Bola.com, Malang - Peluang Arema FC menggunakan Stadion Soepriadi, Kota Blitar untuk homebase di Liga 1 2024/2025 memang tipis. Karena Wali Kota Blitar, Santoso sudah menolak secara lisan.
Alasannya warga Blitar trauma dengan insiden kericuhan suporter yang melibatkan Aremania. Tapi, manajemen Arema tidak kehilangan semangat. Mereka masih melanju
Baca Juga
Advertisement
tkan rencana untuk memakai Stadion Soepriadi sebagai markas sementara. Caranya, dengan berkomunikasi lebih dalam dengan pemerintah Kota Blitar. Lantaran hal itu belum dilakukan.
Sebelumnya, manajemen Arema baru bertemu pengurus PSSI dan Kepolisian setempat. "Kami sangat ingin berdialog dengan Pemerintah Kota Blitar," kata Manajer Operasional Arema FC, Sudarmaji.
"Untuk berbincang secara obyektif dan aktual, seputar persiapan keinginan kami berkandang di Stadion Soepriadi,” jelasnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ingin Hapus Image Negatif Arema
Manajemen Arema ingin menghapus image negatif dengan Arema dan Aremania dimata warga Blitar. Mereka juga menyiapkan skema agar pertandingan berlangsung dengan aman dan lancar. Termasuk laga yang masuk dalam kategori big match akan dilakukan antisipasi lebih.
Arema masih menjadikan Stadion Soepriadi sebagai prioritas utama bukan karena sekedar jarak yang dekat dengan Malang. Apalagi stadion tersebut sudah lolos dalam assessmet Mabes Polri.
Tak hanya itu, Arema akan berupaya melakukan standarisasi terhadap fasilitas stadion agar sesuai regulasi Liga 1.
Jadi, manajemen Singo Edan tinggal mendapatkan masukan dari Askot PSSI Kota Blitar dan operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru untuk perbaikan selanjutnya.
"Sebenarnya kami sudah mengecek stadion lainnya. Seperti di Tuban dan Jember. Tetapi dengan berbagai pertimbangan utamanya terkait assesment dan faktor lainnya, Stadion Soepriadi yang sementara ini dapat segera digunakan. Terlebih di sana musim ini tidak dipakai tim Liga 2,” tandas pria asal Banyuwangi ini.
Advertisement
Solusi Terkait Keamanan
Lebih lanjut tentang kekhawatiran Walikota Blitar perihal trauma warganya, antisipasi sudah disiapkan Arema.
Terutama untuk pertandingan derby Jawa Timur yang rentan risiko keributan. Panpel Arema bakal mengusulkan kepada operator agar laga di Blitar berlangsung sore hari serta mengurangi kapasitas penonton.
"Kalau sekarang kapasitas stadion bisa 15 ribu penonton. Nanti akan kami pakai maksimal dua pertiga saja.Tentunya dengan standar pengamanan. Pertandingan juga diharapkan berlangsung sore hari. Agar Aremania tidak terlalu malam, ketika pulang dari nonton pertandingan. Ini juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Disisi lain, tidak menutup kemungkinan Arema FC tidak satu musim penuh berkandang di Blitar. Hal ini menyusul peluang kembali ke Stadion Kanjuruhan pada paruh musim nanti.
"Kami juga menanyakan kepastian selesainya Stadion Kanjuruhan. Sebab untuk musim 2024/2025 nanti, Arema mendaftarkan dua stadion. Stadion utamanya di Stadion Kanjuruhan. Sedang stadion pendamping di Stadion Soepriadi Blitar,” pungkasnya.