Bola.com, Jakarta - Penampilan Timnas Indonesia U-16 besutan Nova Arianto pada Piala AFF U-16 2024 secara garis besar memiliki hubungan dengan gaya permainan Timnas Indonesia di level senior asuhan Shin Tae-yong.
Kemiripan gaya permainan ini sebetulnya cukup wajar mengingat Nova Arianto yang kini menangani Timnas Indonesia U-16 juga berstatus sebagai asisten pelatih yang membantu Shin Tae-yong di Timnas U-23 maupun senior.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Advertisement
DNA inilah yang membuat permainan Evandra Florasta dan kawan-kawan secara sekilas mirip dengan para seniornya. Setidaknya, hal itu terlihat pada dua pertandingan penggawa Garuda Muda di Grup A.
Lalu, apa saja kesamaan serta karakteristik permainan Timnas Indonesia U-16 asuhan Nova Arianto dengan para seniornya yang dinakhodai Shin Tae-yong? Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Build-Up Konstruktif
Sama seperti Timnas Indonesia di level U-23 dan senior, Nova Arianto juga menanamkan sepak bola progresive possession. Artinya, Timnas Indonesia U-16 akan menguasai bola dan berusaha membawa bola ke area sepertiga akhir.
Gaya permainan semacam ini setidaknya sudah tergambar saat menghadapi Singapura dan Filipina. Melawan dua tim yang secara kekuatan berada di bawahnya, skuad Garuda Muda tampil mendominasi penguasaan bola sepanjang laga.
Permainan ini dimulai dengan build-up konstruktif mengandalkan bek-bek dengan karakter ball-playing defender. Jika tim senior memiliki Rizky Ridho, pemain andalan Nova untuk fase awal bangun serangan ini ialah I Putu Panji Apriawan.
Â
Advertisement
Tiga Bek Sejajar
Kesamaan lainnya yang muncul dari skuad Timnas Indonesia U-16 ialah keputusan Nova Arianto menyiapkan sejumlah formasi baku. Dari dua laga awal, anak asuhnya sempat bermain dengan skema 4-4-2 maupun 3-4-3.
Dalam beberapa momen, Timnas U-16 memasang tiga pemain bek tengah sejajar ketika build-up. Ketiganya secara bergantian mengatur alur distribusi bola ke berbagai lini, terutama ketika dua gelandangnya terisolasi karena dijaga lawan.
Selain itu, para pemain di pos bek sayap juga punya peran kunci dalam menjaga kelebaran. Mereka sering melakukan pergerakan untuk mengisi ruang dan juga maju ke depan guna membantu serangan.
Â
Fleksibilitas Striker
Di lini depan, Nova Arianto juga memiliki penyerang-penyerang yang punya karakter fleksibel dalam mengisi ruang. Dua nama yang sejauh ini mencuri perhatian ialah Muhammad Mierza dan Fadly Alberto.
Keduanya memang bukan tipe pemain nomor sembilan atau striker murni. Hal itu terlihat ketika mereka mampu bertukar posisi. Keduanya juga dibekali kecepatan serta kemampuan dribel yang mumpuni.
Hanya saja, belum terlihat skema para penyerang ini dalam fase bertahan. Jika merujuk taktik Shin Tae-yong, biasanya muncul satu pemain yang bertugas menjadi inisiator pressing lini depan. Peran ini kerap dijalankan Rafael Struick.
Â
Advertisement
Terobosan Berbahaya
Salah satu senjata berbahaya yang dimiliki Timnas Indonesia U-16 di Piala AFF U-16 2024 ini ialah pergerakan para penyerangnya yang berbahaya. Hal ini memudahkan pemain tengah untuk mengirimkan umpan terobosan ke kotak penalti.
Setidaknya, senjata semacam ini sudah menghasilkan sejumlah gol pada dua laga terakhir. Pada laga perdana, misalnya, Fadly Alberto sukses memaksimalkan umpan terobosan Fandi Ahmad untuk menjebol gawang Singapura.
Sedangkan pada pertandingan kedua, giliran Fadly Alberto yang mengirimkan through-pass kepada Muhammad Mierza yang sudah melakukan pergerakan tanpa bola di kotak penalti Filipina.