Bola.com, Jakarta - Klub-klub yang termasuk jajaran kontestan elite BRI Liga 1 ini gagal memperlihatkan tajinya musim ini. Mereka tak mampu menyamai torehan musim-musim sebelumnya yang termasuk istimewa.
Padahal, dua dari empat tim elite tersebut pernah merengkuh gelar juara di era Liga 1. Bahkan, mereka juga sering menjadi pesaing ketat untuk memperebutkan papan atas klasemen kasta tertinggi.
Baca Juga
BRI Liga 1: Dua Gol PSM Dianulir saat Hadapi PSIS, Bernardo Tavares Singgung Kinerja Wasit
Ribuan Bobotoh Tumpah Ruah Sambut Bus Persib yang Pulang dari Markas Persija Membawa Satu Poin
3 Momen Krusial Sepanjang Duel Persija Vs Persib di BRI Liga 1: Sikutan Berbahaya Simic hingga Maung Bandung Nyaris Comeback
Advertisement
Sayangnya, daya saing itu tak muncul musim ini. Beberapa di antaranya harus terlempar ke papan tengah. Bahkan, salah satunya harus degradasi ke kasta kedua musim depan. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Berita video pesta perayaan juara BRI Liga 1 Persib Bandung belum usai. Mereka lanjut merayakanya di kediaman petinggi klub Persib Bandung, Umuh Muchtar.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persija Jakarta
Kiprah Persija Jakarta pada BRI Liga 1 2023/2024 memang jauh di bawah ekspektasi. Padahal, skuad asuhan Thomas Doll ini sempat jadi salah satu kontestan yang tampil istimewa pada musim sebelumnya.
Pada edisi 2022/2023, Macan Kemayoran bisa menduduki posisi runner-up. Sayangnya, tim asal Ibu Kota itu malah kerap menjadi bulan-bulanan pada musim berikutnya. Prestasinya sangat jauh berbeda.
Musim ini, Andritany Ardhiyasa dkk hanya bisa finis di peringkat ke delapan. Konsistensi menjadi salah satu sumber kendala Persija untuk bisa menyamai prestasi musim sebelumnya.
Advertisement
Persebaya Surabaya
Sejak promosi dari kasta kedua pada 2017, Persebaya Surabaya sebetulnya menjadi salah satu peserta yang cukup konsisten bersaing di jajaran papan atas. Setidaknya, mereka sering beredar di arena lima besar.
Bahkan, Bajul Ijo sukses mengakhiri persaingan sebagai runner-up pada musim 2019. Namun, musim ini, mereka harus terlempar jauh. Tim asal Kota Pahlawan ini bahkan sering gonta-ganti pelatih.
Setelah mendepak Aji Santoso, Persebaya sempat diasuh Uston Nawawi, Josep Gombau, hingga akhirnya menunjuk Paul Munster. Berbeda dengan musim sebelumnya, Bajul Ijo harus puas berada di peringkat ke-12 klasemen.
Arema FC
Semenjak meletusnya Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022, Arema FC menjadi kontestan yang selalu pontang-panting menghadapi persaingan kasta tertinggi. Insiden yang menewaskan 135 jiwa itu menjadi beban Singo Edan.
Sejak saat itu, Arema FC tak bisa bermukim di kotanya sendiri. Mereka harus mencari tempat mengungsi. Hal inilah yang memperberat langkah mereka untuk mengarungi kompetisi, termasuk pada musim ini.
Mereka menghabiskan nyaris sepanjang musim di peringkat tiga terbawah. Namun, Singo Edan akhirnya bisa mendapatkan keajaiban karena menang dua laga beruntun melawan Borneo FC dan PSM Makassar, sehingga bisa lolos dari degradasi.
Advertisement
Bhayangkara FC
Setelah bertahun-tahun menjadi langganan papan atas, terutama sejak era Liga 1, Bhayangkara FC akhirnya harus mengalami nasib yang tragis pada musim 2023/2024. Mereka berstatus sebagai bekas juara yang harus turun kasta musim ini.
The Guardian memang tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan dirinya. Mereka kesulitan sepanjang musim. Sejak pekan pertama hingga laga terakhir, tim milik korps kepolisian ini selalu berada di zona merah.
Akhirnya, Bhayangkara FC harus mengakhiri persaingan di peringkat 17 klasemen dengan koleksi 26 poin dari 34 laga. Jumlah ini menyeret jawara Liga 1 2017 itu ke kasta kedua pada musim berikutnya.