Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 harus mengakui kemenangan Guinea U-23 saat kedua tim bentrok dalam laga play-off Olimpiade 2024 yang berlangsung di Clairefontaine, Paris, Prancis, Kamis (9/5) malam WIB.
Garuda Muda kalah tipis 0-1 setelah bintang Guinea, Ilaix Moriba, sukses mengeksekusi tendangan penalti pada menit ke-28, buntut dari pelanggaran yang dilakukan Witan Sulaeman di kotak terlarang.
Baca Juga
Malaysia Siapkan Kandang Mewah JDT untuk SEA Games 2027
Kontradiksi Nasib Syakir Sulaiman: Pernah Jadi Pemain Muda Terbaik ISL 2013 dan Trial ke Jepang, Kini Ditangkap Polisi karena Narkoba
Pernah Jadi Pemain Muda Terbaik, Eks Bintang Timnas Indonesia U-23 Kini Ditangkap Polisi Gara-gara Mengedarkan Narkoba
Advertisement
Dengan kegagalan ini, pupus sudah asa Timnas Indonesia U-23 besutan Shin Tae-yong untuk beraksi di Olimpiade Paris 2024 pada Juli mendatang.
Witan Sulaeman dan kawan-kawan harus menempuh jalan terjal play-off karena pada laga sebelumnya, kalah 1-2 dari Irak dalam perebutan tempat ketiga Piala Asia U23 2024.
Sedih, kecewa, dan marah bercampur menjadi satu. Sedih, karena permainan Timnas Indonesia U-23 tak kalah spartan dari Guinea, yang justru tak terlalu istimewa seperti yang digembar-gemborkan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kecewa dan Marah
Timnas Indonesia U-23 sebenarnya punya sejumlah peluang, tetapi sayang tak mampu dimaksimalkan dengan baik.
Kecewa, karena mimpi untuk melihat Garuda Muda tampil di Olimpiade Paris tahun ini tidak kesampaian. Itu berarti, suporter setia harus kembali bersabar karena sepak bola Indonesia kali terakhir tampil di Olimpiade Melbourne 1956.
Marah, karena kepemimpinan wasit Francois Letexier, asal Prancis, terkesan lebih condong ke Guinea.
Letexier seharusnya tak terburu-buru menghukum Indonesia dengan tendanga penalti, karena pelanggaran yang dilakukan Witan tak terjadi di kotak penalti melainkan di luar.
Pun begitu dengan penalti kedua pada menit ke-73, lagi-lagi keputusan Letexier menghukum Indonesia jadi tanda tanya. Bagaimana tidak, tekel Alfeandra Dewangga terhadap Algassime Bah bersih mengenai bola.
Letexier bergeming, tetap dengan keputusannya. Ia bahkan merespons protes keras Shin Tae-yong dari pinggir lapangan dengan kartu merah. Beruntung, Ernando Ari mampu menggagalkan tendangan penalti tersebut.
Advertisement
Membanggakan
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang hadir langsung di stadion ditemani Presiden FIFA, Gianni Infantino, tahu betul betapa remuknya seluruh hati pemain. Usai pertandingan, Erick Thohir langsung menemui Shin Tae-yong dan pasukannya.
"Terima kasih untuk perjuangan kalian. Saya salut dan bangga," kata Erick Thohir.
Seperti kata Erick Thohir, rakyat Indonesia memang pantas salut dan bangga dengan perjuangan serta semangat pantang menyerah Garuda Muda.
Sempat diragukan, Garuda Muda justru tampil trengginas dan ganas di Piala Asia U23 2024 yang berlangsung di Qatar beberapa waktu lalu.
Meski sempat kalah 0-2 dari tuan rumah Qatar, tapi Garuda Muda mampu bangkit dan akhirnya menorehkan sejarah merangsek ke semifinal setelah lebih dulu meremukkan tim-tim kuat macam Australia dengan skor 1-0, Yordania lewat kemenangan telak 4-1.
Paling heboh ketika Timnas Indonesia U-23 meremukkan Korea Selatan via drama adu penalti yang menguras tenaga dan emosi mencapai 11-10 setelah bermain imbang 2-2.
Jalan Masih Panjang
Lantas, bagaimana selanjutnya? Erick Thohir menegaskan, jalan masih panjang dan PSSI belum mau berhenti menorehkan sensasi.
"Timnas ini punya generasi emas. Ada Witan Marselino, Rizki Ridho, Ernando, plus pemain naturalisasi. Lalu kita punya blueprint hingga 2045, dan kita konsisten lakukan training jangka panjang. Artinya program yang kita jalankan sudah on the track," kata Erick Thohir.
Terima kasih, Garuda Muda!
Advertisement