Bola.com, Jakarta - Semua berawal dari mimpi dan mimpi itu akhirnya menjadi kenyataan. Kini, Imran Nahumarury tak lagi dikenal sebagai salah satu mantan pemain Timnas Indonesia yang tenar di masanya, tapi juga pelatih yang sukses membawa Maluku Utara United FC ke kasta tertinggi sepak bola dalam negeri, Liga 1 2024/2025.
Saat menjadi pemain, mengawali karier profesionalnya bersama PSB Bogor pada 1996, anak Tulehu, Maluku Tengah, ini kemudian menjelma menjadi gelandang andalan di sejumlah klub.
Baca Juga
Ketika 2 Legenda Persija Bertarung Sebagai Pelatih: Imran Nahumarury di Malut United Vs Rahmad Darmawan di Barito Putera
BRI Liga 1: Imran Nahumarury Puji Mentalitas Bek Timnas Indonesia saat Bantu Malut United Permalukan PSS
BRI Liga 1: Menang atas PSS, Malut United Terdongkrak Tembus 10 Besar Klasemen
Advertisement
Pencapaian termanisnya tersaji kala ikut membawa Persija Jakarta menjadi yang terhebat di Liga Indonesia 2001. Di timnas, Imran Nahumarury adalah idola jutaan remaja Indonesia. Ia hadir saat tim Garuda menembus dua final Piala AFF, 2000 serta 2002, walau harus puas sebagai runner up.
Usai mimpinya menjadi pesepakbola top terjuwud, kini satu lagi mimpi Imran Nahumarury tersaji manis.
"Setelah saya pensiun menjadi pemain, saya punya mimpi bahwa saya harus membangun sepak bola Maluku. Karena bagi saya, kita ini yang harus membangun. Bukan orang lain. Kita di Maluku banyak talenta-talenta. Saya kepingin seperti Persipura yang punya tim liga. Itu mimpi saya, membangun kembali sepak bola Maluku yang sudah lama tenggelam," kata Imran Nahumarury via kanal YouTube Liputan 6 Sport belum lama ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Step by Step
Kini, bersama Maluku Utara United FC, Imran Nahumarury, yang juga pernah memperkuat Persikota Tangerang dan Persib Bandung, siap mengebrak Liga 1 2024/2025.
Ditanya target, legenda yang kini berusia 45 tahun enggan sesumbar. Sepertinya Imran Nahumarury paham betul, persaingan di kasta tertinggi tentunya sangat berbeda dengan di Liga 2.
"Yang pasti, berlari sejauh mungkin. Kalau bahasa saya seperti itu. Saya membangun tim ini, yang pasti punya target. Target pribadi ada, target tim ada, dan target manajemen juga ada. Tapi bagi saya adalah bagaimana step by step. Artinya, bagi saya tiap pertandingan itu adalah final. Jadi tiap pertandingan harus menang. Maka dari itu, setiap latihan saya menciptakan mentalitas pemain dengan aturan saya," katanya.
Sebagai pelatih, Imran Nahumarury megedepankan semangat kebersamaan dan tidak ada jurang pemisah di antara pemain.
"Di sini tidak ada pemain nasional, tidak ada pemain Liga 1, tidak ada pemain Liga 2. Yang ada pemain Malut United. You mau main, you harus kerja keras," kata Imran Nahumarury.
Advertisement
Minim Peminat dari Pemain Lokal
Diakui Imran Nahumarury, sebagian besar pemain Maluku Utara United FC justru berasal dari daerah Jawa atau dari luar Ternate.
"Karena pada saat membangun Malut ini, nggak ada satu pun yang mau di tim ini. Bahkan permain Ternate pun juga mereka nggak ada yang mau. Saya pikir wajar karena ini baru. Nanti kalau sudah berjalan, gaji kita nggak dibayar bagaimana. Itu berat. Berat banget."
"Akhirnya saya harus mengambil pemain yang sudah pernah bekerja dengan saya. Dan kedua karena kita nggak bermain di Ternate (kandang). Kalau kita bermain di Ternate, mungkin kita bisa fokus dengan pemain yang ada di sana. Walaupun levelnya kelas dua," terang Imran Nahumarury.
Yance Bersaudara
Jelang bergulirnya musim baru, Laskar Kie Raha, julukan Maluku Utara United FC, dapat suntikan darah segar yakni si kembar Yakob dan Yance Sayuri. Duo andalan Timnas Indonesia besutan Shin Tae-yong itu diangkut dari PSM Makassar dengan harapan bisa menambah daya gedor.
"Kita tidak bisa bermain dengan pemain di kompetisi yang berbeda. Itu kita lakukan berdasarkan evaluasi. Data lengkap, mulai dari menit bermain dan juga kontribusi. Baru kita masuk, pemain mana yang mau kita rekrut. Saya mengambil pemain berdasarkan kebutuhan. Saya harus cek. Kebetulan saat itu Yance dan Yakob mau bergabung sama kita. Kan biasa, kalau pemain nasional itu kan mereka harus bicara angka. Mereka harus lihat tim ini kira-kira sehat apa enggak," jelas Imran Nahumarury, ihwal merapatnya si kembar.
"Yang memudahkan saya, mereka punya keinginan untuk bergabung dengan kita. Tinggal kita saja menyambut mereka dengan baik," imbuhnya.
Soal nilai kontrak si kembar yang menembus angka Rp8 miliar, Imran Nahumarury membantah bahwa itu tak benar.
"Enggaklah. Itu hanya gosip. Yang saya tahu, mereka pantas mendapatkan sesuai kualitas mereka. Karena saya kan juga bekas pemain. Kita akan senang dan bangga kalau kita dihargai. Tapi dengan harga yang masuk akal juga," kata Imran Nahumarury.
Advertisement