Bola.com, Malang - Waktu latihan Arema FC mulai sering berubah. Dalam sepekan, pemain Tim Singo Edan menjalani latihan pada sore dan malam hari di Lapangan ARG, Kabupaten Malang.
Perubahan jam latihan itu bukan tanpa alasan. Pelatih Arema FC, Widodo Cahyono Putro, ingin membiasakan pemain dengan cuaca malam hari. Sebab, pertandingan Liga 1 selama Ramadan berlangsung larut malam.
Baca Juga
Advertisement
Bagi pemain, latihan sore maupun malam tidak menjadi persoalan besar. Menurut kapten Arema FC, Ahmad Alfarizi, menjalani latihan dua waktu tersebut punya sisi positif.
"Kalau sore, tidak masalah. Meskipun masih puasa. Jadi sekaligus menghabiskan waktu jelang buka puasa. Kalau latihan malam, untuk adaptasi cuaca untuk pertandingan," kata Alfarizi.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kendala Penerangan
Tim Singo Edan mulai sering latihan malam saat jelang pertandingan melawan Persebaya Surabaya pada pekan ke-30 BRI Liga 1 musim ini, 27 Maret mendatang. Mereka punya waktu persiapan dua pekan, sehingga adaptasi cuaca dirasa perlu dilakukan.
Hanya saja, untuk latihan malam, ada sebuah kendala yang dirasakan pemain Arema FC, yakni faktor penerangan. Lapangan ARG Kabupaten Malang hanya memiliki beberapa titik lampu, sehingga penerangannya tidak seperti stadion standar Liga 1.
"Kalau malam hanya lampu saja kendalanya. Tidak terlalu terang," kata bek Arema, Syaeful Anwar.
Â
Advertisement
Lebih Maksimal Setelah Buka Puasa
Jika melihat progam latihan Arema FC, sebenarnya tidak terlalu beda antara sore maupun malam. Pelatih Widodo tetap memberikan intensitas tinggi di lapangan. Bedanya, saat malam hari pemain lebih maksimal mengeluarkan tenaganya.
Sebab, mayoritas pemain Arema merupakan Muslim. Saat latihan sore, mereka terkendala puasa, sedangkan ketika mala, pemain bisa memaksimalkan energinya setelah berbuka.
"Kondisi pemain pasti ada perubahan. Khususnya yang Muslim, karena jam makan dan istirahat mereka berbeda pada Ramadan. Jadi, disiasati dengan perubahan jam latihan," kata pelatih fisik Arema, Gaselly Jun Panam.
Â
Ingatkan Menu Sahur dan Buka
Pemain Arema FC juga dirasa sudah profesional. Mereka paham apa yang harus dilakukan saat Ramadan, terutama terkait konsumsi saat sahur dan buka puasa.
"Pemain sudah profesional. Mereka tahu apa yang dikonsumsi saat buka dan sahur. Jadi, kami hanya mengingatkan saja. Jangan sampai kekurangan air, konsumsi buah dan mengurangi makanan bersantan dan pedas," imbuh Gaselly.
Terkait makanan, tim pelatih dan official Arema tidak bisa mengontrol secara langsung saat berada di Malang. Mayoritas pemain tinggal terpisah, hanya beberapa yang menetap di mess.
Mereka baru bisa dikontrol ketika mendekati pertandingan, karena semua akan tinggal bersama dalam satu hotel.
Advertisement