Sukses


Cerita Bang Zaki Sang Manajer Garuda Muda: Antara Persita dan Timnas Indonesia U-19

Bola.com, Jakarta - Sama-sama pernah menjabat Bupati Kabupaten Tangerang, sama-sama gemar berolahraga, dan sama-sama "gila" sepak bola. Like father like son, demikianlah Ahmed Zaki Iskandar, manajer Timnas Indonesia U-19 dengan ayahnya, Ismet Iskandar.

Ismet Iskandar menjadi bupati selama dua periode, 2003—2008 dan 2008—2013. Ahmed Zaki Iskandar juga menjabat jabatan yang sama selama dua periode, 2013–2018 dan 2018–2023.

Jadi, kalau sekarang Ahmed Zaki Iskandar identik dengan sepak bola, itu bukan tiba-tiba jatuh dari langit.

Lewat kanal YouTube Bicara Bola, Bang Zaki, sapaan akrabnya, menuturkan kalau ia sudah jatuh cinta kepada sepak bola sejak belia, tepatnya saat menyaksikan siaran Piala Dunia 1978. Saat itu usianya masih lima tahun.

Ia mengidolakan Argentina dan hapal duo bintang yang membawa La Albiceleste melaju ke singgasana juara. "Ada Mario Kempes, Daniel Pasarella. Itu zaman-zamannya saya sangat jatuh cinta sekali sama sepak bola," kata kelahiran 14 Desember 1973.

Tak hanya Argentina, ia juga mengidolakan Jerman, Inter Milan, dan tentu saja tim kebanggaanya: Persita Tangerang.

"Kalau Persita sih nggak usah ditanya. Itu tim saya sejak dulu," kata Bang Zaki sambil tertawa bangga.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Akrab dengan Bola

Kecintaan Ahmed Zaki Iskandar kepada sepak bola terus mengalir hingga detik ini, di usianya yang sudah mencapai 51 tahun.

Saat ini, ia dipercaya sebagai manajer Timnas Indonesia U-19 yang saat ini tengah bertarung di ajang Piala AFF U-19 2024 di Surabaya, Jawa Timur.

Sebelumnya, ia juga didapuk sebagai manajer Timnas Indonesia U-16, Timnas Indonesia U-20, Timnas Indonesia U-17, Timnas Indonesia Putri, serta asisten manajer Timnas Indonesia U-23 Asian Games Doha 2006.

Bergelut dengan dunia balbalan selama bertahun-tahun pastinya meninggalkan kisah atau cerita yang tak bisa terlupakan.

"Satu waktu di 2002, kalau nggak salah perdelapan final atau putaran penyisihan ya. Kita (Persita) main di Gresik lawan Persegres. Dengan orang tua waktu itu. Dikasih pinjam mobilnya mertua. Orang tua saya dengan beberapa orang, kita ada tiga mobil. Dua mobil yang kita pakai, punya mertua saya. Kakak dan adik ipar saya juga ikut. Kita pada pakai baju ungu. Bayangkan, satu stadion pakai kaus kuning warnanya Gresik. Hanya kita yang pakai baju ungu," kenang Bang Zaki.

Lantas, apa yang terjadi?

"Saya deg-degan karena pakai mobil mertua. Jadi yang saya pikir bukan hasil pertandingannya lagi, tapi mobil mertua saya. Karena ibu saya dan beberapa rekannya yang juga ibu-ibu setiap Persita gol dia teriak-teriak. Bayangin aja semua stadion nengok ke kita," imbuh Bang Zaki, kembali dengan tawa meledak.

3 dari 4 halaman

Dampingi Timnas Kelompok Umur

 

Terkait manajer timnas kelompok umur yang kerap dipercayakan kepadanya, Anggota DPR RI Fraksi Golkar 2009–2013 mengatakan, euforia ini harus dikelola dengan baik. Jangan hanya sekadar euforia semata, kemudian nanti redup lagi.

Tujuan saya, ketika menerima kepercayaan menjadi manajer adalah memastikan bahwa konsep dari ketua umum (PSSI) terhadap program pembidaan tim nasional usia dini berlangsung sampai nanti sampai lebih dari tahun 2027. Karena kepengurusan sekarang kan akan berakhir 2027".

Program lain yang tak kalah penting adalah ihwal pemain muda diaspora atau keturunan yang ada di luar negeri.

"Kita juga kan sangat terbuka sekali nih dengan aset-aset pemain diaspora di luar negeri yang memiliki darah keturunan Indonesia. Ini yang menjadi bagian dari program jangka panjang timnas kita. Jadi, mudah-mudahan saja apa yang saya punya seperti pengalaman dan lain sebagainya bisa membantu program," tukas Ahmed Zaki Iskandar.

4 dari 4 halaman

Bukan Tugas Ringan

Mengingat ini merupakan tugas yang tak ringan, maka Ahmed Zaki Iskandar dan kawan-kawan perlu mensinergikan dengan agenda timnas senior.

"Kita juga akan melihat program timnas senior dan Timnas U-23. Ini harus berjenjang, termasuk linear. Agar ketika anak-anak ini berkembang naik ke tahapan berikutnya, mereka sudah siap. Bukan saja secara fisik, teknik, dan mental. Tapi juga tahu bahwa tujuan mereka itu selain ke dunia profesionalan juga ada timnas yang menjdi tanggung jawab mereka," katanya.

Bang Zaki berharap, pemain-pemain muda Indonesia lebih banyak lagi berkarier di luar negeri. "Kita harapkan, dengan banyaknya mereka mengikuti turnamen, latih tanding, kompetisi di luar negeri itu akan memperkuat mental mereka. Sekaligus, ini yang paling penting, mempromosikan mereka ke dunia luar. Kita kan ingin, pemain-pemain kita bermain di liga-liga luar. Bukan kita memandang rendah liga kita. Tapi dengan banyaknya mereka bermain di luar, itu akan membawa nuansa tersendiri," pungkas Bang Zaki.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer