Bola.com, Jakarta - Pengamat sepak bola Indonesia, Ophan Lamara mengatakan federasi dalam hal ini Ketua PSSI, Erick Thohir harus tetap melakukan evaluasi terhadap kinerja pelatih kepala Shin Tae-yong meski berhasil membawa Timnas Indonesia lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Bukan tanpa sebab pria yang sering tampil sebagai komentator jalannya pertandingan sepak bola di beberapa stasiun televisi nasional itu mengatakan hal tersebut.
Baca Juga
Deretan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang Sebaiknya Main di Piala AFF 2024: Ngeri-ngeri Sedap Kalau Gabung
Thom Haye Kenang Atmosfer Luar Biasa SUGBK saat Melawan Arab Saudi: Sampai Tidak Terdengar Teriakan Jay Idzes dan Rizky Ridho
Alasan Pelatih Oxford United Tak Kunjung Mainkan Marselino Ferdinan: Masih Butuh Waktu, Liga Inggris Itu Mengerikan
Advertisement
Menurut Opan, lolosnya Timnas Indonesia dari babak penyisihan grup F dan maju ke babak ketiga layak diapresiasi. Namun juga perlu diuji kembali karena dua lawan Indonesia di Grup F adalah negara tetangga yang tentunya kekuatannya sudah bisa diukur sebab sering bertemu.
Berbeda jika lawan-lawan Indonesia di Grup F adalah negara-negara kuat di level Asia, tentu peluang Indonesia lolos cukup kecil.
Indonesia berhasil lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia setelah di pertandingan terakhir babak penyisihan grup F sukses mengalahkan Filipina dengan skor 2-0.
Bertanding di depan puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa malam (11/6/2024), dua gol untuk Indonesia dicetak Thom Haye (32') dan Rizky Ridho (56').
"Saya mencoba menyoroti, tidak ada salahnya PSSI melakukan evaluasi posisi pelatih kepala untuk Timnas Senior. Kita ini sudah melaju ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Artinya tinggal selangkah lagi , kita lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya. Ketua Umum PSSI tidak ada salahnya untuk ikut mengevaluasi posisi pelatih kepala," kata Ophan Lamara kepada Bola.com.
"Kalau memang PSSI atau ketua umum bisa mendapatkan pelatih yang kelasnya diatas Shin Tae-yong tidak ada salahnya dipilih. Karena masih ada tiga bulan lagi bagi pelatih baru tersebut untuk menyusun atau memperbaiki kekuatan yang ada. Biarkan Shin Tae-yong fokus ke level U-23 kebawah," tambahnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belum Memutuskan
Ophan Lamara tak membantah kinerja Shin Tae-yong sampai saat ini bisa dibilang bagus. Tapi, untuk memimpin Indonesia di level babak ketiga nanti, Shin Tae-yong sepertinya belum tepat.
Ophan menilai tidak ada salahnya PSSI memberi kesempatan kepada pelatih-pelatih dari eropa untuk melanjutkan kinerja Shin tae-Yong di Timnas Senior, apabila sang pelatih asal Korsel itu harus berpisah.
Selain karena akan lebih mudah berkomunikasi dengan para pemain Timnas Indonesia yang notabene saat ini dihuni para pemain dari keturunan dari Eropa, Shin Tae-yong sendiri tidak memiliki catatan bagus atau prestasi yang bisa dibanggakan saat menukangi timnas senior termasuk di negaranya.
Kelas Shin Tae-yong menurut Ophan Lamara akan naik jika saja mampu mengatasi Irak. Sayang dari dua laga itu, Shin tae-Yong tak mampu berbuat banyak karena Indonesia menelan kekalahan.
"Dari sisi pelatih kepala tidak ada salahnya memberikan kesempatan kepada pelatih yang lebih bagus dari Eropa jika kita bisa mendapatkannya.Kecuali Shin tae-Yong kemarin bisa memberikan perlawanan di dua pertandingan melawan Irak, oke lah. Jangankan menang, draw saja kan susah. Lolosnya Timnas sekarang ini, ibaratnya sudah telanjur basah ini. Now or never, kita belum tentu mendapatkan kesempatan yang sama empat tahun lagi,"ungkapnya.
"Misalnya kita bisa mendatangkan pelatih seperti Jurgen Klinsmann, atau sekelas Francesco Totti. Saya lebih condong atau sepakat dengan pelatih dari Eropa. Kenapa? Karena tim kita saat ini dihuni pemain-pemain berdarah Eropa. Pelatih Eropa akan lebih memahami karakter pemain eropa daripada pelatih Asia. Kan logikanya begitu" lanjutnya
Advertisement
Evaluasi Pemain
Selain posisi pelatih ada dua lainnya yang harus segera diperbaiki oleh ketua Umum PSSI dan tim kepelatihan yakni kinerja pemain.
Dilihat dari laga terakhir versus Filipina, menurut Ophan Lamara, Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan tim kepelatihan nantinya, harus segera mencari pemain alternatif yang lebih bagus di beberapa posisi.
Ophan menilai kinerja lini depan masih belum bisa diandalkan, kemudian lini belakang pun sering kehilangan fokus sehingga mudah ditembus lawan dan yang paling utama adalah posisi kiper.
Masih menurut Ophan Lamara, kekuatan Indonesia untuk putaran ketiga harus mendapat tambahan tenaga tenaga baru yang lebih mumpuni.
Pasalnya, di babak ketiga nanti lawan-lawan Indonesia tentunya akan lebih berat lagi dan levelnya dipastikan diatas Vietnam dan Filipina yang berhasil dikalahkan.
Laga melawan Irak, dimana Indonesia tidak pernah menang seharusnya dijadikan cermin, untuk melihat kekuatan kekuatan tim lawan di kawasan Asia. Tak ada alasan untuk tidak melakukan perubahan signifikan apalagi Indonesia masih punya waktu 3 bulan untuk melakukan persiapan.
"Jika kita berkaca pada hasil yang kita dapatkan, saat menghadapi tim yang lebih kuat seperti Irak, maka seharusnya jadi pelajaran yang bisa dipetik untuk melakoni laga-laga di babak ketiga nanti. Harus diakui untuk bisa berkompetisi pada level yang lebih tinggi di Asia ini, lini depan harus kita benahi. Kita butuh striker yang benar-benar tajam, lebih mumpuni."
"Di sisi penjaga gawang juga. Mudah-mudahan di babak ketiga nanti Maarten Paes sudah bisa tampil. Begitupun dengan lini belakang yang harus dibenahi juga karena pasti akan mendapatkan tekanan-tekanan lebih kuat lagi," tuturnya.
Lebih Siap di Putaran Ketiga
Meski untuk lolos dari babak ketiga nanti akan berat, namun harapan itu terpenting PSSI mau melakukan perubahan signifikan agar cita-cita masyarakat Indonesia melihat Garuda bertanding di Piala Dunia 2026 tercapai.
Selain hal itu, harapan Indonesia berada di grup yang ramah menjadi keinginan semua lapisan masyarakat Indonesia agar perjuangan di babak ketiga nanti berjalan sesuai harapan.
Menurut Ophan Lamara, di babak 18 besar nanti akan dibagi menjadi tiga grup. Setiap grup akan dihuni enam negara dan target Indonesia harus runner up supaya lolos ke final Piala Dunia nanti. Ophan Lamara menyebut Indonesia sekarang ini ada di pot enam, atau unggulan terbawah dari 18 tim. Indonesia satu kelompok dengan India dan Kirgistan..
"Harapannya, di undian nanti kembali menguntungkan Indonesia. Misalnya,jika bisa memilih pot satu mungkin dengan Korea Selatan yang dampingi, karena kita berhasil mengalahkan Korea Selatan di kelompok umur. Kemudian di pot dua kita berharap dampingi Uni Emirat Arab, pot empat China, kemudian Yordania, dan Qatar sehingga kita punya kans berada di runner up," tuturnya.
"Jika itu terjadi, kemudian ada perubahan di lini depan dan penjaga gawang, Insya Allah kita bisa bersaing. Tapi, jika undian menentukan Indonesia satu grup dengan Jepang, Australia, Arab Saudi, Irak harus kita akui lebih berat. Semoga tidak satu grup dengan mereka," Ophan Lamara mengakhiri pembicaraan.
Advertisement