Bola.com, Surabaya - Andhika Ramadhani kini termasuk kiper yang diandalkan oleh Persebaya Surabaya. Dia memang jadi opsi kedua setelah Ernando Ari, namun jam terbangnya terbilang tinggi untuk kiper pelapis.
Kiper asli Surabaya itu mengaku menjalani perjuangan yang tak mudah sebelum menembus skuad Persebaya. Dia berasal dari keluarga kurang mampu yang mencoba peruntungan untuk memperbaiki taraf ekonominya.
Baca Juga
Siaran Langsung Big Match BRI Liga 1 Persebaya vs Persija Matchweek 11 Pekan Ini di Vidio
Pasang Surut Karier Marselino Ferdinan: Tumbuh di Persebaya, Berkelana ke Eropa, hingga Beri Kontribusi Besar untuk Timnas Indonesia
Kisah Aji Santoso Debutkan Dua Star Boy Rizki Ridho dan Marselino di Persebaya: Kini Jaga Asa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
Advertisement
“Dulu sebenarnya tidak ada cita-cita menjadi pemain bola. Dulu cita-cita saya jadi polisi. Tapi karena ada dorongan dari beberapa pihak, seperti Abah Halil, mantan pemain Persebaya, jadi saya tekuni,” kata Andhika.
Abah Halil yang dimaksud adalah Mat Halil, legenda Persebaya Surabaya yang juga merupakan sepupu Andhika. Dia memutuskan bergabung dengan El Faza, klub internal Persebaya juga milik Mat Halil.
Dalam prosesnya, Andhika berusaha menimba ilmu bersama El Faza untuk terus mengembangkan kemampuannya. Dia beberapa kali menemui kesulitan, termasuk saat rutin menjalani latihan bersama klubnya.
“Saya dari masih sekolah sudah kerja jaga warung atau jaga parkiran. Uangnya saya kumpulkan untuk membeli sepatu bola. Pelan-pelan, saya coba telaten untuk mewujudkan mimpi di sepak bola,” ungkap Andhika.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kisah Sarung Tangan Kuli
Sampai suatu hari, tim Persebaya senior mengadakan seleksi untuk para pemain klub internal. Seleksi ini jadi jembatan bagi mereka untuk bisa menembus skuad senior Bajul Ijo, atau mungkin nanti terlebih dahulu bergabung tim kelompok usia.
“Waktu seleksi saja saya tidak punya uang. Sebagai kiper, saya juga tidak punya sarung tangan kiper. Akhirnya, saya beli sarung tangan kuli sebagai gantinya,” tutur penjaga gawang berusia 25 tahun itu.
Karier Andhika mulai meningkat setelah dia masuk skuad PS Kota Pahlawan, sebuah klub satelit Persebaya yang didirikan pada 2017. Dia pun hanya jadi kiper pelapis selama klub berkiprah di Liga 3 2017 zona Jawa Timur.
Di tahun 2017 itu, Andhika lulus dari SMAN 7 Surabaya dan mulai memikirkan kariernya di sepak bola. Tapi, dia kemudian malah menjadi pengemudi ojek online selama setahun karena ingin bekerja.
Nasihat dari keluarga dan para pihak di klub internal Persebaya kemudian membuatnya kembali ke lapangan hijau. Kebetulan, di musim 2019, dibentuk tim Persebaya U-20 arahan Uston Nawawi untuk Elite Pro Academy U-20 2019.
Advertisement
Persaingan dengan Ernando
Namun, Andhika masih jadi pilihan kedua karena Persebaya U-20 merekrut Ernando Ari Sutaryadi yang baru saja menjuarai Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo. Tapi, dia tidak patah semangat dan mencoba bersabar.
Pada akhirnya, Persebaya U-20 berhasil menjuarai Elite Pro Academy U-20 2019. Ernando jadi kiper utamanya sepanjang ajang tersebut. Andhika lagi-lagi tidak semenitpun mendapat kesempatan bertanding.
Dia mendapat berkah di musim 2020 saat jajaran pelatih Persebaya mempromosikannya ke tim senior. Mulanya dia ikut berlatih bersama dalam persiapan pramusim. Andhika tekun berlatih meskipun kansnya masuk skuat inti sangat kecil.
Di musim itu, Persebaya mendatangkan dua kiper berpengalaman, yakni Rivky Mokodompit dan Angga Saputra. Lalu, Ernando yang merupakan pesaingnya juga dipromosikan ke tim senior. Deretan nama itu seolah jadi mimpi buruk buat Andhika.
Kunci: Kesabaran
Andhika dikontrak untuk masuk skuat Persebaya di Liga 1 2020. Tapi, nasib mujur tidak mendatanginya. Kompetisi musim itu ditiadakan karena sedang dalam situasi pandemi yang melanda seluruh dunia.
Kepergian Rivky dan Angga pada 2021 membuat jajaran pelatih Persebaya merekrut Satria Tama yang juga jebolan kompetisi internal. Nama satu ini jadi pilihan utama di bawah mistar, diikuti oleh Ernando yang saat itu masih berusia 19 tahun.
Sejak Liga 1 2022/2023, Ernando jadi kiper utama sedangkan Andhika merupakan pelapisnya. Meski berstatus kiper cadangan, Andhika terhitung banyak mendapat menit bermain selama tiga musim terakhir.
Lagi-lagi, Andhika mendapat berkah dari perjuangannya bersabar membela Persebaya. Ernando beberapa kali dipanggil bergabung Timnas Indonesia, baik senior maupun U-23.
“Alhamdulillah, saya mencoba bersabar. Kalau ada kesempatan, saya pasti ingin maksimal. Selama ini, saya selalu menjadikan Ernando sebagai contoh,” tutur Andhika.
Advertisement
Catatan Penampilan
Andhika pun membukukan sebanyak 45 penampilan selama tiga musim Liga 1 dengan kebobolan 50 gol serta 15 clean sheet. Angka itu terhitung baik untuk seorang kiper pelapis di sebuah klub kasta teratas Indonesia.
Kini, Andhika kemungkinan masih akan menjadi kiper pelapis di Persebaya memasuki Liga 1 2024/2025. Ernando yang merupakan kiper utama juga masih akan jadi andalan Bajul Ijo.