Bola.com, Kediri - Ada misi dan obsesi besar sedang berusaha dipupus Ramiro Fergonzi di Persik Kediri. Sebagai striker utama, dia ingin memperbaiki performa dan membawa Macan Putih mengaum keras di BRI Liga 1 2024/2025.
Pemain asal Argentina ini juga telah pecah telur dengan mencetak satu gol ke gawang PSS, kala Persik menang 0-2 pada tandang pekan kedua di Stadion Manahan Surakarta, awal pekan lalu.
Advertisement
Musim lalu, Fergonzi mengoleksi 12 gol bersama Persita. Rekor inilah yang bakal ditingkatkan lagi bersama Persik. Penyerang yang pernah berbaju Persipura ini juga dituntut lebih produktif lagi. Setidaknya Fergonzi bisa menyamai atau lebih bagus ketimbang Flavio Silva yang hijrah ke Persebaya.
"Saya senang bisa cetak gol pertama untuk Persik Kediri musim ini. Awal musim selalu tak mudah. Tapi, berkat bantuan teman-teman di tim, saya berhasil membuat gol. Yang lebih penting lagi, kami meraih kemenangan," katanya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Utamakan Tim
Meski jadi tumpuan utama urusan menjebol gawang lawan, Fergonzi lebih mengutamakan kepentingan tim.
"Tim di atas misi pribadi. Asal Persik bisa menang, siapapun yang cetak gol tak masalah bagi saya. Musim ini, saya bertekad tampil lebih baik. Apakah bikin gol atau banyak memberi assist atas gol tersebut," ujarnya.
Di Persik, pemain berusia 32 tahun ini memilih jersey bernomor 9. Pilihan Fergonzi sangat menarik. Pasalnya selama ini di Persik ada mitos pemain yang memakai nomor punggung itu selalu dirundung sial. Jika tak mengalami cedera, si pemain sulit mencetak gol alias mandul.
Advertisement
Keemasan No 9
Cerita kekeramatan nomor 9 dimulai dari Johan Prasetyo pada 2006. Saat itu, striker jebolan Diklat Salatiga itu sedang di masa keemasannya. Dia mengalami lutut pada laga semifinal Ligina 2006 antara Persik kontra Persmin Minahasa. Cedera ini memaksa Johan harus pensiun dini di usia muda.
Pemain berikutnya yang gagal bersinar di Persik dengan nomor 9 adalah Machia Mallock dan Zhang Shuo.
Kedua pemain asing ini tak bertahan lama di skuad Macan Putih akibat cedera, sehingga tersingkir dari tim. Terakhir kali, musim lalu, bomber asal Brasil, Jefinho terpaksa menepi dan pulang ke negaranya akibat cedera pula.
Mitos Bagaimana?
Lalu, bagaimana tanggapan Fergonzi dengan mitos itu?
"Saat memilih angka itu, saya sudah diberitahu teman-teman. Kalau nomor 9 bawa sial. Tapi bagi saya itu hanya sebuah angka. Jika saya berpikiran positif, saya tak terbebani dengan mitos itu. Bukan punya maksud sombong, semoga saya bisa menghilangkan mitos itu. Sehingga nanti, setelah saya tak di Persik lagi, tak ada pemain lain yang takut pakai nomor ini," tuturnya.
Fergonzi pun telah memantapkan tekad. Sebagai profesional, dia akan berusaha keras baik di latihan maupun pertandingan. "Yang penting, saya harus serius dan bekerja keras. Dengan begitu, saya bisa main lebih bagus dan membantu Persik," pungkasnya. (
Advertisement