Bola.com, Semarang - Manajemen PSIS Semarang berencana untuk berkandang di Kota Semarang saat menghadapi kompetisi musim depan. Ini menjadi salah satu evaluasi penyebab kegagalan Mahesa Jenar menembus championship series BRI Liga 1.
Laju PSIS Semarang pada BRI Liga 1 2023/2024 sebetulnya sempat tak terbendung. Mereka mampu bersaing di peringkat empat besar karena mengukir catatan mentereng saat bermain kandang.
Baca Juga
Musim Hujan, Begini Siasat Pelatih Persik Agar Para Pemainnya Tidak Sakit Jelang Laga Melawan PSIS
Bursa Transfer Paruh Musim BRI Liga 1 2024 / 2025 Bakal Panas: Siapa Lagi yang Merapat Selain Eks Bek Lazio?
Berstatus Raja Tandang, tapi Jeblok di Kandang: Pelatih Persik Bertekad Jadikan PSIS Tumbal Kebangkitan di BRI Liga 1
Advertisement
Dari total 12 laga kandang, Mahesa Jenar sukses mengamankan sembilan kemenangan. Namun, malapetaka itu datang saat Septian David Maulana dkk sudah tak bisa menggunakan Stadion Jatidiri yang direnovasi.
Catatan impresif saat bermain di kandang tak mampu dilanjutkan PSIS Semarang saat mengungsi di Stadion Moch Soebroto, Magelang. Mereka bahkan sempat pontang-panting mencari homebase lainnya karena tak mendapatkan izin.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kekuatan Berkurang
Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, mengakui bahwa hasil evaluasi manajemen musim lalu mengerucut pada satu sumber masalah, yakni penurunan tren performa saat terusir dari Kota Lumpia.
Menurut Yoyok, kekuatan Mahesa Jenar ketika harus berkandang di Magelang menurun drastis. Selain faktor kondisi lapangan, skuad asuhan Gilbert Agius tak mendapatkan dukungan penuh dari suporternya.
Kini, manajemen berupaya agar PSIS bisa tetap berkandang di Semarang pada musim depan. Sudah ada dua stadion yang disiapkan sebagai alternatif jika belum bisa kembali ke Stadion Jatidiri.
“Kalau PSIS ingin berprestasi, simple kok, mainnya harus di Semarang. Kalau kami bermain di Magelang, kekuatan tempur berkurang 50%. Semua klub yang jadi musafir pasti akan kesulitan berprestasi,” ujar Yoyok.
“Saat ini, kami sedang mempersiapkan homebase alternatif yang terletak di Kota Semarang. Sejauh ini, kami memiliki dua alternatif, yakni Stadion Wujil dan Stadion Undip,” ia menambahkan.
Advertisement
Butuh Renovasi
Dua alternatif stadion tersebut memang tak bisa langsung digunakan PSIS. Pasalnya, harus ada beberapa renovasi yang dilakukan agar kedua venue ini memenuhi persyaratan untuk menjadi lokasi penyelenggaraan BRI Liga 1.
Yoyok mengatakan, setiap stadion memiliki tantangannya masing-masing. Ada yang membutuhkan renovasi penerangan, perbaikan rumput, hingga menyiapkan sejumlah ruangan yang sesuai ketentuan regulasi.
“Kalau Stadion Undip, kami tentu akan melakukan renovasi yang cukup banyak. Kami harus membeli lampu, memperbaiki rumputnya, dan ruangan-ruangannya juga harus kami perbaiki,” katanya.
“Sementara kalau Stadion Wujil, lampunya sudah ada, tinggal memperbaiki rumputnya. Ruangannya juga tidak lebih lengkap ketimbang Undip. Jadi, sama-sama harus dipersiapkan. Namun, kami harus berikhtiar untuk bermain di Semarang,” imbuhnya.
Pencapaian PSIS Musim Lalu
Advertisement