Bola.com, Jakarta - Dunia kini menanti aksi bintang muda Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan. Gelandang berbakat 19 tahun itu menjadi senjata teranyar klub Liga Inggris, Oxford United.
Baca Juga
Advertisement
Ihwal bergabungnya Marselino Ferdinan ke klub kasta kedua sepak bola Liga Inggris disambut gembira pecinta sepak bola di Tanah Air.
Harapannya mantan pilar Pesebaya Surabaya bisa menampilkan permainan terbaiknya dalam dua tahun masa kontraknya di sana.
Marselino Ferdinan layak bermain di level lebih tinggi, mengingat kelahiran 9 September 2004 merupakan salah satu pemain muda berbakat yang sepak terjangnya bareng Timnas Indonesia tak perlu diragukan lagi.
Marselino Ferdinan sosok penting di balik kesuksesan Indonesia memenangkan medali emas sepak bola SEA Games 2023, membawa Timnas Indonesia U-23 melaju ke semifinal Piala Asia U-2024, dan juga mengantarkan Tim Garuda ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sebelumnya di Belgia
Sebelum merapat ke Oxford United, penyerang kesayangan Shin Tae-yong sempat berkarier di Belgia, kala memperkuat Deinze.
Hanya saja ia jarang mendapat kesempatan bermain sehingga pada Juni 2024 dipulangkan sejak kedatangannya pada 2023.
Bermain di Inggris tentunya sangat menggembirakan Marselino Ferdinan dan inilah saatnya ia membuktikan kelasnya.
Terpenting lagi jangan sampai mengecewakan dua nama besar di balik kepilikan saham Oxford United, Anindya Bakrie dan Erick Thohir.
Advertisement
Pemain Pernah Bermain di Klub Milik Erick Thohir dan Anindya Bakrie
Bak ketiban durian runtuh, Marselino Ferdinan sama sekali tak menyangka kalau dirinya bisa mengenakan jersey keramat Oxford United.
Anak muda ini bernazar tak akan melewatkan begitu saja kesempatan emas yang sudah berada digenggamannya. "Saya akan memberikan 100 persen kemampuan saya," janjinya.
Oke, sembari menanti nazar Marselino Ferdinan dari nun jauh di Inggris, sekarang mari kita lihat kembali sejumlah nama yang pernah merumput di klub milik Erick Thohir dan Anindya Bakrie.
DC United - Syamsir Alam, Andik Vermansyah
Sebelum Oxford United, Erick Thohir pernah punya klub sepak bola yang bermarkas Audi Field, Washington DC, Amerika Serikat yakni DC United.
Erick Thohir menguasai klub tersebut cukup lama, dari 2012 hingga 2018. Pada 25 Januari 2013, DC United mendatangkan bakat muda Indonesia saat itu, Syamsir Alam, dari CS Vise, Belgia, sebagai pemain pinjaman.
Hanya saja, di tahun itu juga, Syamsir Alam kembali ke Indonesia lalu bergabung dengan Sriwijaya FC. Musababnya, Syamsir Alam gagal bersaing menembus tim utama DC United yang bermain di kasta tertinggi Amerika Serikat, Major League Soccer (MLS).
Satu lagi pemain hebat Indonesia di masanya yang pernah bermain bareng DC United adalah Andik Vermansyah. Disebutkan, DC United berminat merekrut Andik Vermansyah dan ia kemudian melakoni trial selama dua pekan pada September 2012. Saat itu ia masih berusia 20 tahun.
Melihat bakatnya yang mumpuni, DC United sempat memberinyaa unjuk aksi selama 45 menit dalam liga cadangan MLS versus Monteral Impact.
Sayangnya, Andik Vermansyah memutuskan kembali ke Indonesia dan selanjutnya menerima pinangan klub Malaysia, Selangor. Belakangan Andik Vermansyah mengaku menyesal karena tak merespons sinyal positif DC United.
Advertisement
CS Vise - Syamsir Alam, Alfin Tuassalamony, Yericho Christiantoko
Jauh sebelum Marselino Ferdinan meledak, ketiga pemain ini digadang-gadang bakal menjadi pemain masa depan Timnas Indonesia.
Di eranya, baik Syamsir Alam, Alfin Tuassalamony, maupun Yericho Christiantoko merupakan idola seluruh remaja Indonesia. Hampir setiap hari nama mereka beredar di media massa, terlebih harian serta tabloid olahraga.
Maklum, ketiganya, di usia yang masih sangat belia, sudah ditempa di sepak bola luar negeri, termasuk bermain di CS Vise, Belgia, milik Grup Bakrie.
Sayang, karier ketiganya tak berjalan seperti yang diharapkan. Ketatnya persaingan membuat talenta-talenta muda minim menit bermain.
Syamsir Alam hanya tampil dalam 10 laga sejak kedatangannya pada 2011 hingga cabut dari sana pada 2013.
Alfin Tuassalamony bernasib lebih baik dari Syamsir Alam. Ia menorehkan 49 penampilan dengan torehan sebiji gol. Yericho Christiantoko sendiri cuma mencatatkan enam penampilan.