Bola.com, Jakarta Jalan hidup seseorang memang terkadang penuh misteri. Termasuk kisah seorang talenta muda sepak bola nasional, Bagas Kaffa. Siapa nyana, Bagas Kaffa awalnya diharapkan tak menjadi pesepak bola seperti sekarang, melainkan berprofesi sebagai pembalap. Tapi takdir justru berkata lain.
Bagaimana ceritanya, bagaimana kisahnya, dan bagaimana pula semuanya bisa berubah? Dalam kanal YouTube Sport77, Bagas Kaffa menuturkan sepenggal perjalanan yang mewarnai hidupnya.
Advertisement
"Bapak engggak mendukung untuk sepak bola. Lebih ke otomotif, karena bapak suka otomotif," kata Bagas.
Untuk mewujudkan keinginannya kepada sang anak, Bagas bahkan sampai dibelikan sepeda motor kecil jenis trail.
"Sempat dibelikan trail-trailan yang kecil," ujarnya. "Cuma karena saya nggak suka, saya ikut main bola sama teman-teman karena senang," kata pengagum Cristiano Ronaldo dan Manchester United.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Juara Dulu Baru Didukung
Seiring dengan berjalannya waktu, kedua orangnya kemudian akhirnya memberikan dukung penuh kepada Bagas untul lebih serius menggeluti balbalan.
"Setelah saya ikut turnamen pertama kali, tapi babak belum mau melihat. Pas di final dan kami juara, babak baru mau memberikan suport secara penuh," kata Bagas sembari menambahkan kala itu dirinya masih duduk di sekolah dasar (SD) di Magelang, Jawa Tengah.
Tak hanya dirinya, dukungan yang sama juga diberikan kepada saudara kembarnya, Bagus Kaffa. "Kan kami sudah satu paket, jadi Bagus juga sama dengan saya main di turnamen itu," ujar kelahiran 16 Januari 2002 seraya tersenyum simpul.
Selepas juara di turnamen tadi, kekinginan Bagas untuk menjadi pemain sepak bola terkenal semakin menggebu-gebu. Bersama Bagus, keduanya kerap mengikuti turnamen-turnamen bahkan sampai ke luar Magelang, termasuk ke luar negeri untuk ikut seleksi pemain muda.
"Dari turnamen itu, saya terus ke mana-mana. Waktu SMP juga sempat diajak teman ikut seleksi di Frenz United di Malaysia. Alhammdulillah, saya sama Bagus lolos. Selama tujuh bulan saya nggak pulang. Sekolah forman juga di sana," ujar Bagas.
Advertisement
Pengalaman di Malaysia
Kembali ke Indonesia, bermodalkan pengalaman menimba ilmu sepak bola cukup lama di negeri jiran, Bagas selanjutnya beraksi di Piala Menpora. Namanya mulai dikenal, karena bakatnya yang memang oke.
"Saya ikut ikut selekti Timnas U-16, terus ada Chelsea Singapura juga," kata Bagas.
Sukses menembus Timnas Indonesia U-16, nama Bagas, juga Bagus, semakin berkibar. Keduanya identik dengan julukan si kembar yang tak terpisahkan. Keduanya ikut mengantarkan Timnas Indonesia U-16 juara Piala AFF U-16 2018.
Tak hanya itu, pencapaian cukup mentereng juga diukir bek kanan kepunyaan Barito Putera bersama Timnas Indonesia U-19. Pada kejuarann Piala AFF U-19 2019 Bagas dkk. finis di posisi ketiga.
Timnas Indonesia
Kesuksesan demi kesuksesan terus menaungi Bagas. Bersama Timnas Indonesia U-23, ia sosok penting di balik kesuksesan Garuda Muda menyabet medali emas sepak bola SEA Games 2023. Sebuah pencapaian yang sangat emosional, mengingat Timnas Indonesia terakhir kali menjadi juara saat SEA Games 1991 di Manila, Filipina.
Torehan sejarah yang dipahat Timnas Indonesia U-23 yang berhasil lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2024 di Qatar beberapa waktu lalu juga tak lepas dari kontribusi Bagas.
Di depan, jalan panjang menanti Bagas. Masih banyak perjuangan dan rintangan yang harus ia lewati, baik bersama klubnya maupun bersama Timnas Indonesia.
Semangat terus, Bagas!
Â
Advertisement