Bola.com, Jakarta - Bersama dua karang tangguh, Timnas Indonesia U-19 siap menggondol juara Piala AFF U-19 2024. Siapa keduanya? Tak lain tak bukan adalah Iqbal Gwijangge dan Kadel Arel.
Sebelum kita ulas panjang lebar kedua kiprah pemain muda ini dalam tiga laga Grup A yang menempatkan Garuda Muda keluar sebagai jawara grup, ada baiknya kita menoleh sejenak ke belakang.
Advertisement
Piala AFF U-19 pertama kali digelar pada 2002. Sejauh ini, Garuda Muda baru sekali juara. Itu tersaji pada 2013.
Dalam laga final, Timnas Indonesia U-19 yang kala itu juga diarsiteki Indra Sjafri dan berstatus tuan rumah dijejali senjata-senjata muda sakti mandraguna macam Paulo Sitanggang, Hansamu Yama Pranata, Dimas Drajad, serta Evan Dimas mengalahkan tim kuat Vietnam lewat adu penalti yang berakhir dengan skor tipis 7-6.
Setelah romantisme indah tersebut, Timnas Indonesia tak pernah lagi menjadi juara. Bahkan, Indonesia masih kalah mentereng dalam hal koleksi gelar dari Thailand yang sudah lima kali menjadi kampiun.
Malaysia dan Vietnam sama-sama satu gelar, tapi Malaysia setidaknya enam kali merengkuh runner-up, sedangkan Vietnam empat kali finis di tempat yang sama.
Lantas, bagaimana tahun ini, mampukah Indra Sjafri dan pasukannya mengulang sukses seperti yang ditorehkan Evan Dimas cs. 11 tahun silam? Jawabannya, harus bisa!
Selain berstatus tuan rumah, Timnas Indonesia U-19 saat ini juga diperkuat pemain-pemain muda terbaik di semua lini. Termasuk dua stoper tokcer bermental baja berwajah dingin, Iqbal Gwijangge dan Kadel Arel.
Sesangar apa keduanya dan mengapa harus diapresiasi setinggi langit ke tujuh? Berikut ulasan singkatnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Iqbal Gwijangge
Lengkapnya, Muhammad Iqbal Gwijangge. Bisa dibilang, ia merupakan salah satu pemain yang sangat dipercaya oleh pelatih Indra Sjafri. Kelahiran Sumedang, Jawa Barat, 29 Agustus 2006 selalu hadir dalam tiga laga dan tampil begitu memesona.
Tak kenal takut, lugas, dan percaya diri tinggi merupakan ciri khas Iqbal Gwijangge dalam menjalankan tugas negara di lapangan hijau.
Serbuannya ke jantung pertahanan lawan sungguh sangat mematikan, terlebih saat bola-bola mati. Dalam pembantaian terhadap Filipina yang berakhir dengan skor 6-0, Iqbal menyumbang dua gol. Kedua gol berawal dari lemparan ke dalam serta serta pojok.
Iqbal juga membuktikan kelasnya sebagai stoper rasa striker saat melumat Kamboja dua gol tanpa balas. Pemain berdarah Papua ini mencetak gol kedua yang sekaligus mengunci kemenangan pada menit ke-86, lagi-lagi via sepak pojok. Sejauh ini, Iqbal sudah mengemas tiga gol dan berpeluang menjadi top scorer. Wow!
Walau begitu, Iqbal bukan tanpa koreksi. Dalam pertandingan terakhir kontra Timor Leste, eks kapten Timnas Indonesia U-17 beberapa kali melakukan kesalahan serta kurang tenang saat wilayah kekuasaannya berada dalam tekanan.
Dalam laga semifinal nanti, Iqbal Gwijangge sepertinya masih belum tergantikan. Indra Sjafri masih butuh sosok bek tengah yang bukan hanya bisa diandalkan bertahan gigih dalam segala bentuk pertarungan, melainkan juga mampu memburu gol.
Advertisement
Kadek Arel
Seperti Iqbal Gwijangge, Kadek Arel juga mendapat tempat spesial di hati pelatih Indra Sjafri. Kadek Arel tahu betul cara menjawab kepercayaan sang pelatih.
Sepanjang laga Grup A, Kadek Arel tak tergantikan dan tak terpinggirkan dari starting XI. Remaja asal Bali milik Bali United bahkan dipercaya sebagai kapten tim selain Dony Tri Pamungkas.
Kadek Arel tipikal stoper yang sangat tenang dan lugas serta memiliki visi bermain yang sangat mengagumkan. Sebagai bek, kelahiran 4 April 2005 tak cuma bertanggung jawab menyapu bersih semua ancaman, melainkan juga dituntut untuk ikut membantu serangan lewat variasi umpan kepada pemain tengah serta kepada kedua winger.
Pada momen-momen tertentu seperti lemparan ke dalam atau sepak pojok misalnya, si jangkung 182 cm. ini bahkan berani merangksek sampai ke kotak penalti lawan.
Keputusan ini setidaknya sudah menghasilkan trigol kala kontra Filipina, Kamboja, dan terakhir Timor Leste. Torehan tiga gol untuk seorang pemain bertahan pastinya menjadi catatan tersendiri bagi Kadek Arel, juga bagi Iqbal Gwijangge.
Dalam laga semifinal nanti, Kadek Arel tentunya tetap menjadi pilihan utama dan tak menutup kemungkinan masih dipercaya sebagai leader.
Namun, Kadek Arel harus bermain lebih ekstra hati-hati, disiplin, serta tetap menjalankan komunikasi yang intens dengan bek-bek lainnya. Agar kesalahan-kesalahan seperti di laga-laga sebelumnya tak lagi terjadi.
Angkat jempol tinggi-tinggi buat Iqbal Gwijangge dan Kadek Arel.