Bola.com, Jakarta - Dia sosok penting bagi Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia. Minus dirinya, bisa dipastikan Shin Tae-yong bakal kesulitan untuk berkomunikasi dengan para pemain, terlebih saat memberikan instruksi di pinggir lapangan.
Tak sedikit yang bertanya-tanya, siapa gerangan dirinya. Ia adalah Jeong Seok-seo atau yang akrab dipanggil Jeje.
Baca Juga
Heboh Teume Indonesia Bantah Choi Hyun-suk Jadi Buzzer Shin Tae-yong, Sampai Desak Agar Berita di-Take Down
Kata Pengamat Asal Malaysia: Jika Shin Tae-yong Dipecat Akan Merusak Ekosistem Sepak Bola Indonesia yang Mulai Terbentuk
Pengamat: Skuad Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024 Memang Tidak Ditargetkan Juara
Advertisement
Jeje bukan salah satu asisten STY, melainkan penerjemah juru taktik berkebangsaan Korea Selatan itu. Seperti Shin Tae-yong, Jeje juga ber-KTP Negeri Ginseng. Hanya saja ia sudah sekian purnama menetap di Jakarta, tepatnya 14 tahun. Jadi, bisa dibilang, Jeje sudah fasih betul berbahasa Indonesia.
PSSI kemudian menunjuk kelahiran 1993 sebagai penerjemah Shin Tae-yong. Tugas tersebutlah yang mengharuskan Jeje tak bisa jauh-jauh dari coach Shin.
Terkait pekerjaannya, Jeje menjelaskan bahwa kurang tepat kalau dirinya hanya sebatas sebagai penerjemah Shin Tae-yong.
"Mungkin lebih tepatnya interpreter Timnas Indonesia. Kalau coach Shin kan hanya coach Shin saja yang ditransletkan. Kan ada asisten pelatih juga yang juga orang Korea. Jadi bukan hanya coach Shin," kata Jeje via kanal YouTube Plus 26.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sampai Ekspresi Kudu Ikutin
Menariknya, dalam menjalankan tugas, Jeje juga dituntut untuk bisa mengekspresikan ketika Shin Tae-yong marah kepada para pemain.
"Biasanya emosinya juga diikutin. Terkadang ikut juga. Karena lama-lama kan saya sudah tahu sifatnya coach Shin, termasuk apa yang coach Shin mau," kata Jeje.
Menurut Jeje, selain dirinya, di Timnas Indonesia ada juga dua penerjemah ke bahasa Inggris untuk pemain-pemain naturalisasi.
"Ada juga yang bantu ke bahasa Inggris. Soalnya di tim kita, di staf pelatih kita, ada juga yang bisa bahasa Inggris dua orang. Mereka yang bantu ketika saya menyampaikan ke bahasa Indonesia," jelas Jeje.
Advertisement
Ikutan Teriak
Bagaimana ketika pertandingan, apakah Jeje juga berada di pinggir lapangan?
"Kalau di lapangan, kita berdua yang teriak. Pemain kan bisa mendengar, kita penerjemah menyampaikan kepada pemain. Kalau pemain Indonesia, fokusnya ke saya. Kalau pemain naturalisasi, fokusnya ke penerjemah bahasa Inggris," ujar Jeje.
Bagaimana kalau di ruang meeting? "Kalau di ruang meeting, pemain naturalisasi dikumpulkan duduk bersama. Saya sama coach Shin di depan," kata Jeje yang sudah berada di Indonesia sejak SMA.
Berawal dari Hiburan
Sebelum nyemplung ke sepak bola sebagai penerjemah, Jeje mengawali kariernya sebagai penerjemah bisnis dan artis-artis asal Korsel. "Jadi mulai kelas dua SMA saya sudah mulai ambil job konser-konser artis Korea," ujarnya.
Kembali ke Timnas Indonesia dan Shin Tae-yong, Jeje menjelaskan kalau coach Shin sosok pelatih yang tegas.
"Kalau di luar lapangan, dia membuat semua pemain bisa merasa nyaman. Tapi kalau di dalam, sebaliknya. Dia selalu sampaikan kepada pemain bahwa selalu coach yang berada di atas. Tapi kalau di luar lapangan, coach yang akan melayani pemain seenak mungkin, senyaman mungkin," kata Jeje.
"Sebagai pelatih, selalu minta ke PSSI untuk ini untuk itu. Untuk dan buat pemain begini," tambah Jeje.
Advertisement
Pantauan Sosmed
Tak cuma sebagai penerjemah, Jeje juga bertugas memantau sosial media terkait kritikan terhadap kinerja Shin Tae-yong. Terkait kritikan, kata Jeje, Shin Tae-yong memilih tak menanggapinya.
"Dia tahu (apa yang ada di sosmed), karena saya itu salah satu tugas saya yang harus saya sampaikan apa yang lagi heboh di media. Saya memberitahu seadanya. Ngak pernah mengubah-ubah. Suasanya yang ada itu saya sampaikan," katanya.