Sukses


Jejak Langkah Bhayangkara FC: Klub Sarat Kontroversi yang Kini Terdegradasi dari Kasta Tertinggi

Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2023/2024 menjadi musim terkelam dalam sejarah Bhayangkara FC. Klub milik Kepolisian RI harus menerima kenyataan pahit terdegradasi dari kasta tertinggi, dan terlempar ke Liga 2 musim depan.

Bersama Persikabo 1973, The Guardian, julukan Bhayangkara FC, telah resmi mengisi dua slot jatah degradasi ke Liga 2 2024/2025. Praktis, pada Liga 1 mendatang tak ada lagi klub yang berbau militer di Indonesia.

Seperti kita ketahui, sebelum berganti nama, Persikabo 1973, membeli lisensi kompetisi milik Persiram Raja Ampat yang berikutnya berganti label menjadi PS TNI. Namun, legalitas Persikabo 1973 berbeda dengan Bhayangkara FC.

Di antara suporter dan 18 kontestan BRI Liga 1 2023/2024, Persebaya Surabaya dan Bali United paling bersyukur dengan turunnya Bhayangkara FC dari kasta tertinggi. Pasalnya Bhayangkara memiliki kisah yang kurang baik dengan Persebaya dan Bali United.

Terutama perlawanan sengit dengan Persebaya yang berlangsung selama tujuh tahun pada rentang 2010-2017. Era ini merupakan masa kelam bagi sepak bola profesional Indonesia.

---

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Kerap Berganti Nama

Kala itu, terjadi dualisme di kompetisi Nasional yakni Liga Primer Indonesia (LPI) dan Indonesia Super League (ISL). LPI merupakan kompetisi yang digagas pengusaha  Arifin Panigoro pada 2011, dan tak diakui PSSI. 

Belakangan PSSI yang di ketuai Djohar Arifin membentuk Liga Prima Indonesia pada musim 2011/2012, sebagai kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Namun, klub-klub yang menentang LPI era ketum Djohar Arifin tetap memilih ISL yang lebih dulu eksis.

Pada masa inilah banyak muncul klub-klub baru, dan tak sedikit pula klub lama berganti baju anyar untuk mengisi kuota 12 tim yang tampil di LPI.

Bhayangkara FC juga tercatat sebagai klub paling banyak dan sering berganti nama. Setidaknya tujuh kali mereka berubah label. Nah, dari sini lah muasal sengketa yang terjadi antara Persebaya asli dengan Bhayangkara FC.

 

3 dari 7 halaman

Awal Mula Sengketa

Cikal bakal Bhayangkara FC berawal dari dualisme Persebaya Surabaya yang beralih ke LPI, kompetisi yang tak diakui PSSI. Ketika itu, Persebaya mengubah namanya menjadi Persebaya 1927 di bawah PT Persebaya Indonesia.

Di sisi lain, Bhayangkara FC berasal dari Persikubar Kutai Barat yang diboyong ke Surabaya dan diubah namanya menjadi Persebaya Surabaya oleh Wisnu Wardhana di bawah PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) pada 2010. Itu dilakukan agar Surabaya memiliki wakil di liga resmi PSSI.

Pada 2015, Persebaya milik PT MMIB tidak boleh mengikuti turnamen arahan Mahaka Sports & Entertainment yang bertajuk Piala Presiden 2015. Karena ingin mengikutinya, mereka menambahkan kata United di tim tersebut.

 

4 dari 7 halaman

Menanggalkan Nama Persebaya

Sejak lolos ke-8 besar, BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) mengisyaratkan untuk menanggalkan nama Persebaya kepada Persebaya United, karena hak paten logo dan nama ada di tangan Persebaya 1927 di bawah PT Persebaya Indonesia. Oleh karena itu, mereka mengubah nama menjadi Bonek FC.

Namun di Piala Jenderal Sudirman 2015, mereka kembali mengubah nama klubnya menjadi Surabaya United dikarenakan Bonek 1927 mengecam nama Bonek sebagai klub sepak bola yang aslinya merupakan nama suporter.

Pada 12 April 2016, Surabaya United melakukan merger dengan tim yang mengikuti Piala Bhayangkara 2016, PS Polri dan mengubah namanya menjadi Bhayangkara FC. Surabaya United memakai Stadion Gelora Delta di Sidoarjo sebagai homebase, dan akan mengikuti Indonesia Soccer Championship A 2016.

5 dari 7 halaman

Langsung Juara Liga 1

Setelah FIFA mencabut sanksi terhadap PSSI pada 2017, Bhayangkara FC langsung tampil di kasta tertinggi dan menjuarai Liga 1 musim itu. Namun, mahkota juara yang direbut Bhayangkara FC membuat kecewa Bali United. Tim Serdadu Tridatu merasa berhak jadi kampiun dibanding Bhayangkara FC.

Sementara itu pada tahun sama, tepatnya 8 Januari 2017, Bonek bersuka cita karena nama Persebaya dipulihkan oleh Ketum PSSI, Edy Rahmayadi, dalam Kongres PSSI di Bandung. Namun, sebagai konsekuensi Tim Bajul Iji harus memulai kompetisi dari Divisi Utama (Liga 2) 2017.

Edy Rahmayadi mengembalikan PSMS, Persija, Persib, dan PSM Makassar ke kasta tertinggi. PSSI juga merestorasi enam klub lainnya, termasuk Arema Indonesia, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, Persewangi Banyuwangi, Persipasi Kota Bekasi, dan Lampung FC, yang pada saat itu bermain di Liga Nusantara (Liga 3).

 

6 dari 7 halaman

Acap Kali Berpindah Home Base

Keputusan itu menandai awal dari proses pemulihan dan penyatuan kompetisi sepak bola Indonesia. Sebelum mematenkan namanya menjadi Bhayangkara FC, klub tersebut juga sering berpindah-pindah homebase. Surabaya United menggunakan Stadion Gelora Delta di Sidoarjo sebagai laga kandang.

Pada Liga 1 2017, Bhayangkara FC menggunakan Stadion Patriot, Bekasi yang juga dipakai Persija Jakarta sebagai kandang. Musim 2018, markas mereka lalu berpindah ke Stadion PTIK, Jakarta.

Pada 27 November 2020 Bhayangkara FC berpindah markas lagi ke Stadion Manahan, Solo. Untuk Musim 2022-2023 Bhayangkara FC berpindah markas ke Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi.

7 dari 7 halaman

Simak Persaingan Musim Ini:

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer