Bola.com, Jakarta - Kolaborasi keluarga dalam sebuah sepak bola telah menjadi cerita lama di kompetisi Indonesia. Sang bapak mampu melahirkan catatan prestasi gemilang, lalu muncul sang putra jadi penerus.
Hal itu biasanya berlaku saat sang ayah sudah lebih dulu dikenal sebagai pemain yang meraih trofi juara. Permainan gemilang sang bapak lantas diteruskan oleh putranya yang rupanya tak kalah dalam urusan juara.
Baca Juga
Advertisement
Fenomena ini sudah berlaku sejak era Perserikatan hingga memasuki era Liga Indonesia yang dimulai pada 1994. Kini, era Liga 1 pun masih melahirkan hubungan keluarga pemain yang mungkin satu klub atau bahkan generasinya terlampau berjarak.
Bola.com mencoba merangkum deretan bapak-anak yang pernah berkiprah di kompetisi elite Indonesia. Simak ulasan berikut:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sartono Anwar - Nova Arianto
Sartono Anwar adalah sosok yang sangat legendaris di sepak bola Indonesia. Nama jadi perbincangan publik saat sukses menjadi pelatih PSIS Semarang yang mempersembahkan trofi juara Perserikatan 1987.
Hal itu rupanya dilanjutkan oleh anaknya, Nova Arianto, yang dikenal sebagai bek Timnas Indonesia semasa bermain. Nova pernah menjuarai Divisi Utama 2004 untuk Persebaya Surabaya dan ISL 2011-2012 untuk Sriwijaya FC.
Nova kini tercatat sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U-16 sedang berkiprah di Piala AFF U-16 2024. Bukan tak mungkin, Nova akan meraih trofi pertamanya sebagai pelatih di turnamen antar negara Asia Tenggara itu.
Advertisement
Bejo Sugiantoro - Rachmat Irianto
Bejo Sugiantoro sudah lebih dulu dikenal sebagai legenda Persebaya dengan ikut menjuarai Divisi Utama 1996-1997 dan 2004. Dia juga sempat jadi pemain belakang andalan Timnas Indonesia meski tidak pernah juara.
Putranya, Rachmat Irianto, meneruskan jejak Bejo dengan membawa Persebaya juara Liga 2 2017. Pemain yang akrab disapa Rian itu juga pernah jadi kapten Timnas Indonesia U-22 yang meraih trofi Piala AFF U-22 2019.
Terbaru, Rian bahkan ikut mengantar Persib Bandung menjadi kampiun Liga 1 2023/2024. Dari segi prestasi, Rian malah sukses melampaui pencapaian ayahnya.
Maman Abdurahman - Rafa Raditya Abdurrahman
Pasangan bapak-anak ini malah lebih unik. Maman Abdurrahman dengan sang anak yang sama-sama main bareng di Persija Jakarta menarik diulas di laga terakhir Liga 1 2023-2024.
Itu terjadi saat Persija menjamu PSIS Semarang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 30 April 2024. Kekurangan stok pemain membuat pelatih Thomas Doll menarik Rafa Abdurrahman dari tim akademi.
Pemain berusia 16 tahun itu merupakan anak dari bek senior Persija Jakarta, Maman Abdurrahman. Dia pun bermain bersama sang ayah, Maman Abdurrahman, telah menjadi legenda Persija.
Advertisement
Firman Utina - Rayhan Utina
Masih di Persija Jakarta, ada sosok Rayhan Utina yang merupakan putra salah satu legenda sepak bola Indonesia. Dari namanya sudah tak asing, dia adalah anak kandung Firman Utina, eks kapten Timnas Indonesia.
Nama Firman Utina akan selalu dikenang. Dirinya sudah mengecap pahit dan manis sepakbola Indonesia, di mana ia sudah memperkuat banyak tim seperti Persija Jakarta, Arema FC, Persib Bandung, hingga Sriwijaya FC.
Harry Salisbury - Rayhan Hannan
Kali ini bergeser ke PSIS Semarang yang memiliki mantan bernama Harry Salisbury. Dia rupanya memiliki putra yang juga mengikuti jejaknya sebagai pesepak bola.
Harry dan Rayhan juga punya akurasi umpan yang baik. Bedanya, kekuatan Harry ada pada kaki kiri. Sementara itu, Rayhan lebih dominan pada kaki kanan.
Posisi bermain keduanya juga berbeda. Saat masih aktif bermain, Harry berposisi sebagai bek kiri. Sebaliknya, Rayhan biasa bermain sebagai gelandang serang.
Rayhan adalah salah satu pemain jebolan Persija Academy. Sebelum menembus skuad utama tim Macan Kemayoran, Rayhan pernah menimba ilmu di Australia. Rayhan berlatih dan bertanding bersama Brisbane Roar di pentas National Premier League selama dua bulan.
Setelah menimba ilmu di Negeri Kanguru, kemampuan Rayhan semakin meningkat. Kini, Rayhan diyakini memiliki karier cemerlang dalam sepak bola. Bahkan, kariernya diprediksi bisa jauh melampaui capaian sang ayah.
Advertisement