Bola.com, Jakarta - Sepak bola, dengan segala aspeknya, termasuk bisnis, menyita perhatian pengusaha di belahan dunia untuk menjalankan roda manajemen, tak terkecuali taipan dari Indonesia. Di Liga Inggris, Belgia, hingga Italia, ada beberapa miliarder Tanah Air yang menjadi nahkoda klub di belakang layar.
Belakangan mulai bermunculan beberapa figur publik yang berperan aktif di sebuah klub. Penyanyi Ed Sheeran misalnya, diketahui mensponsori Ipswich Town, klub Liga Inggris yang dia dukung sejak kecil.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian ada Ryan Reynolds, aktor Hollywood yang memiliki banyak saham di Wrexham A.F.C. Menariknya, sama seperti Ed Sheeran, kedua tim juga meraih promosi ke kasta yang lebih tinggi.
Selain dari 'circle' selebritis, mayoritas klub juga di-support oleh pengusaha kaya raya. Tidak heran memang, sebab menjalankan roda bisnis tim sepak bola memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Bakrie Group sempat menguasai klub asal Belgia, CS Vise pada 2011. Beberapa pesepak bola Indonesia seperti Alfin Tuasalamony, Syamsir Alam, Yericho Christiantoko, dan Yandi Sofyan pernah berguru di sana.
Namun, pada 13 Mei 2014, Bakrie Group menjual seluruh sahamnya kepada investor asal Inggris karena masalah finansial.
Bakrie Group menempatkan putra sulung Nirwan Dermawan Bakrie yakni Andika Nuraga Bakrie sebagai Presiden klub. Sedangkan posisi Wakil Presiden klub ditempati oleh Rahim Soekasah.
Selain Vise, Bakrie Group juga sempat mengakuisisi Brisbane Roar, klub asal Australia. Tim tersebut masih dipertahankan hingga saat ini.
Siapa sangka, ada beberapa pengusaha kaya raya Indonesia yang terlibat aktif di sepak bola Eropa. Berikut ini Bola.com mengulasnya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Erick Thohir - Oxford United
Ketua PSSI, Erick Thohir, bukan nama lawas di dunia sepak bola Eropa. Ia pernah memiliki saham di Inter Milan, dan kecintaannya terhadap si kulit bundar tidak pernah luntur.
Itu dibuktikan dengan keputusannya memili saham di Oxford United FC pada September 2021, klub Liga Inggris yang berlaga di League One atau kasta ketiga sepak bola Inggris. Ia tak sendiri, sebab ada Anindya Bakrie yang ikut membantunya.
Â
Â
Advertisement
Santini Group - Tranmere Rovers
Walutje Pte.Ltd, sebuah perusahaan yang dikelola oleh PT Santinilawansa Lestari. Dari namanya saja sudah bisa ditebak bahwa ada unsur Indonesia.
PT Santinilawansa Lestari kemudian lebih dikenal dengan nama Santini Group, yang berisikan Emmanuel Lestarto Wanandi, A Lukito Wanandi, dan Paulus Witarsa Wanandi. Mereka memiliki lebih dari 10 persen saham Tranmere Rovers, klub kasta keempat Liga Inggris (League Two).
Â
Sihar Sitorus - FC Verbroedering Dender
Tokoh sepak bola nasional, Sihar Sitorus pada Februari 2018 memberikan pernyataan mengejutkan seputar keberhasilannya membeli klub Eropa. Namun, ketika itu Sihar enggan menyebut secara spesifik nama dan liga di mana klub tersebut bermain.
Pada 23 Juni 2018, barulah Sihar Sitorus untuk pertama kalinya menyebut nama klub Belgia miliknya pada acara konferensi pers talent scouting bertajuk Bola.com From North Sumatra to Belgium di satu di antara hotel mewah di Medan.
Mantan anggota Komite Eksekutif PSSI itu mengaku membeli FC Verbroedering Dender, klub yang sekarang ada di Divisi Dua Liga Belgia itu karena sesuai dengan visi dan misinya memajukan sepak bola nasional.
Â
Advertisement
Alvin Sariaatmadja - US Lecce
Pertengahan 2022, Indonesia dan Italia digemparkan dengan foto Raffi Ahmad dan Alvin Sariaatmadja berada di markas Lecce bersama jajaran klub lainnya. Ternyata, tim Liga Italia Serie A itu dibeli oleh Alvin.
Alvin Sariaatmadja, konglomerat yang juga merupakan pemilik EMTEK (PT Elang Mahkota Teknologi Tbk) membeli sekitar 10 persen saham Lecce, menjadikannya pemilik saham minoritas di klub tersebut.
Alvin tidak sendiri, ia bergabung dengan konsorsium yang terdiri dari Boris Francesco Jean Collardi (bankir asal Italia-Swiss) and which consists of pebisnis lokal Pascal Picci.
Keluarga Hartono - Como 1907
Djarum Group, melalui SENT Entertainment LTD, menginvestasikan manuver bisnisnya dengan membeli klub Serie C, Como 1907. Dikutip dari Laprovincia di Como, perusahaan ini dikuasai oleh Robert Budi Hartono dan Michael Bambang.
Keduanya adalah pemilik Djarum dan masuk deretan orang paling kaya di Indonesia. Menurut kabar yang berhembus di Italia, Hartono dan Bambang sudah melakukan negosiasi sejak April 2019.
Suntikan dana dari duo Djarum itu tak lepas dari usaha Como yang tengah bangkit pada 2017 setelah dinyatakan bangkrut pada 2004. Padahal, pada musim 2002-2003, mereka sempat merasakan atmosfer Serie A.
Hanya butuh waktu lima tahun bagi pemilik baru Como merasakan buah kesuksesan. Ya, Como di bawah bendera keluarga Hartono baru saja mentas dari Serie B untuk promosi ke Serie A. Terakhir kali mereka bermain di Serie A pada musim 2002/2003 atau 21 tahun lalu.
Â
Advertisement
Batavia Sports Group - C.D. Polillas Ceuta
Batavia Sports Group (BSG) menambah deretan pengusaha Indonesia yang menjadi pemilik klub luar negeri, melalui kerja sama ASIO dengan Batavia Pictures melalui bendera BSG pada tahun 2020.
Dengan begitu, Batavia Sports Group menjadi pemilik sah Polillas Ceuta dengan saham mayoritas dan menguasai seluruh elemen klub, termasuk skuad U-18.
Polillas Ceuta adalah tim kasta keempat Liga Spanyol. Memang terlihat semenjana. Namun, klub yang berada di ujung utara Pulau Afrika ini punya skuad U-18 yang kompetitif.
Skuad U-18 Polillas Ceuta berkompetisi di kasta tertinggi kompetisi U-18 di Negeri Matador bersaing dengan Sevilla, Real Betis, dan tim-tim La Liga lainnya.
Nama kompetisinya adalah Division de Honor Juvenil de Futbol.