Bola.com, Jakarta - Rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta sempat menjadi bulan-bulanan netizen. Hal itu terjadi saat Timnas Indonesia menghadapi Timnas Filipina di stadion itu pada 11 Juni lalu.
Saat itu, kondisi rumput memang terlihat buruk. Puncaknya ketika gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye melakukan selebrasi gol dengan knee slide.
Baca Juga
Ivar Jenner Bicara Soal Rumput SUGBK saat Timnas Indonesia Menjamu Jepang dan Arab Saudi: Biasanya Lebih Buruk
Pengelola Pamer Kondisi Terkini Rumput SUGBK Jelang Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: Pemeliharaan Rutin
Erick Thohir Bicara Opsi Kandang Timnas Indonesia saat Menjamu Bahrain: SUGBK Masih yang Terbaik
Advertisement
Thom Haye bukannya melaju mulus tetapi malah terjatuh. Beberapa hari kemudian, Haye kemudian menunjukkan luka pada dengkulnya usai melakukan selebrasi itu.
Pihak pengelola SUGBK pun melakukan perbaikan rumput. Saat ini rumput di stadion legendaris itu tengah menjalani proses revitalisasi.
“Kami memperkirakan pada 21 Juli, tanah sudah siap untuk ditanami rumput. Hingga akhir Juli, kami akan fokus pada penumbuhan kekuatan rumput. Dengan demikian, pada akhir Oktober kami sudah bisa melakukan uji fungsi lapangan dan siap untuk persiapan kualifikasi Piala Dunia 2026 di November,” kata Kepala Divisi Pembangunan dan Pemeliharaan GBK, David Prastyan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Status Cagar Budaya
Banyak kritik dan masukan yang datang dari netizen mengenai SUGBK. Termasuk dengan melakukan pemugaran total pada struktur lapangan.
Direktur Umum PPKGBK, Hadi Sulistia mencoba menjelaskan hal itu. Menurut Hadi, perubahan struktur fisik di SUGBK tidak bisa dilakukan.
"Untuk mencapai level seperti Tottenham Hotspur Stadium atau Santiago Bernabeu, itu tidak mungkin karena harus mengubah struktur fisik stadion utama yang merupakan cagar budaya. Oleh karena itu, kami mencari referensi dari tata kelola yang dilakukan di Stadion Internasional Singapura," ujar Hadi Sulistia.
Advertisement
Butuh Waktu
Singapura memang bangga dengan Singapore Sport Hub. Salah satu ikon dari area itu adalah Stadion Nasional yang dinilai sangat bagus pengelolaannya.
Hadi Sulistia merasa pihaknya bisa saja mencapai level pengelolaan yang dilakukan di Singapura. Namun, hal itu butuh waktu yang tidak sebentar.
"Namun, untuk mencapai seperti Singapura, mereka membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyiapkan infrastruktur hingga bisa seperti sekarang. Alhamdulillah, Singapura sangat kooperatif dengan kami dan mereka berbagi pengalaman. Namun demikian, persiapan nursery dan peralatan memerlukan waktu minimal 12 bulan," tandas Hadi.
Liputan Eksklusif Bola.com di Euro 2024
Advertisement