Bola.com, Jakarta - Semua pemain Timnas Indonesia U-23 maju tak gentar jelang bentrok kontra Guinea dalam laga play-off Olimpiade 2024, Kamis (9/5/2024). Jika bisa memenangkan duel, maka sepak bola Indonesia beraksi di Olimpiade 2024 di Paris, Juli mendatang.
Kali terakhir sepak bola Indonesia tampil di Olimpiade adalah di Melbourne, Australia, 1956. Saat itu, timnas yang ditukangi pelatih Yugoslavia, Toni Pogacnik, dihuni sederet pemain berbakat seperti Ramang, Maulwi Saelan, dan Aang Witarsa.
Baca Juga
Advertisement
Indonesia mampu melangkah ke perempatfinal sebelum dihentikan tim kuat Uni Soviet yang kemudian sukses menyabet medali emas sepak bola.
Melawan Guinea, Garuda Muda maju tak gentar. "Kami akan bermain sebagus mungkin demi lolos ke Olimpiade," kata Ikhsan Nul Zikrak, gelandang Timnas Indonesia U-23.
Guinea bukan lawan yang enteng. Secara fisik dan stamina mereka sedikit lebih bagus. Apalagi, kabar terkini menyebut tim asuhan Kaba Diawara mendapat suntikan empat pemain senior yang usianya masih di bawah 23 tahun.
Keempatnya merupakan pemain abroad di Eropa yakni Ilaix Moriba (Getafe, Spanyol), Saidou Sow (Rc Strasbourg Alsace, Prancis), Facinet Conte (Sc Bastia, Prancis), dan Ibrahim Diakite ( Stade Lausanne, Swiss).
Indonesia tak kalah kinclong. Shin Tae-yong punya segudang pemain andalan di semua lini yang siap berjibaku melawan Guinea.
Berikut empat senjata pamungkas Timnas Indonesia U-23Â yang siap menghancurkan Guinea yang kualitasnya tak perlu diragukan lagi:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ernando Ari Sutaryadi
Kecil-kecil cabai rawit. Meski tak memiliki postur jangkung seperti halnya kiper-kiper peserta Piala Asia U-23 2024 beberapa waktu lalu, Ernando Ari membuktikan kalau dirinya layak diacungi dua jempol.
Sukses Timnas Indonesia U-23 melesat ke semifinal tak lepas dari aksi ciamik pemain kepunyaan Persebaya Surabaya dan kebanggaan Bonek itu di bawah mistar.
Pandai membaca arah bola dan punya refleks bagus membuat penyerang-penyerang lawan beberapa kali harus gigit jari.
Kiper kesayangan Shin Tae-yong ini jadi mimpi buruk rakyat Australia, Jordania, dan Korea Selatan.
Tak hanya Shin Tae-yong, pelatih Timnas Austrialia U-23 juga sempat terkesima melihat kinerja Ernando.
"Kiper yang luar biasa," puji Tony Vidmar, sesaat setelah timnya dipermalukan Ernando dkk. dengan skor 0-1.
Melawan Guinea, besar kemungkinan Shin Tae-yong masih memberikan kepercayaan kepada spiderman kelahiran Semarang, 2 Februari 2002.
Advertisement
Nathan Tjoe-A-On
Beruntunglah Garuda Muda punya pemain bertalenta di atas rata-rata seperti Nathan Tjoe-A-On.
Tak hanya tangguh di belakang menjaga perthanan, pemain berusia 22 tahun milik Swansea City yang dipinjamkan kepada Heerenveen juga mumpuni melakukan serangan dan itu sangat mengerikan lawan.
Ingat gol Komang Teguh ke gawang Australia yang berujung kemenangan 1-0? Nathan merupakan sosok penting di balik tandukan Komang.
Maju menyerbu jauh ke depan, Nathan melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti dan bola mengenai kepala Komang lalu menggetarkan gawang Australia.
Ketenangan dan kedisiplinan Nathan pastinya sangat diperlukan melawan Guinea, terlebih laga nanti merupakan asa terakhir Indonesia untuk bisa berkiprah di Olimpiade Paris 2024, Prancis, Juli mendatang.
Rafael Struick
Tatkala ia absen melawan Uzbekistan lantaran akumulasi kartu kuning, rakyat Indonesia kontan masygul. Bagaimana tidak, anak muda ini berhasil mencuri hati fans lewat permainannya yang sungguh mengagumkan.
Benar saja, minus Struick, seperti ada yang hilang di skuad asuhan Shin Tae-yong. Indonesia kalah 0-2 dari Uzbekistan. Tak ada peran besar Struick yang bertugas mengacak-acak lawan sekaligus membuka peluang pemain depan untuk mencetak gol.
Bentrok kontra Guinea, Struick kembali jadi andalan sekaligus tumpuan di sektor gedor. Selain skil dan fisik, penyerang 21 tahun kepunyaan ADO Den Haag ini juga punya nyali berduel bola-bola udara.
Advertisement
Marselino Ferdinan
Nah, ini dia nih yang tak kalah sadis. Di balik wajah tenangnya, mantan pemain Persebaya Surabaya yang kini merumput bareng klub Belgia, KMSK Deinze, merupakan sosok penyerang berdarah dingin.
Walau kadang kalah postur dengan bek-bek lawan, pengagum berat Lionel Messi ini mampu meliuk-meliuk bak belut, lalu merangsek hingga kotak penalti.
Tak terbantahkan lagi, tombak yang masih berusia 19 tahun ini menjadi salah satu senjata pamungkas yang akan tetap diturunkan Shin Tae-yong melawan Guinea.
Mudah-mudahan, pada laga nanti, si pendiam ini bisa kembali mencetak gol dan membawa Garuda Muda berangkat ke Olimpiade 2024.