Bola.com, Jakarta - Gelandang Madura United, Slamet Nurcahyono mengenang kembali pengalamannya selama sembilan tahun berseragam loreng Merah Putih.
Bersama Guntur Ariyadi, pria asal Jember itu merupakan dua pemain terlama yang membela Madura United. Mereka sudah berada di tim sejak 2016 silam.
Advertisement
Menurutnya, sembilan tahun bukan waktu singkat di sebuah tim profesional. Ia merasakan betul manis getirnya perjalanan Laskar Sape Kerrap selama ini.
"Saya di Madura mulai awal pembentukan tim. Tentu banyak cerita suka dan duka. Alhamdulillah bisa berada di titik ini, pertama kalinya bisa masuk final. Walau sayangnya belum bisa menjadi juara." bukanya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengalaman Paling Menyesakkan
Selain kenangan manis bersama rekan setim dan tim pelatih serta staf, eks Persiba Bantul itu tentu punya kenangan memilukan.
Salah satunya, berulang kali melihat tim lain juara secara langsung. Pulau Madura memang memberikan 'tuah' bagi tim yang berada di jalur perebutan.
Selain Persib Bandung yang menyabet gelar musim ini, sebelumnya dia juga melihat PSM Makassar (2022/23) dan Bhayangkara FC (2017) berpesta di hadapannya.
"Nyesek juga karena mereka merayakan di kandang kita. Mudah-mudahan di tahun-tahun ke depan jangan sampai terulang lagi," tekadnya.
Advertisement
Belum Berniat Pensiun
Walau sudah memasuki kepala empat, Slamet Nurcahyono sepertinya masih enggan gantung sepatu. Ia masih punya satu keinginan yang belum terwujud.
Padahal, jebolan klub internal Persebaya Surabaya itu telah mengantongi lisensi C kepelatihan. Ia bahkan berencana mengambil lisensi B selama jeda musim.
"Saya berharap satu atau dua tahun lagi, semoga Madura bisa cetak sejarah dan juara dan kita akan berpesta di kandang," tutupnya.