Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, wajib memberikan peringatan kepada anak asuhnya untuk mewaspadai kekuatan Guinea U-23 pada babak play-off perebutan tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Timnas Indonesia U-23 bakal menghadapi motivasi besar yang dimiliki Guinea U-23 ketika berduel dalam babak play-off antarkonfederasi AFC-CAF yang berlangsung di INF Clairefontaine, pada 9 Mei 2024.
Baca Juga
Malaysia Siapkan Kandang Mewah JDT untuk SEA Games 2027
Kontradiksi Nasib Syakir Sulaiman: Pernah Jadi Pemain Muda Terbaik ISL 2013 dan Trial ke Jepang, Kini Ditangkap Polisi karena Narkoba
Pernah Jadi Pemain Muda Terbaik, Eks Bintang Timnas Indonesia U-23 Kini Ditangkap Polisi Gara-gara Mengedarkan Narkoba
Advertisement
Menghadapi laga ini, Guinea U-23 telah menunjuk pelatih baru, Kaba Diawara. Dia bakal menggantikan tugas yang sebelumnya dijalankan juru taktik asal Prancis, Charles Paquille, di ajang Piala Afrika U-23 2023.
Sebelum ditunjuk menangani Guinea U-23, Kaba sebetulnya sempat bertugas bersama Timnas senior. Namun, pihak federasi akhirnya menunjuk pelatih kelahiran Prancis ini untuk mewujudkan satu misi baru.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perasaan Campur Aduk
Kaba pun mengakui perasaannya sangat campur aduk mendapatkan tugas ini. Pasalnya, dia memiliki tanggung jawab besar untuk mengantarkan Guinea U-23 bisa merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Menurutnya, pekerjaan ini memunculkan banyak hal secara bersamaan, mulai dari rasa khawatir, terhormat sekaligus bangga. Pasalnya, negaranya sudah lama tak lolos Olimpiade. Partisipasi terakhir Guinea adalah pada edisi 1968.
“Bagi saya, ini adalah perasaan yang benar-benar campur aduk. Saya merasa khawatir, terhormat, sekaligus bangga pada saat yang bersamaan,” kata Kaba Diawara seperti dikutip dari situs resmi FIFA.
“Terakhir kali Guinea ikut serta dalam turnamen sepak bola Olimpiade adalah pada tahun 1968. Jadi, kami harus bisa berjuang untuk kembali lolos di kejuaraan ini,” imbuhnya.
Advertisement
Harus Bisa Menang
Bagi kedua tim, baik Indonesia maupun Guinea, ini menjadi kesempatan terakhir untuk bisa lolos ke Olimpiade 2024 di Paris. Keduanya dipastikan bertarung mati-matian untuk meraih kemenangan.
Juru taktik berusia 48 tahun itu menegaskan timnya bakal memperjuangkan laga ini dengan sepenuh hati. Pasalnya, bisa tampil di ajang sebesar Olimpiade merupakan sebuah pencapaian yang besar.
“Satu-satunya cara kami bisa lolos adalah dengan menang. Posisi kami di peringkat empat Piala Afrika U-23 2023 menjaga harapan kami lolos ke Olimpiade Paris 2024 tetap hidup,” ujar Kaba Diawara.
“Kami yakin bisa melakukannya dengan sepenuh hati. Bagi Anda pencinta olahraga, bisa berpartisipasi di Olimpiade adalah suatu kebanggaan,” mantan pemain Paris Saint-Germain dan Marseille itu menambahkan.
Maksimalkan Persiapan
Pelatih kelahiran Toulon, Prancis, yang akhirnya memilih kewarganegaraan Guinea ini memastikan timnya mempersiapkan waktu sebaik mungkin agar bisa tampil maksimal melawan Garuda Muda.
“Tidak ada kesempatan untuk bersantai atau overthinking terhadap hal-hal lain. Saya harus mengakui bahwa kami dalam kondisi terbaik saat kami merasa nyaman dalam pertandingan. Di Olimpiade, kita tidak boleh bersantai,” ujarnya.
“Alasan federasi memanggil saya dan staf saya adalah karena kami bisa memberikan ketelitian pada tim ini. Kami akan segera mulai berjalan karena tenggat waktunya singkat. Kami hanya punya satu pertandingan, jadi itu sukses atau gagal,” imbuhnya
Advertisement