Sukses


Rachmat Irianto Punya Cerita Nih: Pernah Jadi Striker sampai Top Scorer, Pindah Bek Biar Bisa Pukul Lawan

Bola.com, Jakarta - Nama Rachmat Irianto sudah menjadi salah satu pemain yang dikenal secara luas di publik pecinta sepak bola nasional. Dia tercatat pernah menjadi kapten Timnas Indonesia U-22 yang menjuarai Piala AFF U-22 2019 lalu.

Kini, pemain yang akrab disapa Rian itu menjadi andalan Timnas Indonesia. Dia bisa dimainkan di berbagai posisi. Pemain berusia 24 piawai dimainkan sebagai bek tengah, bek kanan, bek kiri, atau gelandang bertahan.

Rian menuturkan bahwa perjalanan kariernya dalam sepak bola tidak lepas dari sosok sang ayah, Bejo Sugiantoro. Ya, ayah kandung Rian juga merupakan pemain Timnas Indonesia semasa masih berkarier sebagai pemain.

“Waktu kecil saya disuruh senang-senang saja untuk bermain bola. Seperti saya main di posisi mana pun bebas, setelah itu semakin dewasa saya semakin diarahkan untuk memilih posisi,” kata Rian dalam podcast di kanal YouTube Marc Klok.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Dapat Pukulan Lawan

Menariknya, Rachmat Irianto semasa muda berposisi asli sebagai striker. Di posisi itu pula dia bahkan jadi top scorer dalam sebuah turnamen. Lantas, mengapa dia memilih mengubah posisi yang lebih banyak bertahan?

“Dulu saya sempat jadi striker, juga jadi top scorer waktu itu di turnamen kecil di akademi. Waktu saya jadi top scorer, saya dipukul terus sama tim lawan,” ungkap pemain kelahiran Surabaya, 3 September 1999 itu.

“Bapak mungkin tidak tega dengan saya. Setelah saya dipanggil, Bapak bilang saya sepertinya harus di belakang. Kita pukul lawan sekarang. Jadi saya pindah ke belakang, akhirnya sampai sekarang,” imbuhnya diiringi dengan tawa.

3 dari 5 halaman

Posisi Andalan

Keputusan Bejo Sugiantoro terbukti benar. Bejo sendiri berposisi sebagai libero saat masih bermain. Rian kemudian banyak belajar dari sang ayah untuk mengasah kemampuan dalam bertahan sejak masih junior.

Karier Rian dimulai dengan membela Indonesia Muda, klub internal Persebaya. Pada 2017, dia mendapat kontrak profesional pertama bersama klub berjulukan Bajul Ijo itu, saat usianya masih 17 tahun.

Dari situ, Rian mengukir banyak kenangan manis. Satu di antaranya adalah menjuarai Liga 2 2017 yang membawa Persebaya promosi ke Liga 1 2018. Di tahun yang sama, Rian jadi kapten Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri.

4 dari 5 halaman

Dari Surabaya ke Bandung

Selama membela Persebaya, Rian tercatat pernah dimainkan di empat posisi yang berbeda seperti disebut di atas. Penampilannya juga tetap oke, tapi dalam beberapa pertandingan terakhirnya lebih banyak tampil sebagai gelandang bertahan.

Rian kemudian tercatat masih membela Persebaya sampai 2022, bahkan ditunjuk sebagai kapten tim per musim 2021/2022. Namun, dia memilih hengkang menjelang BRI Liga 1 2022/2023 dan berseragam Persib Bandung hingga sekarang.

Saat pindah klub, Rian pun menjadi pemain serba bisa yang mampu diandalkan di berbagai posisi di skuad Maung Bandung. Ini jadi berkah buatnya. Dari belajar di Persebaya, dia bisa menerapkannya di Persib dan Timnas Indonesia.

5 dari 5 halaman

Pengaruh Sang Ayah

Pengaruh Bejo Sugiantoro begitu besar. Apalagi, Bejo juga menjabat sebagai asisten pelatih Persebaya sejak 2018 sampai hengkang pada 2023 lalu. Dengan berseragam Persib, Rian ingin membuktikan bahwa dia masih bisa tampil cemerlang juga.

“Dari kecil saya sudah diarahkan oleh orang tua saya, terutama Bapak. Jadi Bapak sendiri juga pemain sepak bola, akhirnya saya ikutlah ke jenjang itu. Jadi karena Bapak saya bisa di sepak bola sampai sekarang ini,” ucapnya.

Sumber: Kanal Youtube Marc Klok

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer