Bola.com, Jakarta - Animo masyarakat yang tinggi dalam mendukung perjuangan Timnas Indonesia khususnya kategori senior dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya harus mendapatkan perhatian khusus dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Hal itu disampaikan pengamat sepak bola Tanah Air, Ophan Lamara yang menyampaikan bahwa apresiasi khusus harus diberikan kepada suporter atau pendukung Timnas Indonesia.
Baca Juga
Hasil Pertandingan Pemain Diaspora Timnas Indonesia: Thom Haye dan Mees Hilgers Petik Hasil Berbeda di Eredivisie
Gabung TC Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Armando Obet Oropa Dapat Dukungan Penuh dari PSBS Biak
Deretan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang Sebaiknya Main di Piala AFF 2024: Ngeri-ngeri Sedap Kalau Gabung
Advertisement
Ophan menegaskan dukungan dari suporter terhadap Timnas Indonesia bisa dilihat dari sejak awal babak penyisihan grup.
Meski bertanding di luar negeri, selalu ada dukungan untuk anak asuh Shin Tae-yong dari penduduk Indonesia yang menetap di Irak, Vietnam maupun Filipina.
Terbaru bukti nyata dukungan dari masyarakat Indonesia terlihat jelas saat Indonesia bermain di Stadion utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (11/06/2024) yang lalu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ajak Supoter Saat Main Tandang
Menurut Ophan Lamara, dirinya menyaksikan langsung bagaimana dukungan penuh dari masyarakat yang memadati SUGBK.
Dukungan itu tentu saja menjadi hal positif bagi Timnas Indonesia sehingga sukses memenangkan laga dengan skor 2-0 saat melawan Filipina.
"PSSI harus bisa melakukan trigger suporter untuk bisa terbang ke ke luar negeri dengan mudah untuk mendukung penuh Timnas Indonesia pada putaran ketiga nanti di manapun bertanding," kata Ophan Lamara kepada Bola.com, Senin malam (17/06/2023).
"Paling tidak PSSI bisa menargetkan minimal 2500 suporter Indonesia bisa menyertai Timnas Indonesia jika berlaga di luar negeri," tambahnya.
Sedangkan untuk laga home, kata pria yang sering tampil sebagai komentator jalannya pertandingan di stasiun televisi nasional ini, PSSI harus bersikap bijak dengan memberikan harga tiket yang bisa dijangkau oleh semua kalangan.
Advertisement
Harga Tiket Jangan Mahal-mahal
Lanjutnya, di laga-laga home Timnas Indonesia sebelumnya, persoalan harga tiket yang mahal selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan masyarakat luas.
Hal itu, kata Ophan menandakan bahwa masyarakat Indonesia tidak semuanya sepakat dengan harga tiket pertandingan yang dikeluarkan PSSI.
Pada laga terakhir babak penyisihan Grup F melawan Filipina yang lalu, PSSI mengeluarkan tiket dengan harga paling murah dibanderol Rp 250 ribu untuk kategori tribune atas.
Untuk Garuda North (Zona 9) dan Garuda South (Zona 3) dijual seharga RP.550.000, untuk zona 8 (Garuda East) dan Zona 11 (Garuda West) Rp.850.000, Sedangkan untuk Premium East (Zona 6) dan Premium West (Zona 1) dijual dengan harga Rp.1.250.000.
"Saya termasuk yang selalu kritis, Jika kita menjadi tuan rumah janganlah PSSI seperti aji mumpung menjual tiket dengan harga sangat mahal. Untuk membiayai atau operasional Timnas itu tidak bisa mengandalkan pendapatan dari uang penjualan tiket," ungkapnya.
FIFA Saja Jual Murah Tiket Pertandingan Piala Dunia
PSSI dalam hal ini harus meniru langkap federasi sepak bola dunia, FIFA dimana pada saat putaran final Piala Dunia yang lalu, mereka masih menjual tiket dengan harga murah Rp 250-500 ribu.
Karena menurut Ophan Lamara, FIFA menyadari mereka tidak boleh menargetkan keuntungan dari penjualan tiket.
Maka, lanjut Ophan Lamara PSSI kedepannya harus profesional lagi mengambil dana untuk pembiayaan atau operasional Timnas Indonesia dari sponsorship dan pemegang hak siar.
Jangan hanya mengandalkan penjualan tiket karena pada dasarnya semua kalangan ingin menyaksikan langsung perjuangan pemain didalam lapangan. Namun, kebanyakan dari mereka masih terbentur dengan harga tiket yang mahal saat laga home.
Advertisement
Strategi Khusus
Menurut Ophan Lamara, harus ada strategi khusus jika ingin meraih keuntungan dari penjualan tiket pertandingan Timnas Indonesia.
Bentuknya bisa menggelar laga persahabatan dengan menghadirkan tim nasional papan atas, seperti melawan Argentina beberapa waktu lalu.
"Kalau mau untuk dari penjualan tiket, sekali-kali gelar laga super big match seperti Indonesia melawan Argentina, itu kan keuntungannya banyak. Masa kualifikasi Piala Dunia mempersulit masyarakat hadir ke stadion dengan harga tiket yang mahal," Ophan memberikan analisis.
"Memang mau harga berapa pun, tiket pasti habis. Namun, tidak boleh seperti itu juga dong, karena Timnas ini milik rakyat Indonesia," Ophan Lamara mengakhiri pembicaraan.