Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia bersiap melakoni dua laga lanjutan babak 2 kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Juni mendatang.
Tim pertama yang dijamu adalah Irak dan selanjutnya Filipina. Bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Jakarta, Indonesia akan menantang Irak, selalu pemuncak Grup F yang belum terkalahkan dalam empat laga, pada 6 Juni.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian, lima hari berselang di tempat yang sama, Timnas Indonesia akan kembali beraksi melawan Filipina.
Dua laga ini sangat menentukan langkah Indonesia ke babak ketiga, mengingat saat ini tim asuhan Shin Tae-yong bercokol di posisi kedua dengan tabungan tujuh poin.
Dari sekian pemain yang akan dipanggil, salah satunya yang paling berharap kembali mendapat kesempatan adalah Ezra Walian.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mulai Kehilangan Tempat
Sejak resmi menjadi Warga Negara Indonesia Indonesia (WNI) via program naturalisasi pada Maret 2017, kelahiran Amsterdam, Belanda, 26 tahun silam ini sudah beberapa kali memperkuat timnas, baik U-23 maupun senior.
Hanya saja, belakangan, Shin Tae-yong tak lagi memanggilnya menyusul membludaknya pemain yang dianggap lebih mumpuni di lini tengah sebagai gelandang.
Sembari menanti apakah nasib baik masih berpihak kepada Ezra Walian jelang bentrok kontra Irak dan Filipina, ada baiknya kita mengetahui lebih jauh bagaimana eks jebolan Akademi Ajax itu menilai dirinya sendiri.
Advertisement
Pilih Irit Bicara
Menurut Ezra dia bukan tipe orang yang terlalu banyak bicara, khususnya di ruang ganti pemain.
"Aku sedikit lebih untuk diriku sendiri. Di kehidupanku, aku mungkin berbeda dengan orang lain. Bagiku itu sangat penting dan orang lain melihat saya sebagai orang yang sangat rendah hati," kata Ezra di kanal YouTube rekannya setim di Persib Bandung, Marc Klok.
Meski irit bicara, tak berarti Ezra acuh dengan orang-orang di sekitarnya. "Saya memiliki rasa hormat terhadap semua orang , terlebih jika orang itu tidak sombong," ujarnya.
Tentang Ajax dan Indonesia
Dalam YouTube yang mendapat respon ratusan tanggapan tersebut, Ezra juga membeberkan masa lalunya, khusus awal perkenalannya dengan sepak bola.
"Aku berasal dari keluarga yang semuanya menyukai sepak bola. Aku sendiri berasal dari keluarga Ajax. Ayahku selalu memiliki tiket satu musim untuk pertandingan Ajax. Ketika aku masih kecil kami sering menonton Ajax di kandang," ujar Ezra.
Dari situ kemudian, Ezra bermimpi untuk menjadi pesepak bola dan beberapa tahun kemudian dia masuk Akademi Ajax. "Impianku menjadi pemain sepak bola profesional," katanya.
Terlahir dari orang tua yang berbeda budaya tak membuat Ezra sulit beradaptasi, khususnya saat ini ia tinggal di Indonesia. "Aku melihat orang Indonesia sangat ramah dan ingin membantu satu sama lain," ujar Ezra yang ayahnya, Glenn Arthur Walian, lahir di Jakarta namun saat usia empat tahun terbang ke Belanda.
Ezra menambahkan kalau dirinya sudah beberapa kali mudik ke Indonesia, terlebih saat masih anak-anak. Saking seringnya, dia lebih Indonesia dari ayahnya. "Ayah pernah bilang, 'rasanya kamu lebih Indonesia dariku'," tukas Ezra yang direspons Marc Klok dengan tawa kecil.
Advertisement