Bola.com, Solo - Sejak 2015, perbandingan Piala Presiden 2024 sebagai turnamen pramusim dengan Piala Indonesia selaku turnamen resmi pendamping Liga Indonesia adalah 6:1. Apa maksudnya?
Ya, dalam sembilan tahun terakhir, Piala Presiden telah enam kali digelar pada 2015, 2017, 2018, 2019, 2022, dan 2024. Sementara, Piala Indonesia hanya sekali berlangsung pada 2018-2019.
Baca Juga
Advertisement
Anehnya, PSSI dan stakeholder sepak bola Indonesia malah lebih suka menggulirkan turnamen tidak resmi daripada turnamen resmi.
Hingga saat ini, PSSI belum mempunyai rencana untuk kembali menghidupkan Piala Indonesia, namun juga menutup peluang Piala Presiden menjadi turnamen resmi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jadwal Padat
Apa sebab? Ketua PSSI, Erick Thohir, berasalan bahwa agenda sepak bola Indonesia dan irisannya telah terlalu padat. Kalender Timnas Indonesia dan turnamen antarklub Asia juga sudah banyak.
Piala Presiden 2024 sebagai turnamen pramusim hanya memerlukan waktu selama 17 hari dalam penyelenggaraannya. Sementara Piala Indonesia dapat berbulan-bulan dan lintas tahun.
Selain BRI Liga 1, beberapa pemain juga akan membela Timnas Indonesia, mulai dari senior hingga junior, turnamen antarklub Asia seperti Liga Champions Asia (ACL) 2 dan AFC Challenge League, sampai ASEAN Club Championship (ACC) untuk musim depan.
Advertisement
Penjelasan Erick Thohir
"Masalahnya kami adalah mengatur kalender yang sulit. Sekarang, AFC baru saja melahirkan turnamen antarklub berjenjang," ujar Erick Thohir.
"Seperti Eropa. Itu sangat padat. Belum lagi Asia Tenggara juga ada turnamen antarklub. Ada lagi FIFA Matchday. Pemain istirahatnya kapan?"
"Pemain bukan robot. Dalam 365 hari, ada tingkat kelelahan yang tinggi. Ketika lelah dan dipaksa bermain, ujungnya bisa cedera," ucap Erick Thohir.
Ambil Contoh
"Kalau kita kayak Spanyol, Timnas Spanyol di Euro 2024 dan Olimpiade 2024 Paris berbeda. Talenta full Indonesia belum sebanyak itu," imbuh Erick Thohir.
Erick Thohir memberikan contoh jika kapten Timnas Indonesia U-19, Dony Tri Pamungkas, yang juga membela Persija Jakarta, mengalami cedera.
Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, pasti bakal kelimpungan. Sebab, pelapis Dony Tri masih belum setara.
Advertisement
Butuh 150 Pemain
"Contoh pemain Indra Sjafri jika Dony Tri cedera. Apa pengganti Dony Tri ada tiga orang lagi? Belum ada," tutur Erick Thohir.
"Timnas Indonesia sekarang pun baru ada 2x11 pemain. Kami perlu 150 pemain baik di senior dan junior. Jadi kalau terlalu banyak kalender, pemain cedera kami tidak mempunyai pengganti," jelas pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN RI itu.