Sukses


Bojan Hodak Selangkah Lagi Cetak Sejarah di BRI Liga 1, Pelatih Asing Persib Bandung yang Akhiri Kutukan Tanpa Gelar

Bola.com, Jakarta - Ada semacam kutukan di Persib Bandung bahwa pelatih asing sangat sulit memenangkan gelar. Boleh percaya boleh tidak, tapi itulah faktanya, setidaknya dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak Liga Indonesia digulirkan pada 1994, Persib sedikitnya telah berpisah dengan sembilan pelatih asing setelah gagal menggondol gelar paling bergengsi di kompetisi domestik Indonesia.

Beberapa di antaranya merupakan nama-nama beken seperti Robert Rene Alberts, Dejan Antonic, dan Luis Milla.

Sebelum bergabung, Robert Alberts pernah sukses kala menukangi Arema Malang. Kepada Singo Edan, juru taktik asal Belanda itu mempersembahkan trofi Indonesia Super League 2009/2010.

Sebelumnya, ketika berkarier di Malaysia, Robert Alberts juga menggondol Malaysia Premier League 2013 bareng Sarawak FC.

Luis Milla datang ke Persib Bandung setelah menangani Timnas Indonesia. Ia merupakan mantan pemain Barcelona dan Real Madrid. Selama jadi pemain, ia panen gelar bersama Blaugrana dan Los Blancos baik di kompetisi Spanyol maupun zona Eropa.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Luis Milla Cuma Mampir

Sebagai pelatih, Luis Milla pernah mengantarkan Timnas Spanyol U-21 menjadi yang terbaik di ajang UEFA European Under-21 Championship 2011.

Latar belakang gemerlap itulah yang kemudian menjadi pemicu bagi Persib untuk merekrutnya pada 2022. Hanya saja, pada Juli 2023, Luis Milla memutuskan meletakkan jabatan alias mengundurkan diri.

Persib pertama kali memakai jasa pelatih impor pada 2003 berpaspor Polandia, Marek Andrzej Sledzianowski. Seiring dengan berjalannya waktu, nakhoda asing juga pernah membesut Maung Bandung. Namun, gelar yang diharapak tak jua terelisasi.

3 dari 5 halaman

Pelatih Lokal

Dua gelar Liga Indonesia yang diraih Persib justru berkat sentuhan magis pelatih lokal. Pada musim 1994/1995, Pangeran Biru tampil digdaya di bawah arahan pelatih legendaris Indra Thohir.

Selanjutnya, pada 2014, torehan emas Indra Thohir diteruskan oleh Djadjang Nurdjaman. Hingga kini, nama kedua pelatih ini terpatri kuat di hati seluruh Bobotoh.

Banyak yang bertanya, kenapa pelatih-pelatih asing tadi gagal dan beberapa di antaranya hanya bertahan dalam hitungan bulan? Tak dipungkiri, setiap pelatih yang ditunjuk, terlebih pelatih asing, harus punya mental setebal baja.

Maklum, Persib punya nama besar dan salah satu tim tersukses di kancah balbalan Tanah Air. Berdiri pada 5 Januari 1919, Persib menorehkan perjalanan panjang sarat sejarah. Tak hanya di Indonesia, Maung Bandung juga melegenda di Asia Tenggara, Asia, bahkan dunia.

Oleh karena itulah, manajemen dan Bobotoh punya ekspektasi tinggi terhadap semua pelatih. Bagi Bobotoh, di mana dan kapan pun tim kesayangannya bertarung, kemenangan adalah harga mati. Itu berarti, tim pelatih dan semua pemain harus menjadikan semua laga tak ubahnya final yang wajib dimenangkan.

Itu jelas bukan pekerjaan mudah. Tapi, sejarah mencatat, tak sedikit pelatih yang akhirnya tumbang di tengah jalan dan kepergian Robert Rene Alberts, Dejan Antonic, serta Luis Milla membuktikan tak mudah menukangi Maung Bandung meski berlabel nama beken.

4 dari 5 halaman

Bojan Hodak Akhiri Kutukan?

Bagaimana dengan Bojan Hodak? Tak bermaksud mendahului takdir, besar kemungkinan pelatih Kroasia ini bakal memahat sejarah bareng Persib.

Suksesor Luis Milla ini baru saja memimpin Marc Klok dan kawan-kawan memenangkan laga pertama final Championship Series BRI Liga 1 2023/2024.

Menjamu Madura United di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu (26/5/2024), Pangeran Biru tampil cemerlang dengan kemenangan fantastis tiga gol tanpa balas.

Ciro Alves dan David da Silva menjadi bintang sekaligus pahlawan kemenangan vua gol yang tersaji pada menit ke-70', 90'+4, dan 90'+12.

Kemenangan ini tentunya lebih meringankan langkah Persib jelang melakoni laga final kedua di Stadion Bangkalan Madura pada Jumat (31/5/2024) mendatang.

Awalnya, Bojan Hodak tentunya tak lepas dari keraguan banyak pihak. Namun, pria 53 tahun yang juga pernah sebentar menukangi PSM Makassar tersebut memilih fokus bekerja.

Hasilnya sangat menggembirakan. Pelatih yang lama malang melintang di Malaysia itu menempatkan Persib di posisi kedua klasemen akhir Liga 1 musim ini.

Bojan Hodak juga sukses menyingkirkan Bali United di semifinal Championship Series BRI Liga 1 2023/2024 dengan aggregat 4-1.

5 dari 5 halaman

Selangkah Lagi

Kini, Bojan Hodak hanya butuh hasil imbang di kandang Madura guna melambungkan namanya ke langit ketujuh. "Ini belum selesai. Masih ada satu pertandingan lagi di kandang Madura United," kata Bojan Hodak merendah.

Tapi, jika nanti Persib juara, maka ada kabar tak sedap bagi manajemen dan Bobotoh. Soalnya, Bojan Hodak, santer diberitakan akan memilih kembali ke negaranya Kroasia.

Sadar akan kehilangan pelatih bertangan dingin itu, Bobotoh via media sosial meminta agar sang pelatih jangan buru-buru berlalu dan meminta Bojan Hodak untuk bertahan.

Belum tahu bagaimana respons Bojan Hodak selanjutnya. Yang pasti, ia di ambang sejarah.

Bayangkan, eks pembesut Kelantan, Johor Darul Ta'zim, dan Timnas Malaysia U-19 ini hanya butuh satu musim untuk mengembalikan panji-panji kebesaran Maung Bandung. Luar biasa!

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer