Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya telah berusia 97 tahun pada hari ini, Selasa (18/6/2024). Memasuki usia klub yang tua, CEO Persebaya Azrul Ananda mencurahkan hatinya lewat harapan di hari jadi ini.
Azrul mengunggah sebuah artikel berjudul “Green Force: New Hope” dalam situs web pribadinya, happywednesday.id. Dia mengawalinya dengan permintaan maaf karena Persebaya telah meraih hasil buruk di Liga 1 2023/2024.
Baca Juga
Advertisement
Persebaya tercatat menduduki posisi ke-12 klasemen akhir Liga 1 2023/2024 dengan 42 poin dari 34 laga. Hasil musim itu jadi yang terburuk bagi klub asal Kota Pahlawan itu dalam sejarah keikutsertaan Liga 1 sejak 2018.
“Pada perayaan ulang tahun Persebaya ke-97 ini, saya dan seluruh pengurus mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pendukung di mana pun Anda berada. Persebaya baru saja menjalani musim terburuknya sejak kami mulai mengelola pada 2017,” tulis Azrul.
“Sekarang, ketangguhan Persebaya pun diuji. Mampukah segera bangkit dari keterpurukan. Dan saya tambahkan: Sambil tetap menjaga rencana jangka panjang untuk memastikan eksistensi Persebaya tidak akan pernah bermasalah lagi. Sesuai cita-cita kita semua: Persebaya Selamanya.”
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perjalanan Panjang
Azrul sendiri tercatat telah mengelola Persebaya sejak diakui kembali sebagai anggota PSSI pada 2017. Di tahun pertamanya, dia sukses mengantar klub berjulukan Bajul Ijo itu menjuarai Liga 2 2017 dan jadi tiket promosi ke Liga 1 2018.
Persebaya tercatat meraih hasil cukup apik selama beberapa musim di klasemen akhir Liga 1. Di dua musim pertama di Liga 1, Bajul Ijo menduduki peringkat kelima (2018) dan runner-up (2020).
Di tengah-tengah itu, Persebaya sempat menggalang kekuatan besar demi menjuarai Liga 1 2020. Mereka merekrut Makan Konate dan jadi kandidat kuat kampiun. Sayang, kompetisi musim itu ditiadakan akibat pandemi.
Advertisement
Janji Bangkit
Setelah itu, kompetisi Liga 1 digelar lagi pada 2021/2022 dan 2022/2023 dengan hasil posisi kelima dan keenam. Dua musim setelah pandemi itu menunjukkan Persebaya masih bisa bersaing di papan atas.
Muncul kemerosotan musim lalu dengan menduduki posisi ke-12 klasemen akhir Liga 1 2023/2024 dengan 42 poin dari 34 laga. Hasil musim ini jadi yang terburuk bagi klub asal Kota Pahlawan itu dalam sejarah keikutsertaan Liga 1 sejak 2018.
“Finis di urutan 12 tentu sangat tidak diharapkan oleh siapa pun. Tidak untuk klub seperti Persebaya. Sejak pertengahan musim lalu, tim kami sudah bekerja untuk dua tujuan. Satu, mengamankan tim dari degradasi. Dua, sudah bergerak untuk memastikan tim musim selanjutnya "tidak cacat sejak awal”."
“Struktur tim dibenahi lagi. Tim pendukung teknis diperkuat lagi. Supaya lebih efektif, lebih efisien dalam bekerja. Struktur komersial juga dibenahi lagi. Bukan hanya untuk satu musim ke depan, tapi tetap untuk terus memikirkan masa depan jangka panjang Persebaya. Bagaimana pun dua kaki harus sehat dan kuat semua.”
Harapan Besar
“Semoga apa yang diupayakan sejauh ini bisa membawa Persebaya kembali ke jalan yang diharapkan. Siapa tahu ungkapan klise itu benar, bahwa kita lebih banyak belajar dari kegagalan daripada keberhasilan.”
“Kalau ada sisi positif yang membuat kami agak lega: Persebaya keluar dari pandemi dalam kondisi lebih sehat dari kebanyakan klub lain. Performa memang tidak sesuai harapan, tapi nadinya stabil tidak naik turun melonjak seperti beberapa yang lain.”
Persebaya telah melewati banyak jalan sebelum berusia 97 tahun. Mereka termasuk klub yang ikut mendirikan PSSI pada 19 April 1930 dengan masih menggunakan nama Soerabhajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).
Selain itu, terdapat beberapa klub lain yang ikut membidani kelahiran PSSI, yaitu VIJ Jacatra (Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), IVBM (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta).
Di era Perserikatan, Persebaya mampu menjuarai empat edisi, yakni pada 1951, 1952, 1978, dan 1987-1988. Lalu, mereka juga meraih dua trofi Divisi Utama Liga Indonesia pada 1996-1997 dan 2004.
Persebaya juga sempat tidak diakui PSSI karena terlibat dualisme pada medio 2010-2016. Baru pada awal 2017, mereka dimasukkan sebagai anggota lagi dan mulai berkiprah di Liga 2 2017 dan menjadi juara sekaligus promosi ke Liga 1 sejak 2018.
Advertisement