Bola.com, Malang - Rencana Arema FC menggunakan Stadion Soepriadi, Blitar, sebagai homebase di Liga 1 musim 2024/2025 menemui jalan buntu. Ada Kekhawatiran di benak masyarakat jika Arema FC bermain di Blitar.
Wali Kota Blitar, Santoso, mengaku belum bisa menerima kehadiran tim berjulukan Singo Edan itu di kotanya pada Liga 1 musim depan. Tragedi Kanjuruhan di Malang pada 2022 dan insiden ricuh semifinal Piala Gubernur Jatim 2020 di Blitar masih meninggalkan trauma.
Baca Juga
Advertisement
"Kami sudah menerima surat permohonan untuk menggunakan Stadion Soepriadi. Namun, trauma masyarakat masih belum hilang," ujar Santoso.
Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan memakan korban jiwa hingga 135 orang. Tragedi itu terjadi setelah pertandingan melawan Persebaya Surabaya di Liga 1.
Dampak bagi warga Blitar memang tidak langsung, tetapi mereka khawatir ada insiden seperti itu lagi terulang jika Arema FC bermain di Blitar.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pernah Ada Insiden di Blitar
Jika bicara dampak langsung bagi warga Blitar, ada insiden pada 2020. Ketika itu, Arema FC lagi-lagi bertemu dengan rival abadi, Persebaya Surabaya, di semifinal Piala Gubernur Jatim.
Laga itu digelar tanpa penonton, tetapi Aremania dan Bonek tetap datang ke sekitar stadion. Kericuhan terjadi, beberapa kendaraan dibakar, sehingga ada warga Blitar merasa khawatir jika Arema FC menggunakan Blitar sebagai homebase meski rencananya hanya untuk putaran pertama Liga 1 2024/2025.
Manajemen Arema FC melihat jika kesempatan bermain di Blitar belum sepenuhnya tertutup. Mereka masih ingin bertemu dan melakukan pendekatan dengan pemerintah dan warga setempat.
"Memang perlu upaya dialogis untuk menyamakan persepsi yang sifatnya kontruksif. Kami yakin masyarakat setempat juga puunya semangat yang sama," ujar General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi.
Advertisement
Sudah Ada Pertemuan Keamanan
Manajemen Arema FC sebenarnya sudah melakukan langkah lumayan panjang. Mereka bertemu dengan pihak PSSI Kota Blitar untuk melakukan verifikasi internal terkait kelayakan stadion. Tak hanya itu, pertemuan informal juga dilakukan dengan pihak kepolisian.
“Kami terbuka untuk berdiskusi setelah bertemu dengan PSSI setempat dan pihak Kepolisian,” ujar Yusrinal Fitriandi.
Kabar terbaru, Askot PSSI Blitar menyampaikan jika kemungkinan Arema FC menggunakan Stadion Soepriadi kini menipis karena pemerintah setempat tidak memberikan ijin.
“Arema batal ber-homebase di Blitar, karena tidak disetujui oleh Wali Kota Blitar. Sekarang kami menunggu surat jawaban resmi dari Wali Kota untuk disampaikan kepada pihak Arema,” kata Ketua Askot PSSI Kota Blitar, Yudi Meira.
Pusing Lagi
Dengan begitu, manajemen Arema FC kembali dipusingkan untuk urusan homebase. Mereka sebenarnya ingin berkandang di Jawa Timur, sembari menunggu proses renovasi Stadion Kanjuruhan yang bakal rampung akhir tahun ini.
Sebelumnya, Arema FC sempat menggunakan Stadion PTIK, Jakarta dan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Ketika menggunakan dua stadion itu, Arema diterima.
Namun, ada satu kerugian ketika Arema FC bertandang di kedua stadion itu, yaitu manajemen Singo Edan harus mengeluarkan dana besar untuk akomodasi dan operasional tim.
Advertisement