Bola.com, Jakarta - Netizen menemukan bukti bahwa dua tendangan penalti untuk Timnas Guinea U-23 seharusnya tidak sah ketika berhadapan dengan Timnas Indonesia U-23.
Lewat hadiah sepakan 12 pas, Guinea U-23 menang 1-0 atas Timnas Indonesia U-23 dalam babak play-off Olimpiade Paris 2024 di INF Clairefontaine, Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis, pada Kamis (9/5/2024) malam WIB.
Advertisement
Pada menit ke-18, Algassime Bah tiba-tiba jatuh di kotak penalti Timnas Indonesia U-23. Wasit Francois Letexier asal Prancis menunjuk titik putih untuk Guinea U-23.
Francois Letexier menganggap bahwa dilanggar Wita Sulaeman di kotak penalti Timnas Indonesia U-23. Padahal dari tayangan ulang, kenyataannya tidak demikian.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Francois Letexier Bergeming
Ketika hendak menerima umpan mendatar dari rekan setimnya, kaki Algassime Bah terserempet kaki Witan di luar kotak penalti Timnas Indonesia U-23.
Namun, entah disengaja atau tidak, penyerang klub Yunani, Olimpiakos, itu seolah-olah tersandung dan merebahkan diri di dalam kotak 16 pas tim lawan.
Witan merasa tidak menjatuhkan Algassime Bah. Tetapi, Francois Letexier bergeming. Dia tetap kekeuh dengan keputusannya memberikan tendangan penalti kepada Guinea U-23 yang dieksekusi oleh Ilaix Moriba pada menit ke-29.
Sialnya, FIFA tidak menerapkan VAR dalam play-off Olimpiade Paris sehingga keputusan keliru Francois Letexier tak dapat ditinjau ulang.
Advertisement
Shin Tae-yong Dikartu Merah
Pada menit ke-72, peluit Francois Letexier kembali berbunyi tanda penalti untuk Guinea U-23. Tekel Alfeandra Dewangga yang menyentuh bola lebih dulu sebelum merobohkan Algassime Bah, dinilainya sebagai pelanggaran.
Padahal, Francois Letexier dalam posisi yang ideal ketika kejadian itu berlangsung. Pengadil pertandingan berusia 35 tahun ini hanya beberapa meter di belakang duel Dewangga dengan Francois Letexier.
Buntut dari kebijakan kontroversial Francois Letexier itu, pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, melancarkan protes keras. Dia marah-marah sampai menunjuk-nunjuk wajah wasit yang berlisensi FIFA sejak 2017 ini.
Francois Letexier meresponsnya dengan memberikan kartu kuning kepada Shin Tae-yong, yang berujung kartu kuning kedua alias kartu merah karena arsitek asal Korea Selatan itu terus menunjukkan kekesalannya.
Penilaian Mantan Wasit FIFA
Mantan wasit FIFA sal Indonesia, Fariq Hitaba, memberikan penilaian terhadap kepemimpinan Francois Letexier, terutama perihal penalti kedua untuk Guinea U-23.
"Kalau menurut penglihatan dan opini saya, itu no foul artinya no penalty," ujar Fariq Hitaba kepada Bola.com, Kamis (9/5/2024) malam WIB.
"Karena Dewangga clear challenge to the ball dan berhasil to play the ball. Mungkin posisi wasit yang tidak baik atau tidak ideal sehingga tidak bisa mendapatkan sudut penglihatan yang baik dan tidak bisa melihat jelas, meski dia dekat dengan kejadian."
"Nah, itu satu di antara kegunaan VAR, bisa untuk me-review kejadian. Tapi sayang, pertandingan ini tidak ada VAR jadi keputusan wasit tidak bisa dianulir," kata Fariq Hitaba.
Advertisement
Temuan Netizen
Gue Bisa terima kekalahan tapi ini udah keterlaluan banget, Guinea Dapet 2 Penalti Ghoib😤Penalti pertama Witan Pelanggaran diluarPenalti Kedua Dewangga Kena bola dulu padahalHadeh Wasit FIFA, ga ada Var Juga😔Shin Tae-yong Red Card#TimnasDayRCTI pic.twitter.com/KqmXXUIytX
— YBBA (@BolaBolaAja) May 9, 2024