Bola.com, Jakarta - PSM Makassar menyandang status sebagai juara bertahan pada kompetisi BRI Liga 1 2023/2024. Namun, performa mereka berbanding terbalik dengan capaian musim lalu.
Hingga pekan ke-29, armada Bernardo Tavares masih tertahan di papan tengah BRI Liga 1. PSM Makassar kini menempati peringkat 11 klasemen sementara dengan koleksi 37 poin. Mereka tertinggal sangat jauh dari pemuncak klasemen Borneo FC.
Baca Juga
Advertisement
Torehan itu membikin Juku Eja (julukan PSM Makassar) dipastikan gagal mempertahankan gelar juara BRI Liga 1. Jangankan mempertahankan gelar, untuk bersaing di papan atas klasemen saja mereka kepayahan. Padahal, pada musim lalu PSM tampil sangat dominan.
Sederet rekor fantastis dan cerita manis yang diukir musim lalu, seakan tak tersisa pada tahun ini. Sebaliknya hasil buruk kerap menaungi klub kebanggaan warga Makassar itu.
==
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Inkonsisten
PSM Makassar tampil gemilang ketika menjuarai BRI Liga 1 2022/2023, tetapi inkonsisten pada musim ini. Mereka mengawali musim dengan hasil kurang memuaskan setelah bermain imbang 1-1 kontra Persija Jakarta (3/7/2023).
Pada pekan selanjutnya, Juku Eja justru keok 1-2 dari Dewa United (8/7/2023). Kemenangan perdana baru mereka raih di pekan ketiga. Ketika itu PSM Makasaar unggul tipis 1-0 atas Persikabo 1973.
Setelah itu di laga-laga berikutnya performa mereka sering naik turun. Bahkan sempat menelan hat-trick kekalahan pada pekan 13-15. Saat itu Juku Eja takluk dari Borneo FC, PSIS Semarang, dan Madura United.
Hingga 29 pekan kompetisi bergulir, posisi mereka lebih dekat dengan zona degradasi. PSM Makassar cuma berjarak enam angka saja dari Arema FC yang berada tepat di zona merah atau peringkat 16 klasemen sementara.
Advertisement
Anjlok
Secara keseluruhan, Laskar Pinisi sudah menderita 10 kekalahan sejauh ini. 10 kali bermain imbang dan meraup sembilan kemenangan. Kondisi ini jelas menjadi ironi, mengingat pada musim lalu PSM Makassar hanya menelan tiga kekalahan.
Tidak hanya itu, agresivitas gol Juku Eja juga menurun dibandingkan musim lalu. Ketika menyabet gelar jawara, PSM Makassar menjadi tim tersubur ketiga dengan torehan 63 gol. Mereka ada dibawah Borneo FC (64 gol) dan Bali United (67 gol).
Sedangkan saat ini mereka baru mengepak 38 gol dari 29 pertandingan. Selain itu, gawang PSM Makassar juga gampang terbobol dengan jumlah kemasukan 30 kali. Adapun pada musim lalu mereka cuma kebobolan 28 gol saja.
Kenzo Nambu dkk. bahkan sempat mengamankan sembilan kemenangan beruntun di BRI Liga 1 2022/2023. Rekor ini terhenti kala mereka ditahan imbang Persita Tangerang tanpa gol pada pekan ke-29 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang (13/3/2023).
Segudang Problem
Musim ini PSM Makassar masih ditangani pelatih yang sama, Bernardo Tavares. Berstatus debutan, arsitek asal Portugal itu mampu mencatatkan raihan positif bersama PSM musim lalu. Dia juga dikenal sebagai pelatih jenius.
Ya, statistik memukau saat itu tidak terlepas dari strategi permainan yang diterapkan pelatih berkepala plostos tersebut. Bisa dibilang, musim lalu merupakan satu era terbaik PSM yang dihiasi para pemain muda lokal potensial.
Sayangnya, kesuksesan itu tak bisa terulang. Banyak faktor yang membikin PSM Makassar melempem musim ini. Satu di antaranya lantaran konsentasi Tim Juku Eja harus terpecah karena harus berkompetisi di Piala AFC.
Alhasil, risiko cedera dan kelelahan pemain kerap menghantui. Dari segi kedalaman skuad, PSM Makassar kurang begitu mumpuni untuk tampil di dua ajang sekaligus. Apalagi, mereka juga harus ditinggal sang mesin gol Ramadhan Sananta yang hijrah ke Persis Solo.
Selain itu, Juku Eja masih dirundung problem pelik perihal penunggakan gaji pemain. Hal itu pula yang membuat kapten Wiljan Pluim hengkang pada putaran kedua BRI Liga 1. Kehilangan leader yang punya andil besar dalam kesuksesan pada musim lalu jelas jadi kerugian besar bagi PSM.
Advertisement