Sukses


Indra Sjafri Buka-bukaan Sukses Timnas Indonesia U-19 Juara Piala AFF U-19 2024: Bicara Tekanan Hadapi Malaysia, Support PSSI sampai Kritik

Bola.com, Jakarta - Bisa jadi, tak ada pelatih hebat asal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir selain Indra Sjafri. Di tangannya, Timnas Indonesia panen trofi, khususnya di level kelompok umur.

Terkini Indra Sjafri mempersembahkan gelar juara Piala AFF U-19 2024, mengulang sukses yang juga pernah ia toreh di ajang yang sama pada 2013. Dengan demikian, penantian panjang selama 11 tahun berakhir sudah.

Tahun lalu, di pentas SEA Games 2023, Garuda Muda sukses menggondol medali emas sepak bola. Sebuah pencapapaian yang sangat emosional dan mengharukan, mengingat Indonesia terakhir kali menyabet medali emas sepak bola SEA Games pada 1991 di Manila, Filipina.

Indra Sjafri, tak terbantahkan lagi, merupakan sosok penting di balik kedigdayaan Garuda Muda. Jauh sebelumnya, "Sentuhan Midas" juru taktik berdarah Minang, Sumatera Barat, juga membawa Timnas Indonesia U-22 ke singgasana juara Piala AFF U-22 2019.

Dengan segepok pencapaian tadi, masih adakah yang meragukan kualitas kelahiran 2 Februari 1963?

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Tekanan Hadapi Malaysia Bukan Thailand

Bicara Indra Sjafri memang tak ada pangkalnya. Ia selalu saja asyik untuk disimak, juga ditelisik. Tak heran kalau baru-baru ini mantan gelandang PSP Padang itu menjadi tamu spesial di kanal YouTube One on One TV One.

Indra Sjafri membocorkan kesuksesan pasukannya mengalahkan Thailand 1-0 di final via gol semata wayang Jens Raven.

Hal menarik lainnya, ia blak-blakan mengatakan kalau tekanan yang sangat berat justru ketika bentrok kontra Malaysia.

"Lawan Thailand, sesuai dengan apa yang kita perkirakan bahwa Thailand atau Australia yang akan maju ke final. Untuk saya pribadi, sudah ada empat kali pertemuan melawan Thailand. Pertama waktu di SEA Games Manila 2019 dia juga kalah. Terus final Piala AFF U-22 2019 di Kamboja, mereka juga kalah. Terus di SEA Games 2023, final juga, mereka kalah. Dan terakhir kemarin di Piala AFF U-19 2024".

"Bukan berarti Thailand tim yang tidak bagus. Mereka sangat bagus, bermain rapi, dan saya pastikan Thailand kalah dengan cara yang sama atau taktik yang sama. Jadi saya pikir mungkin karena pelatihnya berganti terus. Jadi antisipasi terhadap apa yang akan dilakukan mungkin kurang tepat bagi Thailand".

 

3 dari 4 halaman

Dukungan PSSI

Sukses tak hanya berkat pelatih dan pemain, tapi juga dukungan penuh dari PSSI selaku federasi.

"Timnas Indonesia dapat dukungan PSSI. Kalau enggak salah sekarang ada 17 staf. Semuanya bekerja dengan baik. Bahkan saya rekrut anak-anak muda yang lulusan dari luar negeri untuk match statistik, ada juga fisio dan saya sangat terbantu sekali karena saya pikir sebagai pelatih saya nggak bisa lagi mengelola tim dengan cara konvensional. Orang-orang ahli di bidangnya atau orang-orang sport science harus dilibatkan".

Ditanya tentang pentingnya sport science di tim sepak bola, Indra Sjafri menjelaskan panjang lebar.

"Banyak informasi tentang pertandingan, tentang pemain, yang harus kita dapatkan. Kita enggak bisa hanya melihat dari kasat mata kita sendiri. Itu harus kita data dan kita lakukan dengan keilmuan yang ada. Sebagai contoh, saya mendengar ada yang bilang kenapa sih Welber Jardim terlambat diganti. Akibat terlambat diganti dia cedera. Itu menurut penglihatan mata kepala dia. Padahal, kita menurunkan atau memainkan setiap pemain ada data statistik".

"Apakah dia memang sudah kelelahan, jarak yang ditempuhnya berapa, apakah harus sudah diganti, timing yang tepatkah pergantiannya atau tidak. Jadi semuanya harus detail dan kita berdiskusi sebelum memalukan tindakan".

 

4 dari 4 halaman

Maklumi Kritik

Banyaknya kritik terkait susunan dan pergantian selama Piala AFF U-19 2024 kemarin bisa dimaklumi tim pelatih, khususnya Indra Sjafri sebagai pelatih kepala.

"Pengamat dan orang di luar tak bisa disalahkan karena dia melihat dari kacamatanya dia. Kalau kita memutuskannya, misalnya memilih pemain semua kita lakukan berdasarkan informasi tentang pemain, kita lakukan psikotes, kita lakukan medical check up, dan lain sebagainya".

Menurut Indra Sjafri, ia justru merasa berat ketika bersua Malaysia di semifinal. "Kalau saya mau jujur, yang paling berat itu waktu melawan Malaysia. Bukan karena kualitasnya lebih bagus dari Thailand, tapi beban mental jauh lebih berat ketika melawan Thailand".

"Karena orang kan selalu memposisikan pertandingan gengsi antar negara. Ini musuh bebuyutan. Untuk kita pelatih, itu menjadi tekanan tersendiri. Bagi pemain juga jadi tekanan tersendiri. Tapi Alhamdulillah kitaa bisa lewati itu".

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer