Bola.com,Paris - Timnas Guinea U-23 mendapatkan kabar buruk untuk melawan Timnas Indonesia U-23 di babak play-off Olimpiade Paris 2024. Tim berjulukan Syli U-23 itu kehilangan Lamine Diaby-Fadiga.
Ranking keempat Piala Afrika U-23 2023 itu akan berhadapan dengan tim peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 di INF Clairefontaine, Clairefontaine-en-Yvelines, pada 9 Mei 2024.
Advertisement
Pelatih Guinea U-23, Kaba Diawara, sempat memanggil Lamine Diaby-Fadiga buat meladeni perlawanan Timnas Indonesia U-23. Namun, bomber Paris FC di kasta kedua Liga Prancis ini tidak bisa bergabung dengan Syli U-23 karena cedera.
Lahir di Grasse, Prancis, pada 19 Januari 2001, Lamine Diaby-Fadiga pernah bermain untuk Timnas Prancis U-16, U-17, dan U-18 sebelum memilih untuk berganti timnas ke Guinea.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
27 Penampilan, 7 Gol
Lamine Diaby-Fadiga adalah striker utama FC Paris di musim ini. Sepanjang 2023/2024, bomber berpostur 188 cm ini telah tampil 27 kali dengan membukukan tujuh gol.
"Berita buruk untuk Lamine Diaby-Fadiga. Penyerang Guinea yang bermain untuk Paris FC itu akan absen bersama Syli U-23 untuk play-off Olimpiade 2024," tulis media Guinea, Guinea Foot.
"Dia telah dipanggil sebelumnya oleh pelatih Kaba Diawara dan klubnya sudah menerima panggilan itu. Semoga cepat sembuh untuk pemain tersebut. Berita baiknya adalah dia telah menerima untuk memperkuat Guinea," ungkap Guinea Foot.
Advertisement
Mencuri Jam Tangan Kasper Dolberg
Pada 2019, Lamine Diaby-Fadiga pernah tersandung kasus pencurian jam tangan Kasper Dolberg seharga 70 ribu euro atau setara dengan Rp1,2 miliar ketika keduanya masih sama-sama memperkuat klub Prancis, Nice.
Akibat tindakannya itu, Lamine Diaby-Fadiga dipecat oleh Nice. Ketika itu, usianya masih 18 tahun dan masa depannya cerah. Dia mengakui perbuatannya, tetapi sudah terlambat.
"Tindakan saya tidak diambil karena keinginan untuk mendapatkan sesuatu darinya, tapi karena rasa marah, frustrasi, dan merasa tidak diakui. Tentu saja, saya baru berusia 18 tahun, tetapi usia saya tidak memaafkan apa pun," ungkap Lamine Diaby-Fadiga dinukil dari Sky Sports.
Sumber: Guinea Foot, Sky Sports