Bola.com, Jakarta - Pencinta Timnas Indonesia pasti tak asing lagi dengan sosok Yussa Nugraha. Ya, pemuda asal Solo yang pernah menimba ilmu di Belanda akhir-akhir ini menjadi perbincangan di kalangan netizen.
Yussa merupakan sosok yang ikut berjasa dalam 'mencari' pemain keturunan Indonesia di Belanda. Yussa bukan agen atau staf PSSI, dia hanya mengisi waktu luang dengan mewawancarai pemain-pemain keturunan Indonesia di Belanda.
Baca Juga
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
VIDEO: Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024, Salah Shin Tae-yong?
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Advertisement
Ternyata, Yussa melakukan interview karena gabut saat masih pandemi COVID 19.
"Awalnya gabut saat pandemi, bingung mau ngapain. Iseng-iseng saja DM pemain-pemain keturunan Indonesia yang di Belanda, eh banyak yang mau diwawancara," kaya Yussa dalam obrolan dengan Bola.com beberapa waktu lalu.
Yussa punya kelebihan karena bisa berbahasa Belanda dan Inggris. Maklum, ia diboyong oleh orangtuanya ke Belanda sejak usia 7 tahun.
Deretan pemain yang diwawancara Yussa di channel YouTubenya mulai Kevin Diks, Mees Hilgers, Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, Justin Hubner Eliano Reidjners, Nathan Tjoe A-On, Tristan Gooijer, hingga Calvin Verdonk.
Hampir semuanya kini sudah menjadi pemain Timnas Indonesia. Akhirnya, program wawancaranya, Obri (Obrolan Ringan bersama Yussa), menjadi agenda tetap dan membuat subscribernya ketagihan,
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Paling Seru dengan Jay Idzes
Dengan background pesepak bola yang dibesarkan di Belanda, Yussa tidak kesulitan untuk mengontak para pemain. Obrolan mereka pun sangat ringan, mulai soal sepak bola, kehidupan di Belanda, garis keturunan Indonesia, hingga makanan-makanan favorit.
Menurut Yussa, obrolan paling seru dari semua pemain keturunan Indonesia ialah dengan Jay Idzes. Bagi Yussa, Jay adalah sosok yang sangat kepo dengan Timnas Indonesia.
Kehidupan Jay di Belanda juga masih kental dengan aroma Indonesia, terutama soal makanan.
"Jay malah membuka kulkas nunjukkin makanan-makanan yang dimasak omanya. Ada sate, pastel, gado-gado hahaha. Paling seru sama dia sih, dia juga malah tanya-tanya balik," lanjut mantan pemain Persis Solo ini.
Advertisement
Ilmu dari Belanda
Meski masih masuk kategor usia dini, Yussa Nugraha merasakan tata kelola sepak bola yang bagus di Belanda. Dia mengikuti kompetisi kelompok usia.
“Ada liga juga setiap kelompok usia. Diikuti 12-15 klub. Main lebih ke fun karena untuk memberikan pengalaman. Selain itu, pelatih juga coba melihat posisi yang pas untuk setiap pemainnya,” jelas pemain kelahiran Solo tersebut.
Selama menimba ilmu di Negeri Kincir Angin, Yussa sempat dipindah ke berbagai posisi. Tujuannya, pelatih ingin melihat posisi terbaik baginya. Awalnya, dia mengaku dimainkan sebagai bek kiri. Dalam perjalannya, dia pernah turun sebagai stoper, gelandang, penyerang, hingga kiper.
“Jadi, semua pernah dicoba. Sepertinya pelatih ingin menemukan hidden tallent,” lanjutnya.
Setelah berpindah posisi dan berkelana tim youth Scheven, SC Feyenoord, hingga HBS, Yussa menempati posisi sebagai penyerang dan winger.
“Saya bermain di tim kelompok usia Feyenoord selama 5 tahun. Datang dari klub amatir seperti sekolah sepakbola di Den Haag. Karena saat kompetisi ada tim scouting yang lihat. Itu bagusnya di Belanda. Setiap kompetisi kelompok usia, ada tim scouting. Sehingga bakat pemain selalu terpantau,” urainya.
Jadi Lawan Nathan
Ketika membela SC Feyenoord, Yussa sempat berhadapan dengan Nathan Tjoe A-On sebagai lawan di Liga kelompok usia. Sebab, Yussa sudah berposisi sebagai striker, sedangkan Nathan sebagai pemain bertahan. Dia masih ingat momen tersebut. Dan ternyata kini Nathan jadi warga negara Indonesia lewat proses naturalisasi serta jadi andalan Timnas Indonesia senior dan U-23.
“Waktu di Liga, saya sempat melawan Nathan. Dia main di posisi bek kiri,” kenangnya.
Advertisement
Bukan Agen PSSI
Banyak netizen yang menduga Yussa merupakan agen PSSI untuk menemukan pemain-pemain diaspora Indonesia di Belanda. Tapi, ternyata bukan.
"Bukan kok, saya cuma iseng saja mengisi waktu setelah kuliah dan sambil latihan," kata pemain yang akan menjalani trial di klub Liga 1 ini.
Selain sepak bola, Yussa ternyata lulusan teknik sipil. Namun, dia masih ingin berkecimpung di sepak bola.
"Untuk pekerjaan sesuai kuliah, mungkin nanti ya, sepak bola dulu," tutup Yussa.