-masing menghadapi Arema FC, Dewa United, Bali United, Persib Bandung, dan Persik Kediri.

Ada 5 fakta menarik yang mengiringi keterpurukan Persebaya gagal mendekat ke papan atas. Simak ulasan Bola.com berikut ini:

 

3 dari 8 halaman

Gol Bunuh Diri Terbanyak

Persebaya jadi tim dengan catatan mencetak gol bunuh diri terbanyak musim ini. Tak tanggung-tanggung, tim berjulukan Bajul Ijo itu sudah empat kali memberikan “hadiah” gol untuk tim lawan.

Empat gol bunuh diri Persebaya itu juga lahir dari empat pemain yang berbeda. Mereka adalah Yohanes Kandaimu, Song Ui-young, Paulo Henrique, dan Kasim Botan.

Menariknya, dari empat nama itu, hanya Yohanes Kandaimu yang berstatus sebagai pemain belakang. Pemain berusia 28 tahun itu hanya tampil enam laga dan hengkang dari Persebaya di pertengahan musim dengan bergabung PSPS Riau yang berkiprah di Liga 2.

Fakta menarik lainnya adalah perjumpaan Persebaya dengan Borneo FC yang merupakan tim pemuncak klasemen sementara. Dua kali mereka berjumpa, dua kali pula Persebaya memberi “hadiah” gol bunuh diri.

 

4 dari 8 halaman

Produktivitas Gol Seret

Persebaya sedang mengalami masalah produktivitas gol. Paul Munster sudah menemani mereka dalam tujuh laga, tapi hasilnya baru mencetak enam gol.

Secara keseluruhan, Persebaya tercatat memasukkan 29 gol dalam 29 laga. Artinya mereka hanya mencetak rata-rata satu gol per laga. Angka ini tergolong jadi tim yang mencetak gol terendah di musim ini.

Dalam perkara ini, apa yang dicapai oleh Persebaya sama persis dengan Bhayangkara FC. Keduanya jadi tim dengan produktivitas terendah dengan 29 gol. Itu pun karena Bhayangkara adalah tim yang sulit menang dan kini ada di zona degradasi.

Permasalahan ini jadi agak pelik bagi Persebaya. Pasalnya, striker Paulo Henrique tidak rutin mencetak gol. Bruno Moreira juga kadang mandul. Tak ada pemain alternatif lain yang bisa menjawab kebutuhan ini.

 

5 dari 8 halaman

Kartu Merah Terbanyak

Persebaya masuk dalam deretan tim yang menerima kartu merah terbanyak sejauh ini. Total, sudah ada lima kartu merah yang diterima Persebaya dalam 29 pertandingan musim ini.

Dua bek sayap, yakni Catur Pamungkas dan Reva Adi Utama, masing-masing dua kali menerima kartu merah. Sedangkan satu lagi adalah hukuman usiran yang diberikan kepada striker asing Paulo Henrique.

Persebaya sebenarnya tak sendiri dalam urusan kartu merah terbanyak ini. Ada empat tim lain yang membukukan catatan serupa, yakni Bali United, Persib Bandung, PSM Makassar, dan RANS Nusantara.

Masalahnya, tiga dari lima pertandingan saat menerima kartu merah berakhir kekalahan bagi Persebaya. Hanya sekali Bajul Ijo menang saat mendapat kartu merah, yakni saat melawan Bhayangkara. Itu pun karena pemain Bhayangkara juga ada yanh diusir wasit.

 

6 dari 8 halaman

Sering Ganti Pelatih

Permasalahan Persebaya terbilang pelik. Belum semusim, mereka sudah dua kali melakukan pergantian pelatih. Ada Aji Santoso, Josep Gombau, dan kini di tangan Paul Munster.

Jangan lupakan pula Uston Nawawi yang jadi caretaker dalam jeda pergantian antarpelatih. Uston sendiri masih konsisten menjabat asisten pelatih sejak 2020 hingga sekarang.

Hal itu cukup berdampak pada performa tim yang harus memainkan gaya permainan yang berbeda. Di bawah arahan Paul Munster, Persebaya terlihat belum menampilkan permainan yang diharapkan. Alhasil, mereka sulit menang.

 

7 dari 8 halaman

Tak Punya Gelandang Asing

Kepergian Ze Valente dengan status pinjaman ke Persik Kediri mulai putaran kedua membuat Persebaya tak memiliki gelandang serang asing. Robson Duarte yang didatangkan sebagai pengganti lebih nyaman dimainkan sebagai winger kanan.

Situasi ini sempat menyisakan hanya Song Ui-young sebagai gelandang asing tersisa. Itu pun, Song berposisi asli sebagai gelandang tengah. Kini, dia juga telah hengkang dengan alasan cedera saat musim ini belum berakhir.

Praktis, tak ada gelandang asing di skuat Persebaya. Dalam sembilan laga terakhir, Bajul Ijo hanya memainkan gelandang lokal saja. Tak ada pengatur serangan yang piawai menyuplai bola ke pemain depan.

Nama-nama yang kerap mengisi lini tengah adalah Muhammad Hidayat, Andre Oktaviansyah, Muhammad Iqbal, dan Ripal Wahyudi. Pelatih Paul Munster sampai harus memainkan bek Kadek Raditya sebagai gelandang bertahan untuk menambah opsi.

8 dari 8 halaman

Posisi Persebaya di BRI Liga 1 2023/2024

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer