Bola.com, Semarang - Manajemen PSIS Semarang telah memetakan hasil evaluasi yang menyebabkan timnya gagal mencapai target posisi empat besar klasemen di kompetisi BRI Liga 1 2023/2024.
Sebetulnya, performa PSIS Semarang sempat mulai stabil pada pertengahan musim. Bahkan, skuad Mahesa Jenar bahkan bisa konsisten menempati posisi empat besar klasemen BRI Liga 1 2023/2024.
Baca Juga
Analisis Bek Asing PSIS soal Kemenangan Timnas Indonesia atas Arab Saudi: Diawali Perubahan Struktur Pertahanan
5 Catatan Buruk PSIS hingga Pekan Ke-10 BRI Liga 1: Tim Paling Seret Gol, Koleksi Kartu Merah Terbanyak, hingga Babak Belur di Kandang
PSIS Semarang Ukir Rekor Start Terburuk di Era Liga 1: Catatan 10 Laga Awal Paling Jeblok dalam Enam Musim Terakhir
Advertisement
Sayangnya, memasuki pertengahan putaran kedua, hasil yang diukir skuad asuhan Gilbert Agius anjlok. Mereka tak mampu menjaga konsistensi hingga sempat melewati empat pertandingan tanpa kemenangan.
Hasil ini menyulitkan Septian David Maulana dkk untuk bersaing di empat besar. Hingga akhirnya, mereka harus melepas ambisi lolos ke championship series karena menempati peringkat keenam klasemen akhir.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terusir dari Jatidir
Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, menyebut bahwa hasil evaluasi yang dilakukan manajemen dan tim pelatih menemukan satu muara yang menjadi faktor kegagalan ini, yakni terusir dari Stadion Jatidiri.
Sejak pertengahan Februari 2024, Mahesa Jenar mesti mencari kandang baru karena Stadion Jatidiri harus menjalani proses renovasi karena dipersiapkan untuk menjadi venue perhelatan Piala AFF U-16 2024.
“Berdasarkan hasil evaluasi dari manajemen dan tim pelatih, faktor terbesar yang membuat PSIS Semarang menurun ialah tidak bermainnya di Stadion Jatidiri atau Kota Semarang,” kata Yoyok Sukawi.
Advertisement
Timbulkan Masalah
Yoyok mengakui, terusirnya PSIS dari Stadion Jatidiri memang meninggalkan sederet persoalan. Sebab, karena harus menjadi tim musafir, manajemen harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Ini karena mereka harus bertanding di lokasi yang jauh. Imbasnya, jumlah kehadiran penonton mengalami penurunan signifikan. Dampaknya tak hanya berkaitan dengan pemasukan, tetapi juga mental pemain saat bermain di kandang.
“Menjadi tim musafir itu menimbulkan banyak masalah, seperti pengeluaran yang membengkak, dukungan suporter yang tidak seramai di Stadion Jatidiri, hingga menurunnya mental pemain,” ujarnya.
Siapkan Alternatif
Berdasarkan hasil evaluasi itu, manajemen PSIS Semarang akan berusaha mencari alternatif terbaik musim depan. Harapannya, kata Yoyok, Mahesa Jenar tetap bisa berkandang di Kota Semarang.
“Oleh karena itu, manajemen PSIS tengah menyiapkan kandang alternatif di Kota Semarang supaya pada kompetisi musim depan kami tidak lagi menjadi tim musafir,” ujar Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah itu.
Advertisement