Sukses


Juan Esnaider dan 5 Pelatih Asal Argentina di Liga Indonesia: Mario Kempes Pembuka Jalan, tapi Sosok Ini Paling Sukses

Bola.com, Jakarta - PSBS Biak bikin kejutan di bursa transfer. Tim promosi ini mendatangkan bintang asal Argentina untuk menukangi tim untuk Liga 1 2024/2025. Sosok yang diboyong adalah Juan Esnaider.

Mantan penyerang Timnas Argentina ini punya rekam jejak mentereng saat aktif bermain. Pria kelahiran Mar de Plata ini pernah membela klub-klub papan atas La Liga, seperti Real Madrid, Real Zaragoza, Atletico Madrid, dan Espanyol.

Juan Esnaider juga sempat mencicipi Seri A Italia bersama La Vecchia Signora, julukan Juventus pada musim 1999-2001.

Setelah gantung sepatu pada 2005 lalu, Esnaider banting setir sebagai pelatih. Dia pernah membesut Getafe 2016 dan JEF United Chiba di J-League musim 2017-2019.

Jika kita membuka arsip Liga Indonesia, ada beberapa pelatih asal Argentina yang pernah dan sedang berkarir di Tanah Air. Siapa saja mereka? Yuk scroll ke bawah untuk mengetahuinya. 

 

 

 

 

 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Mario Kempes

Nama salah satu bintang timnas Argentina, Mario Kempes sempat menghiasi kompetisi sepak bola Indonesia pada 1996.

Nama kolega Maradona ini mencuat ketika menjadi topskorer Piala Dunia 1978. Mario Kempes juga tampil di dua Piala Dunia 1982 dan 1986.

Pada Ligina 1996, Mario Kempes menjajal kompetisi Indonesia. Saat itu, usia Mario Kempes sudah tidak lagi muda.

Mario Kempes bergabung dengan klub elite asal Jakarta, Pelita Jaya. Tak hanya sebagai pemain, Mario Kempes juga berperan sebagai pelatih bagi Pelita Jaya.

Pelita Jaya merupakan tim terakhir yang dibela Mario Kempes sebagai pemain dan klub pertama jadi pelatih. Tapi sayang debut dan prestasi Mario Kempes tak secemerlang bintangnya sebagai pemain.

Lelaki kelahiran 15 Juli 1954 gantung sepatu setelah beberapa bulan berseragam Pelita Jaya. Setelah pensiun, Mario Kempes sempat mencoba fokus menjalani karier kepelatihannya. Sayang, klub-klub papan atas di dunia tak meliriknya.

Adapun beberapa klub yang pernah dilatihnya yaitu KS Lushnja (Albania), Mineros de Guayana (Venezuela), The Strongest La Paz (Bolivia), dan Club Deportivo Oriente Petrolero (Bolivia).

 

 

 

 

 

3 dari 6 halaman

Horacio A. Montes

Pemilik nama lengkap Horacio Albertus Montes merupakan pelatih asing pertama yang menukangi PS Sleman. Dia menjadi pelatih PS Sleman pada 2007.

Sayang kebersamaan Horacio Montes dengan tim berjulukan Super Elang Jawa tak berlangsung langgeng. Pelatih berpaspor Argentina itu tercatat hanya lima bulan melatih PS Sleman.

Perbedaan kultur sepakbola membuat Horacio sulit beradaptasi dengan Indonesia. Dia mengaku masih membutuhkan waktu untuk menangani PS Sleman. Sayang, manajemen klub ini sudah tidak sabar dan memutuskan untuk melepasnya di tengah musim.

 

 

 

 

 

4 dari 6 halaman

Mario Gomez

Pelatih bernama lengkap Roberto Carlos Mario Gomez ini telah berkarier di kompetisi sepak bola Indonesia sejak akhir 2017. Klub pertama yang ditanganinya di Indonesia yakni Persib Bandung.

Waktu itu, Mario Gomez membawa Persib mengakhiri Liga 1 2018 dengan menduduki peringkat keempat dengan raihan 52 poin dari 34 pertandingan.

Namun, kebersamaan Mario Gomez dengan Maung Bandung hanya berjalan satu musim. Mario Gomez dilepas oleh manajemen Persib pada akhir 2018.

Setelah itu, Mario Gomez berlabuh ke Borneo FC. klub asal Samarinda ini menjadi tim asal Indonesia yang paling lama diasuh Mario Gomez. Setidaknya sudah ada 41 pertandingan yang dilakoni Borneo FC di bawah naungan Mario Gomez.

Hanya saja raihan prestasi Borneo FC masih belum memuaskan. Pada gelaran Piala Menpora 2021, Mario Gomez hanya dapat mempersembahkan satu poin bagi tim Pesut Etam dari tiga pertandingan yang dijalani.

Namun manajemen Borneo FC tetap percaya pada kepemimpinan pelatih berusia 64 tahun tersebut. Mario Gomez masih akan mengarsiteki Borneo FC di Liga 1 2021-2022. Di BRI Liga 1 2023/2024, Mario Gomez gagal menyelamatkan Bhayangkara FC dari jurang degradasi.

 

5 dari 6 halaman

Carlos Cambon

Carlos Garcia Cambon didatangkan Persija pada akhir musim 2003 berbarengan dengan tiga pemain asal Argentina.

Para pemain itu adalah striker Emanuel De Porras alias Cachi, serta duo gelandang Gustavo Chena dan Gustavo Hernan Ortiz.

Tak tanggung-tanggung, Persija merekrut Carlos Cambon dan tiga pemain Argentina langsung dari Negeri Tango. Waktu itu, Persija mendapat dana besar dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Bagi pelatih kelahiran Buenos Aires, 27 Maret 1949 itu, Persija merupakan klub terakhir yang diarsitekinya sebelum memutuskan pensiun.

Kebersamaan Carlos Cambon dan Persija juga tidak berlangsung lama. Dia berpisah dari tim Macan Kemayoran di tengah Liga Indonesia 2004 berjalan.

Dalam karier kepelatihannya, Persija menjadi tim ketiga yang pernah ditangani Carlos Cambon. Sebelumnya, dia menjadi karetaker klub elite Liga Argentina, Boca Juniors dan menangani Blooming dari Liga Bolivia. Pada 27 April 2022 dalam usia 73 tahun, Carlos Cambon wafat karena sakit.

 

 

 

 

6 dari 6 halaman

Alfredo Vera

Nama Angel Alfredo Vera tentu sudah tidak asing didengar para pencinta sepak bola Indonesia. Lelaki berusia 51 tahun ini telah cukup lama berkarier di Indonesia, baik sebagai pemain maupun pelatih.

Pamor Alfredo Vera memang masih kalah jauh dibandingkan Mario Kempes dan Juan Esnaider. Namun dia sosok paling sukses menangani klub di Indonesia. Hingga saat ini, minimal ada delapan tim di Indonesia yang pernah dilatihnya. Sukses diraih Alfredo Vera ketika mengantarkan Persipura dan Persebaya meraih gelar juara.

Pada 2016, Alfredo Vera berhasil mempersembahkan gelar Indonesia Soccer Championship (ISC). Setahun kemudian, giliran Persebaya yang diantarnya menjuarai Liga 2 2017.

Di BRI Liga 1 2022-2023, dia melatih Persita Tangerang. Sayang, kerjanya tak sampai akhir musim karena didepak dan digantikan Luis Edmundo pada putaran kedua. Alfredo Vera juga gagal menyelamatkan RANS Nusantara FC dari degradasi BRI Liga 1 2023/2024.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer