Bola.com, Jakarta Ia sebenarnya mengawali karier di sepak bola, tapi dalam perjalanan justru dikenal sebagai legenda futsal Indonesia. Perjalanan karier Vennard Hutabarat layak untuk disimak.
Belum lama ini, mantan pemain Persija Jakarta itu menjadi tamu di kanal YouTube Sport77 Official. Kehadiran Veve, demikian ia biasa disapa, seakan mengobati kerinduan fans, terlebih para penggemar berat futsal Indonesia.
Advertisement
Di kancah futsal Indonesia, nama Vennard Hutabarat sangat beken. Itu karena kelahiran 2 Mei 1974 merupakan salah satu sosok penting di balik kesuksesan Timnas Futsal Indonesia menyabet trofi Piala AFF Futsal 2010.
"Sekarang lagi ada banyak proyek, kebetulan futsal juga. Kami lagi explore ke banyak kota. Mungkin ada sisa 19 kota lagi. Tujuh kota sudah selesai dan nanti ada grand champions di Jakarta. Jadi butuh tenaga besar, karena di setiap kota saya harus hadir dan juga harus eksibisi sampai November nanti," kata Vennard Hutabarat, terkait kesibukannya saat ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sepak Bola, Futsal, Presenter
Banting setir ke fusal dan juga presenter olahraga, Vennard Hutabarat ingin dikenal atau dikenang sebagai apa sih?
"Beda menurut saya. Di era sekarang ini mungkin banyak orang generasi milenium mengenal saya sebagai pemain futsal. Kalau generasi Gen Z sekarang mungkin mengenal saya sebagai komentator. Kalau saya sih lebih senang dikenal sebagai pemain sepak bola".
"Buat saya sepak bola merupakan awal karier. Kalau untuk futsal kan baru-baru saja. Jadi kalau menurut saya, saya lebih senang dikenal sebagai pesepakbola".
Vennard Hutabarat merupakan jebolan akademi Persija Jakarta. Bakatnya yang cukup mumpuni membawanya ke tim senior Macan Kemayoran di era 1995 hingga awal 2000-an. Di tim kebanggaan warga Ibu Kota, ia pernah bermain bersama sederet pemain top di masanya seperti Patar Tambunan, Mbeng Jean, Rahmad Darmawan, Widodo C. Putro, dan Rochy Putiray.
Advertisement
SSB Persija
Masih di sepak bola, Vennard Hutabarat sempat pula bermain di Liga Hong Kong seperti halnya Rochy Putiray.
"Tapi beda klub sama Rochy. Cuma satu apartemen. Ya itu, mungkin anak-anak sekarang nggak terlalu mengenal saya sebagai pemain sepak bola".
Vennard Hutabarat lalu berkisah ihwal kariernya yang cepat menembus tim senior Persija di bawah besutan Sugih Hendarto.
"Saya SSB dari Persija. Dulu anak beberapa anak yang menurut pelatih Sugih Hendarto yang suka pemain punya teknik skil individu. Mungkin karena dilihatnya bagus, kita dinaikin ke tim senior," katanya.
Memori di Lebak Bulus
Saat itu, menurut Vennard Hutabarat, tak mudah menembus tim utama Persija, terlebih di posisi gelandang.
"Menunggu lama, karena saat itu gelandangnya bagus-bagus. Ada Azhari Rangkuti, masih ada Tias Tono Taufik. Kita nonton sajalah. Tapi kalau kita dapat kesempatan, kita tunjukin kita bagus main. Akhirnya kita bisa menjadi pemain pengganti yang dipilih pelatih".
Dari sekian laga yang ia lakoni bersama Persija, ada satu laga yang berkesan bagi Vennard Hutabarat. Yaitu ketika Macan Kemayoran menerkam Persikabo Bogor 5-2.
"Saat menang 5-2 di Lebak Bulus, itu tiga golnya Widodo C. Putro ito crossing dari saya semua. Saya yang berikan assist. Makananya dulu saya dijuluki kayak si kancil sekarang Riko Simanjuntak. Karena dulu kan main di winger. Awalnya saya memang winger. Setelah itu saya kemudian masuk ke tengah".
Advertisement