Bola.com, Surabaya - Ada insiden yang menarik yang tercipta saat Persebaya Surabaya melawan PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (11/8/2024) malam. Laga pekan pertama BRI Liga 1 2024/2025 itu harus terhenti sekitar 10 menit.
Momen itu terjadi pada menit ke-63 saat pemain PSS, Hokky Caraka, diduga melakukan handsball di kotak terlarang. Sontak, para pemain Persebaya melakukan protes keras kepada wasit Steven Yubel Poli meminta pengecekan video assistant referee (VAR).
Baca Juga
Advertisement
Mulanya, wasit Steven enggan melakukan pengecekan VAR menganggap tak ada penalti untuk Persebaya. Tapi, dia kemudian dia mencoba melakukan pengecekan VAR setelah lebih menerima informasi.
Dalam proses ini, pelatih Persebaya, Paul Munster, ikut berteriak tanda geram sampai masuk lapangan. Sebab, proses untuk memastikan kemungkinan penalti untuk Persebaya berlangsung sangat lama.
Pada akhirnya, pengecekan dilakukan dan hasilnya Hokky tidak dianggap melakukan handsball. Paul Munster sendiri kemudian menerima kartu kurning akibat ulahnya yang melewati batas area pelatih.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terlalu Lama
Pelatih asal Irlandia Utara itu mengaku geram dengan keputusan wasit yang terlalu lama untuk memanfaatkan VAR. Injury time babak kedua pun sampai 10 menit sehingga membuat laga berlangsung lebih lama.
“Itu terlalu lama. Saya pikir butuh waktu lama untuk mengambil keputusan. Ya, 5 menit lagi, jadi menurutku mungkin 15 menit. Ini terlalu lama, para pemain berdiri di lapangan,” kata Munster.
Munster berpendapat bahwa membuang waktu terlalu lama akan berdampak pada kondisi pemain. Sebab, mereka harus menunggu dulu keputusan wasit sampai akhirnya pengecekan VAR selesai dilakukan.
“Terlalu lama dan pemain mulai kedinginan. Kemudian ketika Anda memulai pertandingan, para pemain harus kembali ke tuntutan fisik yang tinggi. Namun, terkadang sulit. Jadi perlu lebih cepat dalam pengambilan keputusan di lapangan,” imbuh Munster.
Advertisement
Ganggu Konsentrasi
Pertandingan yang terhenti terlalu lama memang berdampak pada kondisi pemain. Mereka yang seharusnya bergerak merebut bola saat laga berlangsung harus menunggu dan berdiam. Situasi itu membuat fisik pemain dingin.
Bukan hanya dari sisi fisik, lamanya pengecekan VAR juga memengaruhi konsentrasi pemain. Setelah harus menunggu dalam waktu yang lama, pemain bisa kehilangan fokus dan momentum yang telah mereka bangun sepanjang pertandingan.
Penantian panjang ini bukan hanya membuat pemain menjadi kedinginan dan kehilangan momentum. Di sisi lain, ini juga berpotensi memicu cedera jika mereka harus segera kembali ke intensitas permainan tinggi setelah berdiri diam dalam waktu yang lama.
Seharusnya Dibatasi
Mantan pelatih Bhayangkara FC itu menyarankan agar durasi pengecekan VAR dibatasi maksimal 2 hingga 3 menit untuk memastikan bahwa permainan dapat dilanjutkan tanpa gangguan yang berarti.
“Saya tidak tahu kenapa lama sekali. Semua orang frustrasi. Pemain, pendukung. Kurang enak rasanya jika penonton juga menonton dan menunggu lama. Maksimal 2-3 menit dalam pengambilan keputusan,” ungkap Paul Munster.
Pada akhirnya, Persebaya menang 1-0 atas PSS Sleman. Gol tunggal laga ini lahir lewat titik putih hasil eksekusi Bruno Moreira (78’). Bajul Ijo mendapat penalti setelah Kasim Botan dilanggar pemain PSS di kotak terlarang.
Advertisement