Sukses


Titik Nol Karier Aji Santoso Menjadi Pemain: Cerita Sepatu Disita di Stasiun Kereta Malang

Bola.com, Jakarta Bagi pemain muda saat ini, belajarlah dari Aji Santoso. Sebelum terkenal, Aji Santoso terlebih dulu melewati banyak perjuangan serta serangkaian proses. Termasuk ketika sepatu bolanya disita oleh kondektur kereta api.

Ceritanya, saat itu Aji Santoso dan temannya ingin mengikuti seleksi di Persema Malang junior. Keduanya lalu berangkat dari kampung, Kepanjen, ke Malang. Mereka kemudian naik kereta api barang yang gerbongnya kosong.

"Saya pikir dulu naik kereta gerbong itu enggak bayar. Terus kondekturnya datang dan nanya, mana tiketmu? Saya bilang nggak ada. Terus dia nanya, kamu mau ke mana? Saya bilang mau ikut seleksi ke Persema. Terus saya masih ingat sekali kondekturnya bilang, kamu nggak bayar gini apa kamu pikir sepur (kereta api) ini milik mbahmu," kata Aji Santoso sambil tertawa ngakak, dalam kanal YouTube Omah Balbalan.

"Akhirnya saya turun di Stasiun Kota Baru, tapi sepatu saya disita. Sepatu teman saya juga disita. Jalanlah saya ke Stadion Gajayana. Begitu saya sampai, pemain-pemain lain sudah latihan," imbuh Aji Santoso.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Tak Bawa Sepatu

Melihat dirinya tak membawa sepatu, Aji Santoso kontan dicecer pertanyaan sama pelatih.

"Terus saya bilang kalau sepatu saya disita. Lalu yang nanya saya itu pergi ke stasiun naik sepeda motor. Kalau beliau cerita ke saya, sampai di stasiun dia marah-marah. Masak kamu nggak tahu kalau anak ini mau seleksi ke Persema dan membawa nama kota Malang. Akhirnya sepatu saya dikembalikan," kenang Aji Santoso, masih dengan terpingkal-pingkal.

Perjuangan pergi pulang, Kepanjen - Malang dalam waktu yang cukup lama akhirnya berbuah manis ketika Aji Santoso direkrut oleh PS Gajayana Malang. "Saya kemudian tinggal dan tidur di asrama Gajayana Malang. Dari situlah saya mulai meniti karier," kata Aji Santoso.

3 dari 5 halaman

1987 dari Malang

Di level senior, Aji Santoso mengawali karier profesionalnya juga bersama tim kebanggaan Kota Apel, Arema Malang. Ia merapat pada 1987 dan bertahan di sana selama delapan tahun.

Di Arema pula ia memutuskan gantung sepatu, saat membela Singo Edan di periode kedua, 2002 - 2004.

Selain Arema, legenda yang kini berusia 54 juga pernah memperkuat Persebaya Surabaya, PSM Makassar, serta Persema Malang.

4 dari 5 halaman

Trofi dari Klub hingga Timnas

Di level klub, salah satu bek terkiri terbaik di Indonesia bergelimang trofi. Bersama Singo Edan, ia memenangkan Galatama 1992/1993 dan Liga Indonesia 2004. Bareng Bajul Ijo, ia menggondol Liga Indonesia 1996/1997, dan kepada PSM Makassar ia mempersembahkan gelar Liga Indonesia 1999/2000.

Torehan Aji Santoso menemui puncaknya ketika Timnas Indonesia meraih medali emas sepak bola SEA Games 1991 Manila, Filipina. Di final, Indonesia yang ditukangi pelatih bertangan dingin asal Uni Soviet, Anatoli Polosin, mengalahkan Thailand via adu penalti.

5 dari 5 halaman

21 Tahun

Saat itu, Aji Santoso, yang saat ini menukangi Persikabo 1973, masih berusia 21 tahun. Kalau sekarang, ia seumuran dengan talenta muda Timnas Indonesia kesayangan Shin Tae-yong, Rizky Ridho serta Pratama Arhan.

Aji Santoso juga dikenal sebagai pelatih jago taktik. Sebelum menukangi Persikabo 1973, ia pernah menjadi orang No.1 di ruang ganti Persik Kediri, Persebaya Surabaya, Arema FC, dan PSIM Jogjakarta.

Selain tim-tim tadi, Aji Santoso juga pernah dipercaya menukangi Timnas Indonesia U-17, U-22, serta U-23.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer