Bola.com, Surabaya - Komposisi pemain Persebaya Surabaya untuk BRI Liga 1 2024/2025 jauh lebih baik dibanding musim lalu. Tim Bajul Ijo mendatangkan sejumlah pemain baru yang diharapkan bisa mengangkat performa tim.
Kehadiran rekrutan anyar tersebut tak lepas dari kontribusi pelatih Paul Munster. Arsitek asal Irlandia Utara itu sudah menangani Persebaya Surabaya sejak Januari 2024, namun tidak bisa melakukan perekrutan pemain karena bursa transfer BRI Liga 1 2023/2024 sudah ditutup.
Baca Juga
Advertisement
Kini, menatap musim baru, Paul Munster memiliki sejumlah nama yang diinginkan untuk masuk timnya di Persebaya. Direktur Operasional Persebaya, Candra Wahyudi, menuturkan komposisi musim ini diharapkan lebih baik.
“Musim ini kami sudah melibatkan penuh Coach Paul Munster. Jadi, ketika Coach Paul datang pada pertengahan musim lalu, dia tidak bisa apa-apa. Kami juga tidak bisa banyak melakukan pergantian karena musimnya berjalan,” kata Candra Wahyudi.
“Waktu itu, kami fokus menyiapkan tim dulu. Kemudian, musim lalu selesai, kami diskusi intensif dengan pelatih Persebaya bagaimana musim 2024/2025. Nah, sebelum libur kompetisi pun kami sudah punya tahapan-tahapan apa yang harus kami lakukan,” imbuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Deretan Rekrutan Anyar Persebaya
Sejumlah nama baru didatangkan Persebaya Surabaya. Dua di antaranya adalah eks pemain Madura United, Malik Risaldi dan Francisco Rivera. Dua nama ini merupakan andalan Laskar Sapeh Kerrab yang meraih titel runner-up di Liga 1 2023/2025.
Persebaya juga tercatat merekrut bek sayap Ardi Idrus dengan status pinjaman dari Bali United. Selain itu, ada dua pemain lokal yang bergabung setelah melewati seleksi, yakni bek Randy Hanson dan striker Rizky Dwi Pangestu.
Lalu, masih ada bek asal Montenegro, Slavko Damjanovic, yang berpengalaman juara di India. Belum lagi muncul gelandang bertahan asal Portugal, Gilson Costa, yang juga pernah setim dengan bintang dunia.
Advertisement
Musim Lalu Tak Sesuai Harapan
Itu semua masih ditambah dua pemain asing yang sudah lebih dulu berkarier di Indonesia, yakni Mohammed Rashid dan Flavio Silva. Dua nama terakhir ini semakin melengkapi komposisi skuad inti Persebaya.
“Sebenarnya tidak terlepas dari hasil musim lalu yang memang tidak sesuai harapan. Kami ingin tiap tahun persiapannya itu juga lebih rapi dan lebih terukur. Dan kebetulan memang belajar dari musim lalu, kami peringkat 12,” ucap Candra.
Ada kemerosotan musim lalu dengan menduduki posisi ke-12 klasemen akhir Liga 1 2023/2024 dengan 42 poin dari 34 laga. Hasil musim ini jadi yang terburuk bagi klub asal Kota Pahlawan itu dalam sejarah keikutsertaan Liga 1 sejak 2018.
Musim Depan Lebih Rapi
Pada musim 2018, mereka mampu menduduki peringkat kelima. Prestasi terbaik adalah menghuni posisi runner-up musim 2019 di bawah Bali United.
Persebaya kembali berada di peringkat kelima klasemen akhir pada musim 2021/2022. Terakhir, mereka menghuni posisi keenam di Liga 1 2022/2023.
“Kami melibatkan Paul Munster, pemain seperti apa yang kami buru. Alhamdulillah, sejauh ini sesuai dengan yang kami harapkan. Kami ingin menata musim ini lebih rapi dari biasanya,” ujar Candra Wahyudi.
Advertisement
20 Tahun Puasa Gelar
Persebaya tercatat sudah 20 tahun puasa gelar kompetisi kasta tertinggi. Mereka terakhir kali meraih trofi juara liga teratas pada 2004, saat masih bernama Divisi Utama, di bawah arahan pelatih Jacksen F. Tiago.
Setelah itu, tak ada lagi trofi juara kompetisi teratas resmi. Nama kompetisinya bahkan sudah dua kali berganti. Per 2008, Divisi Utama diganti dengan Indonesia Super League. Lalu, namanya berubah lagi jadi Liga 1 sejak 2017.
Juara Pramusim
Persebaya sempat menjadi kampiun di Liga 2 2017. Dari namanya sudah jelas itu bukan trofi liga tertinggi Tanah Air. Mulai berkiprah di Liga 1 2018, belum pernah Bajul Ijo menjadi juara hingga sekarang.
Urusan menjadi juara juga ada beberapa turnamen yang berhasil didapat Persebaya, namun statusnya hanya pramusim. Sebut saja Piala Gubernur Jatim (2006 dan 2020), Unity Cup 2011, dan Piala Dirgantara 2017.
Advertisement