Bola.com, Jakarta Di Indonesia, atau mungkin di sejumlah negara lain, sepak bola dan politisi sepertinya tak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, sepak bola tanpa politisi laiknya sayur tanpa garam.
Salah satu nama yang kembali ke mencuat ke permukaan adalah Ahmed Zaki Iskandar. Bang Zaki, demikian ia biasa disapa, saat ini dipercaya sebagai Manajer Timnas Indonesia U-19.
Baca Juga
Sembuh dari Cedera di Timnas Indonesia, Kevin Diks Main 90 Menit dan Cetak 1 Assist dalam Kemenangan FC Copenhagen di Liga Denmark
2 Pemain ke Timnas Indonesia Proyeksi Piala AFF 2024, Arema FC antara Bangga dan Kehilangan
Shin Tae-yong Hanya Pertahankan 8 Pemain Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Piala AFF 2024, Sisanya U-22 dan U-20
Advertisement
Tahun ini, beban Ahmed Zaki Iskandar boleh dibilang sangat berat. Soalnya, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah Piala AFF U-19 2024 yang saat ini tengah berlangsung di Surabaya, Jawa Timur.
Sebagai tuan rumah, rakyat Indonesia, khususnya pemuja setia timnas, tentunya berharap pasukan Indra Sjafri bisa kembali juara seperti di edisi 2013.
Kans untuk menjadi yang terbaik terbuka lebar, karena selain memiliki materi pemain nan mumpuni di semua lini, termasuk pemain naturalisasi, Kadek Arel Priyatna dan kawan-kawan juga bertarung di kandang sendiri.
Ahmed Zaki Iskandar bukan wajah anyar di pentas sepak bola nasional.
Pria kelahiran Cimahi, Jawa Barat, 14 Desember 1973 yang juga politisi partai Golkar juga pernah didapuk jadi manajer Timnas Indonesia U-20, Timnas Indonesia U-17, dan Timnas Indonesia Putri. Selain itu, ia juga beken sebagai pemilik tim kebanggaan warga Tangerang, Persita Tangerang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gemar Olahraga
Sepak bola memang tak bisa dilepaskan dari Ahmed Zaki Iskandar. Itulah mengapa ia sangat mencintai sepak bola, denga segala suka dan dukanya.
Sebelum sepak bola, mantan Bupati Kabupaten Tangerang dua periode, 2013–2018 dan 2018–2023, sudah lebih dulu senang berolahraga.
"Kami dari dari kecil memang sudah dididik untuk berolahraga. Saya kecil itu sempat dikirim mengikuti les bulutangkis, les berenang. Itu masih SD. Kemudian beladiri, taekwondo, walau pun cuma sebentar-sebentar," kata Ahmed Zaki Iskandar dalam kanal YouTube Bicara Bola.
Kegemaran berolahraga mengalir deras dari kedua orang tua. "Kedua orang tua sangat antusias sekali kepada olahraga. Sempat menjadi menajer tim bola voli daerah, basket juga. Yang utama, ya jelas sepak bola," imbuhnya.
Advertisement
2006 Asmen Timnas di Asian Games
Jadi, kalau Ahmed Zaki Iskandar pada akhirnya mau berkecimpung di sepak bola, itu jelas panggilan dari hati.
"Kenapa sekarang ini saya juga sangat senang dan punya motivasi untuk terus memberikan ruang olahraga bagi anak-anak kita, karena ketika anak-anak kita berolahraga dan mereka ikut berkompetisi itu pasti beda. Bukan cuma masalah fisik, tapi juga mentalnya kemudian karakternya," ujarnya.
Ahmed Zaki Iskandar tak sekadar bicara tanpa bukti. Saat menjadi Bupati Kabupaten Tangerang, ia membangun banyak fasilitas olahraga untuk masyarakat, termasuk lapangan sepak bola mini. Satu kecamatan, satu lapangan sepak bola. Wow!
"Saya ingi berolahraga itu jadi pola hidup masyarakat kita. Saya justru banyak belajar saat menjadi asisten manejer Timnas Indonesia U-23 yang dipersiapkan untuk Asian Games Doha 2006. Waktu kita diberangkatkan ke Belanda dan menjalani TC selama enam bulan di sana. Infrastruktur olahraga di Belanda itu sangat luar biasa sekali. Di mana disetiap kelurahan, setiap desa, mereka punya lapangan sepak bola. Kemudian ada stadion mininya. Plus juga olahraga-olahraga yang lain," kata Ahmed Zaki Iskandar.
"Kalau soal sepak bola, saya melihatnya sejak kecil dulu merupakan olahgara hiburan yang sangat luar biasa. Ternyata, setelah kita dewasa, cerita kehidupan itu pasti ada di setiap pertandingan sepak bola. Coba lihat, orang yang bekerja keras pasti bisa mencapai hasil yang lebih baik. Itu filosofi. Kerja keras, kerja bersama, gotong-royong. Satu tim, solid, dan lain sebagainya," tukasnya.
"Tapi ada cerita kontradiksinya juga. Sudah kerja keras, sudah capek, hasil belum nyampe-nyampe. Itu terus diuji untuk klub atau untuk negara agar terus berusaha. Jadi ada cerita-cerita kehidupan dalam setiap pertandingan sepak bola," kata Bang Zaki.
Sosok Idola
Seperti penggila sepak bola lainnya, Bang Zaki juga punya idola, baik timnas maupun pemain bintang.
"Kalau dulu, tim negara itu selalu Argentina dan Jerman. Saya ingat sekali waktu Argentina juara Piala Argentina 1978. Ada Mario Kempes, Daniel Pasarella. Itu zaman-zamannya saya sangat jatuh cinta sekali sama sepak bola. Dari situ, kemudian Piala Dunia 1982, Meksiko 1986, wah itu makin senang. Kalau klub, saya pertama kali jatuh cinta sama Inter Milan eranya Aldo Serena. Kemudian ada Salvatore Schillaci di sana. Kemudian mereka ambil trio Jerman," kata Ahmed Zaki Iskandar.
Kalau lokal? "Ya pasti Persitalah. Persita itu klub dari kecil juga. Karena kan dulu Perserikatan yang kental sekali dengan kedaerahan. Zaman dulu itu kita kesempatan juga kedatangan PSV Eindhoven ke Stadion Benteng," katanya bangga.
Latar belakang yang kental berolahraga dan kemudian jatuh cinta kepada sepak bola pada akhirnya tak bisa lagi lepas dari Ahmed Zaki Iskandar. Cinta selanjutnya mengalir ke timnas dan kini seluruh rakyat Indonesia berharap Bang Zaki bisa menggondol gelar juara Piala AFF U-19 2024. Amin.
Advertisement