Sukses


Jejak Singapura U-19 dan Gelora 10 November, Fandi Ahmad adalah Legenda

Bola.com, Surabaya - Singapura U-19 sempat tampil mengejutkan di Piala AFF U-19 2024. Bersaing di Grup C, mereka menghadapi tim kuat Thailand U-19 di Stadion Gelora 10 November (G10N), Surabaya, Jumat (19/7/2024).

Para pemain Singapura U-19 mampu memberi perlawanan dan lebih mendominasi di babak pertama. Mereka pun sukses mencetak satu gol di babak pertama lewat gol yang dicetak oleh Garv Sahoo (26’).

Itu jadi kejutan karena tim kelompok usia Singapura biasanya merupakan tim lemah di Asia Tenggara. Menghadapi Thailand U-19 dengan mendominasi dan mampu mencetak gol tentu mengejutkan.

Namun, babak kedua yang terjadi sebaliknya. Singapura mengendurkan serangan. Alhasil, Thailand U-19 yang bisa dibilang lebih berpengalaman dan menang mental mencetak dua gol balasan dan laga berakhir kekalahan 1-2 bagi Singapura U-19.

Permainan Singapura U-19 di G10N mengingatkan pada sosok legendaris bernama Fandi Ahmad. Dia adalah salah satu pemain top Asia Tenggara dengan karier yang sangat moncer dan pernah bergabung dengan klub asal Surabaya, NIAC Mitra.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Fadzuhasny Juraimi: Fandi Ahmad Legenda

Sebagai pemain asing asal Singapura, Fandi Ahmad sebenarnya cuma semusim berkarier di Indonesia. Tapi, semusim itu membuat namanya begitu dikenang.

Fandi Ahmad waktu itu adalah wonderkid dari Singapura. Berposisi sebagai striker, dia sukses mencetak 4 gol dalam 16 pertandingan untuk NIAC Mitra. Cuma semusim, dia ikut mempersembahkan trofi Galatama 1982-1983.

Surabaya jadi satu-satunya kota di Indonesia dikenalinya berkat bersama NIAC Mitra. Stadion G10N pula adalah saksi aksi magis Fandi Ahmad di lapangan hijau dengan olah bola dan gol-golnya.

“Dia seorang legenda. Saya pikir dia adalah salah satu pemain terbaik yang dimiliki negara kami. Banyak dari kami yang mengaguminya, dan pastinya adalah adalah orang yang dapat kami jadikan insipirasi,” kata Fadzuhasny Juraimi, pelatih Singapura U-19, saat ditanya Bola.com.

 

 

 

 

3 dari 5 halaman

Sepak Terjang Fandi Ahmad

Di Indonesia saja nama Fandi Ahmad masih dikenang meski sudah 40 tahun lebih berlalu sejak dia menggoreskan tinta emas bersama NIAC Mitra. Namanya tentu jauh lebih harum di negara asalnya.

Berkat penampilan bersama NIAC Mitra, dia kemudian mencoba berkarier di Belanda dengan berseragam Groningen. Dua musim di sana, Fandi Ahmad sukses membukukan 11 gol dalam 36 laga pada 1983-1985.

Prestasinya memang tidak kaleng-kaleng. Dia kemudian lebih banyak berkarier di kompetisi Malaysia dengan membela Kuala Lumpur, Pahang, dan Singapore FA. Semuanya dilewati dengan meraih titel juara.

Dia juga sempat berkarier di klub negaranya, Geylang United, yang memang berkompetisi di liga domestik. Fandi Ahmad pun mempersembahkan S.League 1996.

Bicara kontribusi di Timnas Singapura senior pun tak boleh dipandang sebelah mata. Fandi Ahmad sukses membukukan 55 gol dalam 92 penampilan.

Catatan gol itu masih jadi yang terbanyak di Timnas Singapura, bahkan unggul dari legenda lain, Noh Alam Shah, yang juga pernah berkarier di Indonesia dengan membela Arema, Persib Bandung, dan PSS Sleman.

 

4 dari 5 halaman

Pemain Terbaik Singapura Sepanjang Masa

Striker muda Singapura U-19, Kian Ghadessy, juga tahu sepak terjang Fandi Ahmad. Dia memiliki kekaguman besar pada sosok legendaris itu.

“Tentu saja saya tahu Fandi Ahmad. Dia mungkin pemain terbaik Singapura sepanjang masa. Jadi, mendengar namanya adalah suatu kehormatan. Kami mengaguminya dan ingin seperti dia suatu saat nanti,” ucap Kian Ghadessy.

Sayangnya, tak ada trofi yang dipersembahkan Fandi Ahmad untuk Timnas Singapura senior. Dia tercatat 18 tahun di sana, yakni mulai 1979 sampai 1997. Begitu pensiun, Singapura mulai meraih trofi juara.

Timnas Singapura senior sendiri sebenarnya termasuk tim dengan catatan gemilang di Asia Tenggara. Mereka sudah empat kali menjuarai Piala AFF, yakni pada 1998, 2004, 2007, dan 2012, trofi yang sangat sulit didapatkan Timnas Indonesia.

 

5 dari 5 halaman

Tren Menurun Singapura

Meski demikian, Timnas Singapura sendiri kini sedang dalam prestasi menurun, bahkan kesulitan menembus final Piala AFF. Soal tim junior, tak perlu ditanya lagi, sejak dulu mereka bukan termasuk tim unggulan.

Tapi, tampaknya mulai ada kebangkitan sepak bola Singapura melihat performa tim U-19 mereka di Piala AFF U-19 2024.

Mereka sangat mungkin membuat kejutan dengan menembus semifinal karena secara permainan telah jauh lebih baik.

Fandi Ahmad sendiri berkarier sebagai pelatih setelah pensiun sebagai pemain. Dia beberapa kali menjabat asisten pelatih atau pelatih kepala untuk Timnas Singapura kelompok usia atau senior. Untuk saat ini, dia menangani klub Malaysia, Sri Pahang.

Video Populer

Foto Populer